Dead game 2

44 5 1
                                    

"Ohh, kau tidak ingin mengakui keberadaanku" suara yang bergema

"Lagian siapa yang ingin bersamamu!!, kau ini siapa!!, asalmu dari mana, kau tiba-tiba datang, menggerakan seluruh tubuhku. Apa yang kau inginkan!!"

Rasa sakit yang perlahan datang semakin membuat emosi dalam tubuhku meningkat, aku berjalan keluar meninggalkan kapal minyak.

Aku ingin segera menghentikan permainan ini, namun aku tidak bisa. Karena ketika aku sudah di kapal minyak tadi berarti permainan sudah di mulai.

Tangan kiri ku menggenggam besi penyangga yang dingin  menahan seluruh tubuhku, badanku gemetar, dengkul kaki ku yang bergetar hebat tidak bisa di hentikan lagi.

Saat itu terlihat lagi bayangan seseorang dari kejauhan yang mengarah kepadaku, mungkin dia menyadari kalau aku sedang terluka cukup parah.

Diapun mengacungkan tangan kanannya kedepan, kilauan cahaya kecil dari kegelapan terlihat oleh pandanganku. Seketika itu.

DAARR!!

Suara keras peluru pistol terdengar nyaring di telinga, aku tidak menyadari akan adanya peluru pistol tadi mengenai paha kakiku.

Darah kembali keluar menembus celana yang aku pakai, kali ini aku tidak bisa berdiri sama sekali. Peluru yang mengenaiku tadi telah menghancurkan tulang femur.

"Aaaaaaaggghhhhhhh!!!" teriak ku keras dengan tubuh terjatuh

Bayangan seseorang tadi mulai melangkah mendekati ku, aku berusaha menjauhi dirinya merangkak dengan kaki kiriku terseret.

Air mata mengalir di pipiku tidak lagi aku rasakan, dinginnya angin laut yang berhembus tidak lagi bisa aku rasakan, suara di kapal yang melintas jauh tidak bisa aku dengar lagi.

Aku hanya ingin pulang melihat hiori tersenyum dengan tingkah lakunya yang bodoh, aku terus menggerakan tangan kiriku menyeret tubuhku lebih jauh lagi.

Suara pergantian peluru terdengar jelas menggetarkan tubuhku, akupun mulai cepat-cepat sebisa mungkin mengindari tembakan yang selanjutnya.

"Hentikan!!!" teriak seorang wanita

Suara skop yang amat keras menghantam kepala seseorang yang menembak diriku, entah bagaimana dia melakukannya tapi, tindakan tadi membuat orang itu mati dengan tulang Cervical Vertebrae patah . Akibat benturan yang keras.

Suara tubuh yang terjatuh membuatku melihat kearah belakang, orang yang menembakku tadi mengeluarkan dari mulutnya sangat banyak, aku memandangi seseorang yang memukulnya tadi.

Bahunya naik turun seirama dengan nafas yang tidak beraturan, genggaman tangannya yang memegang skop tidak mampu menahan kesalahan yang ia perbuat.

Dia pun melepaskannya tanpa di sadari olehnya, kakinya kini tidak mampu menahan beban tubuh nya, dia tersungkur menunduk menutupi wajahnya.

Rambut hitam yang lebat tertiup angin menggerakannya perlahan, suara tangisan yang terdengar olehku membuatku tersadar siapa yang berada disana.

"Kau meisy kan?" suara rintihku menatapnya dari jauh
"Apa yang kau lakukan disini?, dan mengapa kau menangis?" Lanjut perkataanku

Dia terlihat berdiri dengan bayangan tubuh yang bergetar, perlahan ia berjalan mendekati diriku. Dengan skop yang ia pegang terseret menghasilkan suara yang menurutku mengerikan.

"Apa kau terluka?" tanya dirinya menghawatirkanku
"Rio kau, astaga kau terluka parah, ayo kembali ke toko ku"

Akupun tersenyum memandangi wajahnya, aku berfikir untuk sementara ini aku selamat.

* * * * *

"Kau, kembali kesini lagi" suara seseorang bertundung hitam di hadapanku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau, kembali kesini lagi" suara seseorang bertundung hitam di hadapanku

"Ahh, itu benar" jawabku santai

"Apa yang kau lakukan disini?"

"Entahlah, aku tidak begitu mengerti"

Aku tidak mengerti dengan keadaan seperti ini, hal ini kerap terjadi olehku terasa sekali dalam perasaanku. Tapi ketika aku sadar aku tidak bisa mengingat kejadian di tempat ini.

"Kau tau bayaran tempat ini, dan apa kau tau. Apa yang terjadi pada tubuhmu di luar sana?"

Aku membelakangi dirinya, menatap awan yang putih cerah diatas. Langit yang berwarna biru menghangatkan suasana hatiku."aku tidak tau"

"Bayaranmu saat datang kesini, ingatan mu hari ini akan hilang, dan yang terjadi pada tubuhmu kau di ambang kematian" jelas dirinya

Akupun berbalik menatap dirinya, "mati, tunggu apakah aku akan-"

"Tidak, kau tidak akan mati meskipun kau banyak kehilangan darah"

"Kenapa!! Bicaralah dengan jelas" panik diriku

"Sebenarnya kau tidak akan mati saat ini, kau di larikan ke rumah sakit. Dan kau diberikan darah tambahan oleh seseorang yang bernama meisy"

"Tunggu meisy menyelamatkanku??" kaget diriku.

"Iya, saatnya kau kembali ke dunia mu"

Aku kembali tertarik kedalam air yang sangat dalam, terlihat orang yang berbiara denganku melambaikan tangannya.

Suara monitor denyut jantung terdengar di telingaku, perlahan aku menggerakan kepala dengan membuka mata.

Jarum infus yang tertancap di tangan kiriku menyadarkanku kalau meisy sedang tertidur pulas memegangi tanganku, monitor detak jantung di sebelah kanan terus berbunyi sama halnya detik jam.

Kaki kiriku yang terbungkus kain putih tergantung dan tangan kanan serta bahu kiriku terlilit kain berwarna putih, aroma obat yang menyengat hidungku mengisi seluruh ruangan ini.

Aku mengelus kepala meisy dengan niat membangunkannya, semakin lama aku mengelusnya ia semakin pulas tertidur, dengan selimut di punggungnya menghalau udara dingin memberikan kehangatan pada tubuhnya.

Di pagi harinya. . .

Meisy terbangun dengan mata yang memerah, sambil memegang tanganku dia mengusap matanya.

"Rio selamat pagi" sapa dirinya tidak sadar

"Uhmm, selamat pagi"

Dia beranjak dari tempat duduk dengan badan lemas keluar pintu rumah sakit, beberapa menit kemudian. .

"Rio kau sudah sadar!!!" membuka pintu kamar rumah sakit

Romance AssassinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang