Bab 7

8.6K 253 30
                                    

Typo bertebaran guys...

Happy reading....

*****

Remi POV

"MENGAPA PRIA ITU MEMANGGILMU HONEY LEN, APA DIA KEKASIHMU. JAWAB KAKAK LEN" ucapku dengan penuh penekanan pada setiap kata-kata yang aku ucapkan.

"Itu bukan urusan kakak" ucap Lena sambil mengangkat dagunya menatantangku.

Entah mengapa tiba-tiba aku merasakan sesak yang sungguh menyakitkan di dadaku.

Apa yang sedang terjadi kepadaku. Mengapa saat mendengar kata-kata yang Lena ucapkan aku merasakan sesak yang sangat menyakitkan di dadaku ini

"Apa maksudmu Len. Aku ini kakakmu dan aku berhak melarangmu jika menurutku itu bukan yang terbaik untukmu" ucapku dengan nada suara yang mulai melembut.

"Lalu menurut kakak apa yang terbaik bagiku?" Ucapnya sambil tersenyum sinis kepadaku.

Apa Lena masih marah karena kejadian di restoran beberapa hari yang lalu. Ucapku dalam hati.

"Apa kak?. Kakak tidak bisa menjawab kan" ucap Lena sambil tertawa yang terdengar sangat dibuat-buat.

"Aku tidak pernah melarang kakak untuk dekat dengan perempuan manapun jadi aku harap Kak Remi juga tidak mencampuri urusanku. Mau aku dekat dengan siapa pun itu bukan urusan kakak" ucap Lena yang kemudian membalikan tubuhnya memunggungiku.

"Kakak masih tau pintu keluar dari kamarku kan" ucap Lena yang masih memunggungiku.

Aku merasakan sakit itu lagi saat mendengar kata-kata pengusiran dari Lena.

Mungkin aku memang salah. Aku tau perasaan Lena kepadaku.

Tapi hanya ini satu-satunya cara agar Lena bisa melupakan perasaanya kepadaku. Yaitu dengan menjadikan Serra menjadi kekasihku. Aku yakin dengan menjadikan Serra kekasihku Lena akan membenciku dan melupakan perasaanya kepadaku.

Tapi mengapa sekarang aku merasakan sakit ini setelah semua apa yang aku harapkan benar-benar terjadi.

Aku tidak bisa membohongi diriku sendiri jika aku juga mencintai Lena seperti Lena mencintaiku.

Bukan cinta kakak kepada adiknya tetapi cinta seorang pria kepada wanita.

Aku tau jika ini semua salah. Semakin aku berusaha menjauhi Lena semakin aku mencintainya.

Saat melihatnya bersama pria itu aku merasa cemburu. Aku tau aku egois aku boleh dekat dengan perempuan manapun yang aku mau sedangkan aku tidak mengijinkan Lena untuk dekat dengan lelaki lain.

"Apa kakak tidak tau pintu keluar kamarku" ucap Lena langsung membuyarkan lamunanku.

"Kamu mengusir kakak Len" ucapku dengan nada tidak percaya yang bisa terdengar jelas.

"Baguslah jika kakak mengerti" ucap Lena dengan nada datar.

Aku rasa aku harus membiarkan Lena sendiri dulu untuk saat ini. "Baik kakak akan meninggalkanmu untuk saat ini"

Aku membalik tubuhku menuju pintu kamar Lena yang masih terbuka lebar di hadapanku.

Aku keluar dari kamar tersebut dengan menahas sakit yang menyesakan dada.

Ya aku menyesal melakukan ini semua.

*****
Lena POV

Setelah kaka Remi menutup pintu kamarku tangis yang aku berusaha tahan akhirnya pecah.

Kini kamarku hanya dipenuhi dengan suara isak tangisku yang terasa memyesakan dada.

"Kenapa..kenapa harus sesakit ini. Jika aku tau akan sesakit ini rasanya mencintai aku tidak akan pernah mencintaimu kak. Jika boleh memilih aku akan lebih memilih jatuh cinta kepada Alex yang sudah jelas jelas mencintaiku" gumamku lirih.

I Love You My Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang