6.Wanita dari Masa Lalu

1.4K 138 17
                                        


Maafkan atas ketidakjelasan cerita abal-abal saya :v

Karena semua cerita saya dibuat dengan spontanitas dan kebanyakan tidak direncanakan :v sehingga rasanya asem asin pahit dll. Dan menghasilkan rasa yg enggak enak :v

Happy Reading

Chapter 6



Stefan cukup terkejut dengan kehadiran sahabat lamanya yang sudah berpisah tujuh tahun lamanya. Meskipun telah banyak perubahan pada gadis itu namun Stefan masih mengingatnya dengan jelas.

"Aa... Efan aku kangen banget sama kamu" pekik Nasya semringah memeluk Stefan yang spontan berdiri dari kursi kebesarannya. Stefan juga merasa rindu tapi entah kenapa ia merasa risih dipeluk oleh Nasya. Stefan menghembuskan nafas lega ketika Nasya mengurai pelukannya.

"Nasya, kapan kamu pulang?" tanya Stefan menyuarakan isi pikirannya. "Kamu kok gitu sih fan" sahut Nasya memajukan beberapa senti bibirnya. Kesal karena sambutan Stefan yang seperti tak senang dengan kembalinya ia ke Indonesia. Padahal ia kembali hanya untuk pria itu.

"Kamu gak seneng aku pulang?" tanya Nasya merajuk. "Bukannya gitu sya. Aku...aku cuma kaget aja. Eung....aku juga kangen kok sama kamu" balas Stefan tersenyum kikuk. "Ternyata kamu masih belum berubah ya, masih aja kaku kaya robot" ejek Nasya bermaksud menggoda. Stefan hanya menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Emang gitu ya sya?" tanya Stefan dengan wajah polosnya yang membuat Nasya geregetan mencubit pipi Stefan gemas.
"Aduh.. Sya sakit tau pipi aku kan bukan kue, main cubit aja" ringis Stefan.
"Abisnya kamu gak banyak berubah, tetep efanku yang imut" ujar Nasya keceplosan,"eh maksudku sahabatku yang paling imut" sambung Nasya.

Stefan memberengut karena tak suka disebut imut. Ia merasa tampilannya jauh dari kesan imut. Tapi Nasya hobi sekali memuji jika ia itu imut. Nasya terkekeh kecil dengan ekspresi Stefan.

"Iya deh Efan sekarang makin ganteng dan berkharisma.Keren deh kamu sekarang" puji Nasya mengacungkan dua jempolnya dihadapan Stefan sedang Stefan tersenyum simpul dengan pujian itu. Sejak tadi hanya ia yang dinilai dan dibahas. Sekarang Stefan memerhatikan penamilan Nasya yang elegan dan cantik dengan gaun hitam selututnya.

"Kamu juga makin cantik dan terlihat lebih dewasa sekarang. Tak seperti dulu" puji Stefan. "Emang dulu aku gak cantik apa? Nyebelin deh" rajuk Nasya.
"Eh, maksud aku bukan gitu. Dari dulu kamu cantik kok tapi sekarang lebih keliatan cantik" imbuh Stefan. Pipi Nasya merona dengan pujian Stefan. Pertama kalinya ia mendengar Stefan memujinya tanpa harus ia yang minta untuk dinilai.

"Makasih efan. Oh ya aku lupa, aku kan kesini mau ajak kamu jalan. Tapi kayanya kamu sibuk ya?" tanya Nasya menelisik berkas-berkas yang menumpuk dimeja Stefan.

Sebenarnya pekerjaan Stefan cukup banyak tapi saat ini ia butuh untuk sekedar menghirup udara segar.

"Eng...enggak kok. Ayo! Mau jalan kemana?" seru Stefan menampilkan lesung pipit dikedua pipi Nasya.
"Efan serius nih? Kamu gak sengaja ninggalin kerjaan kamu buat aku kan?" tanya Nasya tak percaya. "Iya, enggak kok, aku juga lagi mumet pengin nyari udara segar kebetulan ada kamu jadi aku gak sendirian" jawab Stefan santai yang ditelinga Nasya terdengar seperti curhatan. Sejak tadi ia belum menanyakan apa Stefan sudah memiliki kekasih atau belum. Tapi ia tahan, ia akan menanyakan hal itu nanti pada waktu yang tepat. Ia berharap Stefan masih single sehingga kali ini ia bisa mendapatkan dan memperjuangkan Stefan.

"Kamu kok bengong? Ayo" ajak Stefan setelah membereskan berkas-berkas yang tadi sempat ia periksa.

"Oh,ah iya ayo " balas Nasya tersenyum semringah.

'Aku pasti bisa dapetin kamu fan'

~•~

Nasya sudah duduk manis disamping Stefan. Ia tak menyangka bisa memandang pria itu lagi. Laki-laki yang telah ia sukai dan kagumi sejak dibangku putih biru. Teman remaja yang berubah menjadi cinta perempuan pada laki-laki.

IF YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang