Suaranya terdengar

91 9 0
                                    

Aku kembali duduk setelah membaca surat tersebut, pundak ku yang dari tadi naik turun tiada henti, setiap nafas yang aku ambil terasa sangat berat.

"Tunggu, tidak mungkin ini benar. . Aku harus memastikannya sendiri" ucap hatiku

Aku langsung bergegas keluar kelas membuka pintu belakang kelas, aku berlari mencari kelas yang kemarin.

Seingatku kelas itu berada di ujung lorong kelas berhadapan dengan ruang klub seni, setelah beberapa lama aku berlari aku menemukannya.

Aku membuka pintu kelas, darah berceceran di lantai kelas, banyak cap darah berbentuk telapak tangan di setiap dinding kelas.

Pandangan mataku perlahan kabur, tubuhku seperti di hantam ombak yang sangat keras. Melihat 5 orang yang tergantung dengan luka sayatan di tubuh mereka.

Banyak diantara mereka yang tergantung tanpa anggota tubuh yang lengkap, aku melangkah mundur menjauhi kelas itu.

"Surat itu benar!"  ucap hatiku

Aku berjalan kembali ke kelas dengan langkah yang seperti mengapung di udara.

* * * * *

7 jam pelajaran pun berakhir, aku melangkah pulang menuju apartemenku.

Di sepanjang jalan, akuu terus memikirkan kejadian di pagi ini, 4 orang laki-laki dan 1 perempuan. Kematian mereka membuat seisi sekolah penuh dengan pembicaraan.

Saat aku hampir sampai di rumah aku mendengar sebuah stasiun televisi mengabarkan sebuah berita.

"Kali ini datang dari wilayah kota sigura, pembunuhan terjadi menimpa pemilik studio music terkenal @-song, beberapa bagian tubuh korban belum dapat di temukan. Yaitu kepala dan alat vital korban, mari kita lihat berita selengkapnya"

Aku sempat terdiam memikirkan si korban, aku mulai melanjutkan perjalanan pulang ke apartemen.

Pintu kayu khas pengrajin kota sigura menyambutku, aku membuka pintu dengan perlahan.

Ruangan yang cukup besar ini melegakan mataku, aku berbaring di kasur mengistirahatkan setiap bagian tubuhku yang lelah.

Pepohonan yang hijau lebat di luar jendela menari bersama angin yang kencang, aku kembali ke dapur untuk menikmati segelas susu hangat.

"Aku pulang" suara dari depan pintu.

Langkah kaki yang lembut dan berirama mulai menampakan sosok hiori, hiori membawakan sekantung sayuran dan beberapa cemilan.

"Selamat datang hiori" sapa ku

"Ohh kakak, maaf aku tidak menyadari mu" senyum hiori

"Tidak menyadari, apa aku hantu" keluh hati ku

Hiori menaruh beberapa barang belanjaannya di lemari pendingin, dia sangat hati-hati sekali. Terlihat dari wajahnya yang serius.

"Kak apa yang kau lihat?"

"Eehh . . .tidak ada"

Hampir saja pandangan ku dapat melihat pakaian dalam hiori, aku membuang muka mengarah ke ruang tamu.

Aku merasakan sentuhan lembut di pipi dan terdengar suara yang manis "Mmuuaacchh" cium hiori.

"Oii . . Kau ini!!"

Hiori menjulurkan lidah dan pergi berlari meninggalkanku, hal ini sering terjadi bahkan saat aku lelap tertidur tiba-tiba hiori di sampingku.

* * * * *

Keramaian kelas terdengar di telinga ku, aku masih menemukan surat yang kemarin. Di tempat yang sama dan jam yang sama.

Aku terus saja memeganginya tanpa membukanya, suara jam bel pelajaran dimulai. Keributan seolah berubah menjadi keheningan.

Tangan yang meraih ujung pintu dengan lentik, menampakan sosok guru termuda dan tercantik di sekolah ini.

Ibu aida adalah guru favorit untuk anak laki-laki di sekolah ini, selain baik hati ia mempunyai daya tarik tersendiri.

Hampir semua anak murid laki-laki mengenalnya, dan menjadi panutan bagi anak perempuan untuk mengikuti gaya ibu aida.

"Baiklah kita mulai pelajaran hari ini"

Ibu aida tampak mencari-cari sesuatu, salah satu anak murid perempuan berdiri dan menunjukan tempat kapur tulis.

Ibu aida memasukan tangannya ke dalam laci mejanya, wajah heran ibu aida membuat aku bertanya-tanya.

Ibu aida menurunkan wajahnya dan melihat isi laci mejanya, teriakan takut ibu aida membuat seleruh kelas panik.

Seketika ibu aida lari keluar kelas, ketua kelas kami berlari kearah meja guru dan melihat isi laci meja.

Mengejutkan sebuah alat vital laki-laki yang berlumuran darah terjatuh di lantai kelas, sontak hal itu mengejutkan. Ketua kelas langsung membuang ke kotak sampah.

3 jam kemudian . . .

Aku membaca isi surat yang tadi aku temukan pagi ini.
"Hei rio, apa kau tau. Aku sudah membunuh ayah ku, kepalanya tergantung di kamarku dan alat vitalnya berada di laci  meja gurumu"

Aku menghembuskan nafas yang panjang, dengan wajah tertunduk aku menenangkan diri.

"Surat ini kan" terkejut hatiku

Aku mendapatkan surat yang sama, baru saja saat aku tertunduk tadi. Suara pintu tertutup meyakinkan ku kalau si pengirim masih di sekitar sini.

Aku berlari mendekati pintu turun menuju lorong kelas, dari belakang saat aku masuk ke dalam pintu, seseorang memukul leher bagian belakang ku dengan keras

"Maafkan aku"

Romance AssassinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang