Meet Him

2.5K 76 0
                                    

*12 bulan yang lalu

Setelah selesai makan aku bergegas menuju ruang persalinan. Aku memasuki ruangan dan melihat seorang Ibu yang menahan sakit perutnya. Sepertinya sang ibu siap untuk melahirkan. Aku memegang kedua tangannya dan mencoba menenangkan si Ibu.

"Tarik napas bu,pelan-pelan buang. Terus bu,tarik napas dan tetap rileks. Sebentar lagi Dokter Amoza datang."

Tak berapa lama dokter Amoza memasuki ruangan dan sudah siap dengan segala peralatan yang sudah siapkan.

"Tarik napas keluarkan Bu." Aku berusaha menenangkan sang Ibu dengan memegang tangannya. Sang ibu hanya ditemani mertua nya saja karena suaminya sedang tugas. Yang aku tahu suami Ibu ini adalah seorang TNI.

Tak berapa lama terdengar suara tangisan sang bayi. Aku begitu terharu. Ya Allah rasa nya aku pun bahagia. Bayi nya lucu dan gemuk. Aku pun mengambil alih untuk membersihkan sang bayi.

Setelah selesai aku memberikannya pada sang Ibu.

"Selamat ya bu,anaknya laki-laki. Bayi nya sehat dan gemuk." Sang ibu mencium bayi nya. Terlihat begitu bahagia.

"Kamu nanti buat laporan observasi kelahiran Ibu Izana. Saya harus menangani pasien yang lain. Terima kasih karena telah membantu dan berhasil." Dokter Amoza pun tersenyum padaku. Sungguh,manis sekali. Aku hanya membalas senyumnya dengan sumringah.

Waktu sudah menunjukkan jam pulang. Aku pun mengambil tas ku untuk pulang. Ketika aku sedang menunggu kendaraan ada seorang Ibu hamil yang sepertinya hendak melahirkan. Aku langsung menghampirinya. Dan memapahnya

"Ibu tarik napas dan keluarkan. Tetap rileks ya bu." Aku merasa kesusahan memapahnya. Di saat bersamaan ada seorang TNI militer yang hendak memasuki mobil.

"Mas-mas,bisa tolong bantu saya untuk memapah Ibu ini? Tolong Mas ibu ini mau melahirkan."

Akhirnya kami membawa sang Ibu ke dalam rumah sakit karena itu tempat terdekat. Semua Dokter kandungan sudah pada pulang. Akhirnya aku yang menangani sang Ibu melahirkan. Rasanya aku deg-degan dan takut sekali.

Aku pun berusaha membimbing sang Ibu untuk tarik napas dan rileks. Tak berapa lama terdengar tangisan bayi. Cantik dan lucu. Aku sangat bersyukur karena aku berhasil membantu sang Ibu melahirkan. Aku pun memberikan bayi nya pada si Ibu setelah membersihkan dan memakaikannya kain.

"Oh iya mengapa Ibu sendirian sedang hamil besar begitu?" Aku mencoba mencari tahu.

"Iya soalnya Ibu dari belanja makanan. Ibu tidak tahu jika akan melahirkan. Padahal kemarin dokter bilang ibu akan melahirkan 2 minggu lagi."

"Hem,seperti itu. Ya sebaiknya Ibu jika sedang hamil besar tidak usah bepergian jauh dan sebaiknya ditemani. Ya sudah bu saya pulang dulu ya. Nanti ada suster yang mengantarkan makanan."

Hari ini benar-benar menegangkan. Tetapi,aku senang karena akhirnya sang Ibu dan bayi selamat. Oh iya,bagaimana dengan Mas-mas TNI itu? Aku pun keluar ruangan dan menemukannya sedang duduk. Syukurlah belum pulang.

"Terima kasih ya Mas sudah membantu. Saya benar-benar panik dan takut tadi."

"Iya sama-sama. Bagaimana dengan Ibu dan bayi nya? Maaf saya menunggu karena saya merasa khawatir juga."

"Alhamdulillah selamat dan bayinya cantik. Maaf ya Mas."

"Oh tidak apa-apa saya senang membantu. Mmm...namamu siapa? Sepertinya kamu masih belia." Ia tersenyum begitu ramah. Badan nya tegap dan kokoh. Sungguh,ini indah.

"Nama saya Nisya Azahra. Iya saya masih berusia 20 tahun dan Bidan baru di Rumah Sakit ini. Kalau Mas siapa nama nya?" Aku tersenyum pada nya.

"Begitu. Ternyata kamu seorang bidan. Nama saya Muhammad Dirgantara Armadi. Senang berkenalan dengan Bidan cantik dan baik hati sepertimu." Ia tersenyum padaku. Itu benar-benar membuat hati ku meleleh.

"Mas ini bisa saja. Nama nya juga perempuan ya cantik." Aku tersenyum padanya.

"Biar saya antar pulang bagaimana? Apakah kamu bersedia?"

"Mmm..bagaimana ya,apa tidak apa-apa? Lagi pula kita baru kenal."

Ia hanya tertawa melihatku. Apakah aku lucu? Mengapa ia tertawa?

"Kau polos sekali. Tenang saja aku tidak ada maksud jahat. Hanya saja aku tidak bisa membiarkan Bidan cantik ini pulang sendirian." Lagi-lagi pria ini membuat hatiku meleleh. Aku pun pulang diantar olehnya. Dan pria ini memang benar,aku pulang dengan selamat. Hari yang menyenangkan.

"Bertemu Bidan cantik? Wah,sepertinya aku Kapten yang beruntung. Ia gadis yang lucu dan polos. Benar-benar kejutan pertemuan pertama ini." - Muhammad Dirgantara Armadi

"Aku benar-benar canggung dan malu. Pria militer ini lagi-lagi memujiku yang membuat hati ku meleleh. Pertemuan pertama dengan pria berseragam yang aku sendiri merasa bahwa ini kejutan." - Nisya Azahra

Captain or DoctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang