Chapter 3
Setiap makhluk yang bernyawa pasti akan mati. Dan hal yang paling dekat dengan manusia adalah kematian.
Backsong : Tak Ada Yang Abadi
-Noah-~•~
Disepanjang koridor menuju ruang ayahnya Yuki berjalan dengan setengah berlari menyeret-nyeret kasar kakinya dibelakangnya tampak Keyna yang mengikuti jejak langkah Yuki ia juga ikut terbawa panik setelah mengetahui kabar buruk yang diterima oleh sahabatnya.
Dengan nafas terengah-engah Yuki menghampiri Stefan dan Ratna yang masih duduk termangu menunggu dikursi tunggu. Setengah jam yang lalu dokter memeriksa keadaan Awan dan masih belum ada tanda-tanda kemunculannya.
"Gimana keadaan papa?" tanya Yuki panik. Ia tak menyangka papanya akan kembali drop padahal sebelum ia pergi papanya masih baik-baik saja.
Stefan menggeleng.
"Tante nggak tau ki, udah hampir setengah jam tapi dokter masih belum keluar" jawab Ratna dengan nada sendu yang menyiratkan kekhawatiran yang sama.
"Papa kenapa? Kok bisa papa kambuh lagi?" tanya Yuki bergantian memandang Stefan dan Ratna. Namun tidak ada yang menyuarakan suaranya.
Disela kegelisahannya mata Yuki berbinar , pintu putih ruang perawatan papanya terbuka memunculkan seorang dokter yang langsung disambut serempak oleh mereka.
"Pak Awan meminta kalian masuk ada yang ingin beliau sampaikan" ucap dokter Iman dengan raut wajah serius . Yuki dan yang lainnyapun segera memasuki ruang intensif Awan.
"Papa ada apa? Kenapa bisa kambuh lagi?" tanya Yuki cemas tanpa terasa pipinya basah oleh buliran-buliran air yang turun dari kedua matanya.
Kondisi Awan kini seperti saat pertama kali ia dibawa kesini."Sabar sayang,kondisi papa kamu masih belum stabil." Ratna mengelus pelan bahu Yuki lembut untuk menenangkan meskipun ia sendiri juga merasa cemas.
Awan menatap Yuki disebelah kanannya dan Stefan yang berada disebelah kirinya bergantian. Perlahan tangan lemas Awan menyatukan tangan Yuki dan Stefan.
"Papa mau kamu dan Stefan menikah" ucap Awan terbata-bata yang membuat Yuki sontak melebarkan kelopak matanya, terkejut akan permintaan papanya. Sedang Stefan menampakkan raut wajah tak terbaca dan flatnya, tidak menunjukkan keterkejutan sama sekali. Ia menatap Yuki tegang menunggu jawaban yang akan Yuki berikan.
Yuki bingung sekarang keadaan papanya sedang memburuk. Yuki tidak punya pilihan lain. Ia bagaikan berada diujung tanduk saat ini.
Yuki masih bergeming.
Pikirannya berkecamuk memikirkan semua konsekuensi dan hal terburuk yang akan diterimanya.
Ratna merangkul lalu mengelus pundak Yuki yang berada disampingnya seakan memberi dukungan dan semangat. Ia yakin Yuki bisa menentukan keputusan yang tepat.
"Baik," Yuki menghela nafas dengan berat ia seakan tercekik setelah melontarkan ucapannya sendiri "kalo itu keinginan papa" lanjut Yuki dengan berat hati.
Stefan yang mendengar jawaban itu merasa lega diam-diam ia tersenyum samar. Begitupula Awan dan Ratna yang senang mendengar jawaban Yuki.
'Maafin aku Al'Ratna yang mendengar hal itu segera menghubungi kerabat-kerabatnya yang lain untuk membantu mengurus semuanya. Ratna sendiri tidak menyangka Awan akan meminta menikahkan Yuki hari ini. Tapi ia hanya bisa mendukung dan membantu sebaik mungkin.
Begitupula Stefan menghubungi keluarga dan kerabat dekatnya.~•~
Bagi Yuki hari ini bagaikan mimpi buruk dan ia ingin segera terbangun agar ia tak perlu melanjutkan pernikahan dadakannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
IF YOU
Fiksi PenggemarBlurb Yuki terpaksa menikah dengan laki-laki yang tidak ia harapkan sebelumnya karena untuk menuruti permintaan terakhir mendiang sang ayah. Akhirnya ia pun menjalani pernikahannya dengan keterpaksaan. Ia tidak bisa menerima dan mencintai suaminya k...