Aku di sini masih menanti raungan suara hati mu yang tulus memanggil namaku dengan penuh kasih
Aku masih menanti ukiran senyum mu yang lembut
Aku masih menanti semua tentang mu
Berulangkali dunia menyadarkanku
Akan ketidakberuntungan ku
Yang telah tinggal bersama bayangan hitam yang setia menemani
Semesta membangunkan lamunanku
Membawaku dari alam mimpi
Menuju kenyataan yang menohok hatiYa....
Aku tak lagi dapat bersamanya
Aku telah di acuhkan
Aku bagai onggokan daun kering di depan matanya
Usang..
Jelek..
Kering
Dan rapuh..
Tinggal ia injak dengan semua rasa menyesal atau rasa benci
Yang ku tahu...
Rasa yang dulu ia beri untukku
Sudah sirnaMeski semua telah membangunkanku
Menyadarkanku..
Tetap aku akan lagi dan lagi..
Menanti..
Berharap..
Memuja..
Dan berangan..
Tentunya tentangmu....
Kamu yang selalu di sini..
Di sisi ku..
Di hati ku...
Meski itu hanya terlihat dalam angankuTak peduli..
Akan ada berapa ribu orang yang menyebutku gila
Menghinaku sebagai orang bodoh
Bagiku..
Cinta bukanlah kebodohan..
Tapi ketulusan dan kesetiaan
Tiada cinta yang bodoh
Biar caraku mencintai bagai orang tak waras
Aku tak peduli
Aku hanya ingin bahagia..
Meski dengan luka

KAMU SEDANG MEMBACA
Elegi Senja
PoetryKala hidup tak sehangat mentari senja Tak semenawan mega merah Juga tak seindah langit biru Ingin pergi saja bersama matahari terbenam Namun tak ada gunanya jika menjadi sebodoh itu