Part 2

599 13 4
                                    

Aku berjalan gontai menuju kelasku yang berada jauh di ujung sana(sebenarnya deket, hanya saja kalo mikirin sekolah, kelas jadi kayak jauh banget dan bikin males).

"Kariiiinnn!!!!!"seru seseorang di belakangku. Karena kaget, aku langsung membalikkan tubuh dan melihat ada cewek yang tablonya gak ketulungan tapi dia adalah bagian terpenting dalam hidupku urutan ketiga setelah Tuhan, lalu keluarga.

"Berisik!! udah kaya mpok nori aja kamu, vin"omelku.

"Biarin! Sekarang kita gak usah bahas mpok nori deh, aku mau kasih tau sesuatu sama kamu!"katanya sambil menatapku tajam.

"Ngasih tau apa? Buruan deh, aku pengen lihat mario nih.. biasanya kan dia main basket noh di lapangan"ucapku.

"Justru itu, rin. Aku kemarin ngelihat dia itu nembak Oline di depan umum! Dan kamu tahu apa respon dari oline?"

Deg!

Tiba-tiba dadaku sesak, memang sudah sering aku mendengar berita bahwa Mario mencintai Oline. Tapi, aku gak pernah nyerah untuk dapetin dia.

"Emang apa?"tanyaku.

"Dia nolak mario!!"What?? Cowok seganteng mario di tolak?! gila tuh cewek, mau cari cowok yang kaya gimana dulu sih supaya mau? Tapi, beruntung juga sih, jadi ada lowongan untuk masuk ke hati Mario wkwkwk.

"Ohh, emang gila tuh si oline, tapi yaudah ah yuk ke kelas. Kan itu merupakan peluang juga untuk aku,"

*****

Pada jam pelajaran kedua di mulai, aku merasakan tidak enak badan dan mual. Sepertinya aku salah makan deh tadi pagi. Akhirnya, aku minta izin untuk istirahat di ruang kesehatan untuk sementara waktu.

"Kamu keringat dingin ya, nak Karin? Mari tidur dulu"seru bu lenna.

"Ya, bu makasih"akupun berbaring di atas ranjang dan tertidur. Didalam mimpiku, ada seseorang datang kepadaku dan memberi secarik kertas. Aku tidak tahu apa isi kertas itu dan siapa orang itu. Dan terakhir kali yang aku ingat, di mimpi itu aku menangis.

*****

*Vina's view*

Saat jam kedua di mulai, Karin mendadak gak enak badan dan di bawa ke ruang kesehatan. Jadilah saat istirahat kedua, aku jajan ke kantin sendirian.

Saat sedang memesan bakso, ada yang menepuk pundakku dan saat kubalik badanku, aku terkejut melihat orang itu. Dia adalah Mario. Ada apa, ya?

"Kamu temannya Karin, kan?"tanyanya. Dia memang tidak terlalu mengenalku karena kami berbeda kelas.

"I..iya"jawabku gugup.

"Bisa tolong panggilkan Karin?"tanyanya.

"Mmmm.. dia sedang di ruang kesehatan, tadi dia mendadak tidak enak badan"

"Oh.. hmm, kalau gitu aku ingin tanya sama kamu saja. Apa benar kalau dia menyukaiku?"tanyanya.

"Euuh.. mm.."aku menggaruk kepalaku yang sama sekali tidak gatal. Apakah aku harus memberi tahu dia? Ya! Ya! Ini demi kebaikan Karin.

"Ya benar"jawabku.

"Oh, tolong bilang sama dia, besok temui aku di taman belakang sekolah saat jam istirahat kedua"

"Oh iya, pasti"

"Baiklah, terimakasih!"katanya lalu pergi. Hanya itu? Oh ya sudah.

(Memangnya aku berharap apa? Mario akan menyatakan cinta padaku? Gila aja! Tapi, semoga dia akan menyatakan cinta pada Karin) Sesungguhnya aku akan bahagia kalau karin bahagia :')

Our PromisesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang