"Terkadang rindu tidak dimiliki oleh dua orang melainkan hanya satu dan sepihak." (Bd Nisya Azahra,A.Md,S.Keb)
Ketika kesibukan mengalahkan rasa perduli lantas bagaimana mengembalikan segala sesuatu yang telah terangkum indah?
Menebar senyum adalah satu-satu nya cara untuk menutupi kesedihan yang ada di hatimu.
"Kalau kamu mau nya begitu, cari saja yang lain. Ada banyak laki-laki yang lebih baik dari aku." Rahang nya mengeras dengan tatapan nya yang tajam. Aura kemarahan tercetak jelas di wajahnya. Mata ku memerah dan terasa panas dengan air mata yang terbendung,siap jatuh dan mengalir deras.
"Bukan kata-kata itu yang ingin aku dengar. Terkadang aku tak mengerti apa yang ada di dalam fikiranmu." Hati ku sakit,sangat. Mengapa tak pernah berfikir panjang dan ke depan? Jika tak ingin lantas mengapa memilih?
***
"Bukan profesimu yang membuatmu hebat,melainkan kualitas yang ada di dalam dirimu sehingga kamu mampu menjadi super star di dalam profesimu itu. Karena semakin berkualitas seseorang maka ia akan ada di posisi terbaik dan terhebat di dalam profesi tersebut." - (Mayjen Muhammad Dirgantara Armadi)
"Kebanggaan terbesar adalah ketika aku mampu menyelematkan malaikat kecil yang terlahir ke dunia dengan tanganku." - (Bd Nisya Azahra)
Ketika satu langkah kakimu beranjak pergi dari gerbang istana kita itu artinya saya harus merelakanmu menjadi milik negara kembali.
Bagaimana cara ku untuk membuat mu bahagia? Mengapa akhir-akhir ini Mas selalu mempermasalahkan hal-hal kecil. Tak lagi adakah rindu dihatimu untuk aku Mas? Suara itu terus mengganggu fikiran dan benak ku. Bagaimana aku harus berkata? Sedang waktu dinas mu selalu lebih lama dibandingkan waktu mu dirumah. Tak terasa air mata terus menetes. Aku memeluk kedua lutut ku. Menarik nafas dan mencoba mencari oksigen segar di taman belakang rumah ku. Saat ku pejam kan mata,aku merasa seperti ada yang memelukku dari belakang dan mencium pipi ku yang basah karena air mata. Aku seperti mencium aroma Mas Dirga. Ah,lagi-lagi sepertinya aku terlalu merindukannya hingga aku mengkhayalkan yang tak mungkin.
"Sayang,maafin Mas." Ku dengar suara berat milik Mas Dirga. Tapi itu tak mungkin. Apakah Mas Dirga sudah kembali?
"Sayang,bukalah mata mu. Ini bukan mimpi." Aku mencoba mengikuti suara itu. Perlahan-lahan ku buka mata ku dan aku menemukan laki-laki ku tepat di hadapanku. Aku sangat bingung dan ingin menangis. Laki-laki yang menjadi candu kerinduanku kini kembali dengan senyuman manis di wajah nya itu. Ada guratan rindu di kening nya. Aku memegang wajah nya dengan kedua tangan ku. Mas Dirga memejam kan mata nya dan menciumi tangan ku. Air mata ku semakin mengalir.
"Apakah ini mimpi?" Aku mulai menyuarakan apa yang menjadi kebingunganku.
"Tidak. Ini nyata. Maafin Mas karena membuat mu seperti ini. Mas terlalu egois memikirkan diri Mas sendiri."
Aku hanya menunduk dan semakin menangis. Jika mengingat pertengkaran itu memang membuat ku sakit lagi. Hati ku meringis setiap kali mengingat itu. Tetapi aku tak bisa membohongi diriku bahwa aku sangat merindukannya.
"Jujur aku kaget ketika Mas bicara seperti itu saat pertengkaran kita. Mas tahu tidak? Hati ku sangat sakit terlebih itu hari dimana Mas akan berangkat dinas selama 2 bulan diluar kota." Aku menatap wajah Mas Dirga yang penuh rasa bersalah.
"Setiap kali aku tidur,aku hanya menciumi kemeja mu dan menangis dalam gelap. Bisa Mas bayangkan itu?" Air mata ku semakin deras dan nada suara ku meninggi.
"Maafkan Mas,Mas bisa jelaskan semua nya. Mas tahu Mas salah." Wajah nya memohon padaku dan memeluk tubuhku. Mas Dirga menangis. Aku merasakan pundak ku yang basah. Ia mengendurkan pelukannya dan menatap wajah ku. Mata nya terlihat sangat lelah.
"Mas rindu dengan mu." Hanya berjarak 5 cm Mas Dirga menatap dan mengatakan kalimat yang membuat ku menghangat itu. Ku rasakan lembut bibir nya menempel di bibir ku. Lama ia hanya menempelkan bibirnya dan tak melakukan apapun. Tiba-tiba ciuman itu semakin menuntut. Seperti menyiratkan kerinduan yang sangat mendalam. Mas Dirga melepaskan ciuman nya dan tersenyum.
"Jangan menangis lagi dan jangan pernah tinggalkan Mas,apalagi berpaling dengan laki-laki lain."
*flashback on
Rindu sekali lagi. Pada tatap yang menuju entah kemana,mencari wanita ku.
" Mas yang buat aku sedih,Mas yang buat aku takut. Apa yang harus lakuin?" Suara itu terngiang di kepala ku. Betapa bodoh rasa nya dengan apa yang telah ku perbuat pada wanita ku.
"Bahkan rasa nya sudah hambar,karena ini bukan kali pertama. Sejak awal aku selalu menanyakan keseriusan mu dalam berkomitmen,tapi apa Mas sekarang? Kenapa kamu mudah menyerah. Ini lebih dari kecewa." Kalimat-kalimat itu terus menganggu fikiran ku. Aku merasa kehilangan wanita ku saat ini. Tak pernah sebelumnya seperti ini.
Aku sungguh tak bisa menahan rindu ini,semakin ku biarkan semakin membunuh dan menyiksa.Dan aku akan pulang segera untuk menemuimu. Aku sayang kamu,Neisya.
*flashback off
Sejak tadi aku hanya bolak-balik ke kamar mandi,aku sudah tak kuat,badan ku lemas karena aku muntah-muntah. Mas Dirga terbangun dengan guratan kebingungan di wajahnya. Ia bangun dan menghampiri ku.
"Sayang,are you okay?"
"Mmm...gak papa kok Mas,kayak nya masuk angin aja karena aku dari 2 hari yang lalu kan memang tidak enak badan."
"Kita ke dokter ya sekarang?"
"Enggak usah,nanti saja sekalian aku berangkat kerja. Mas harus siap-siap sekarang untuk kerja."
"Gak mau ah,Mas mau kamu sekarang salin biar Mas yang nemenin."
"Udah Mas kerja aja,aku siapin baju sekarang Mas mandi. Ya suami ku sayang?" Aku mengusap pipi nya. Mas Dirga memegang tangan ku dan menurunkannya.
"Kamu itu jangan bandel. Udah,buay Mas kamu yang penting. Atau kamu mau nya periksa sama dokter Moza itu ya? Makanya gak mah du temenin Mas." Mas Dirga menyingkap tangan nya dan berlagak marah.
"Maassss...." aku melototi Mas Dirga.
"Ih sebel aku,yaudah iya aku ganti baju dulu. Mas tuh jangan berfikiran aku ada apa-apa sama dokter Moza terus dong. Aku sama dia cuma partner kerja."
"Nah gitu dong. Iya iya Mas percaya kok. Kamu kan sayang dan cinta nya cuma sama Mas,buktinya kemaren ditinggal nangis terus gak mau makan pula."
"Ihhh,Mas Dirga nyebelin. Ugh." Aku menghentakkan kaki ku dan masuk ke kamar.
Aku dan Mas Dirga pergi ke dokter Boy Abidin. Dan betapa terkejut nya kami saat di USG ada janin di dalam rahim ku. Dan ternyata sudah telat 2 bulan. Aku sangat shock sekaligus bahagia. Begitu pun dengan Mas Dirga.
"Selamat ya sebentar lagi jadi calon Ibu dan Mas nya jadi calon Ayah." Dokter Boy tersenyum.
"Ini beneran kan dok istri saya hamil?"
"Iya Mas,istri Mas sudah hamil 2 bulan. Di perhatikan ya kesehatan nya,istri nya di jaga. Banyak makan sayur dan buah. Jangan mudah lelah,aktivitas jangan terlalu berat."
"Baik,siap dok." Mas Dirga terlihat sangat bahagia. Ia tak henti tersenyum. Aku merasa sangat lega dan bahagia melihat suami ku demikian.
"Hampir ku rapuh dan tak mampu menopang. Namun,kesadaran hati masing-masing yang menuntut untuk kembali menjadikan satu dan utuh lagi. Aku jaga takdir ku." (Neisya Azahra)
KAMU SEDANG MEMBACA
Captain or Doctor
RomanceNisya Azahra adalah gadis berusia 20 tahun. Ia cantik dan selalu tampil ceria. Gadis ini selalu dipanggil baby face karena wajahnya yang begitu imut seperti anak bayi. Suatu hari ia bertemu dengan seorang Letnan,laki-laki itu adalah Kapten Pasukan K...