Kematian Mereka Kesalahanku

152 9 1
                                    

Cahaya mentari pagi menembus di jendela kamarku, suara nyanyian burung membangunkan diriku dari terlelap tidur.

Hari ini adalah hari pertama aku masuk SMA TODOKAI, aku bersiap-siap mengenakan seragam baru yang tergantung di pintu kamarku.

Roti yang berlapis selai strowberry berbentuk kotak, aku lahap sambil berjalan keluar apartemen. "Aku berangkat" menutup pintu gerbang apartemenku.

Ternyata udara pagi ini cukup membuatku sesak, asap kendaraan yang bertebaran di udara mulai terlihat. Banyak orang di sekitar ku merasakan hal yang sama.

Setelah libur panjang yang aku habiskan di hotel pribadi milik ibu, semua terasa seperti baru di pagi hari ini.

08:00, upacara penerimaan murid baru berlangsung hikmat dan tenang, sambutan dari ketua osis memeriahkan isi gedung olah raga.Siswa terpintar berpidato dengan bangga penuh percaya diri melangkah di samping kanan ku.

40 menit kemudian . . .

Upacara selesai, semua murid meninggalkan gedung olah raga, aku di sambut dengan sekolompok orang yang membawa poster klub mereka.

Keramaian terjadi dimana-mana di setiap sudut sekolah, aku menghindari hal itu semua. Dari dulu semenjak aku SMP aku tidak pernah mengikuti klub manapun.

* * * * *

1 bulan berlalu . . . .

Semua teman di kelasku mulai berbaur menjadi satu, rasa saling memiliki satu sama lain kian terasa diantara mereka.

Sebenarnya ibu, tidak menyetujui kalau aku masuk ke SMA TODOKAI ini. Karena, alasan fasilitas yang kurang memadai, guru berpendidikan lemah. Adalah alasan ibu yang nomor satu.

Sekolah ini adalah tempat dimana satu keluarga ku bersekolah, dimulai dari kakek, nenek, ayah, sampai ibu. Disini lah cinta awal mereka bersemi.

Setiap kali aku menatap awan di luar, ingatanku akan ayah terus datang. Aku tidak mengetahui bagaimana kabar dirinya, terakhir aku melihat ibu bersama ayah bertemu di ruang perceraian.

Kini ibu menjadi tulang punggung dari 2 anaknya, ibu membuka bisnis saham tanah dan investasi emas.

Kekayaan mengubah ibu sepenuhnya, semenjak ibu bercerai dengan ayah. Aku tidak pernah merasakan belaian tangan ibu yang mengelus kepalaku.

Aku terus mencari keberadaan ayah, andai aku bisa bertemu walau 1 menit saja. Akan aku sampaikan apa saja yang berubah dari ibu.

3 jam berlalu, suara bel istirahat menggema di seluruh kelas. Langkah kaki mereka yang terdengar dimana-mana menghentikan pelajaran kimia hari ini.

Aku keluar melewati pintu belakang kelas, walau bangunan sekolah ini tidak begitu bagus. Namun semua tertata rapih dan bersih.

Kepala sekolah menekankan kebersihan kepada seluruh muridnya, lantai berkeramik putih dengan jendela di sebelah kiri memantulkan bayangan diriku.

Sudah hampir 1 bulan aku tidak pernah bersosialisasi dengan siapapun, bahkan untuk kata seorang teman tidak ada di fikiranku.

Di setiap aku melewati lorong kelas lantai dua, mereka yang berpasangan selalu bergandengan tangan. Itu adalah hal yang sudah di maklumi di SMA ini.

Aku memutuskan untuk kembali ke kelas, "Minggir beri kekasih ku jalan!!" Mendorong ku. Aku terjatuh duduk, mereka mentertawakanku bersama rombongannya.

"Dasar lemah!!"

Mereka melewatiku begitu saja tanpa menolongku kembali berdiri, mereka yang memperhatikan aku duduk perlahan ikut meninggalkanku.

* * * * *

Aku berjalan memasuki lorong sekolah, di pagi hari ini hanya ada aku dan petugas piket sekolah yang sudah datang.

Lantai yang ketika aku melangkah mengeluarkan suara berdecit di telingaku, Akupun sampai di depan pintu kelas.

Ketika aku melangkah mendekati tempat duduk ku, terdapat surat di atas meja yang berwarna hitam pekat dan bergambarkan tengkorak putih.

Aku membuka dan membaca isi surat tersebut,
"Ironis bukan, kau terjatuh tidak ada yang menolongmu. Aku ingin membantumu berdiri, tapi. Ada hal yang lebih baik aku lakukan, yaitu membunuh mereka"

Aku langsung teringat waktu dimana aku terjatuh, tubuhku seperti bergetar, detik jam yang terdengar di kelas seolah berhenti.

"Ini salahku" ucap hatiku.

Aku tertunduk dengan semua kesalahan yang aku perbuat, andaikan aku tidak menghalangi jalan mereka, mereka tidak akan mati.

"P.s. Aku mencintaimu Ichirio sama"

Romance AssassinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang