Chapter 8

12.4K 443 1
                                    

Syasya POV

"Happy birthday Nyonya syasya.." suara mba sumi dan mbok ijah mengagetkanku dan sontak saja aku melepaskan ciuman Adrian

Adrian masih memelukku dan menatapku dengan senyuman

"Happy birthday sayang.." Adrian mencium keningku dan mencium bibirku pelan

Karena kekesalanku pada Alesio aku sampai lupa dengan hari ulang tahunku.

"Sebenernya buku dan kaos ini adalah kado ulang tahunmu tetapi sudah bocor duluan" Adrian sedikit malu dan menggaruk-garukan kepalanya

"Kalian bersekongkol dengan bapak yah?.." suaraku menyelidik dan menghampiri mba sumi dan mbok ijah

"Hehehe maafin kita nyah" suara mbok ijah terkekeh

"Maafin aku ya bikin kamu bt" Adrian menghampiriku dan memelukku dari belakang

Adrian memang sangat romantis dia selalu tidak bisa ditebak. Aku dan Adrian pergi ke rumah orang tuaku karena orang tuaku mengadakan acara makan malam di hari ulang tahunku.

***

Syasya POV

"Sayang.. kamu gendutan ya sekarang. Apa jangan-jangan kamu sedang hamil" mama memulai percakapan yang membuat aku berhenti mengunyah

"Mama apaan sih.." aku malu untuk membahas hal ini

Adrian menatapku dan ikut tertawa dan seketika suasana menjadi hangat dengan penuh tawa keluarga.

Malam ini aku tidur di kamar ku dulu, ah sangat rindu dengan suasana kamarku ini. Aku membaringkan badan di kepala ranjang.

"Sayang aku mau kasih kamu sesuatu" Adrian menghampiriku

"Apa?.." tanya ku sedikit penasaran

"Ini kado utama untukmu" Adrian mendekatkan wajahnya ke wajahku

"Maksudmu?.." aku semakin bingung

"Aku." Jawab Adrian yang langsung cepat melumat bibirku tanpa aba-aba

Aku menahan tubuhnya dan mencoba mengatur nafasku, Adrian memelukku kuat dan ku lingkarkan tanganku di leher Adrian. Dia semakin bernafsu dan mencekram punggunku dengan kuat, aku pun terhanyut oleh lidahnya dan sesekali menyentuh dada bidangnya. Sepertinya dia mengerti dan langsung membuka bajunya, badannya yang sexy membuatku semakin nakal dihadapannya. Ku telusuri lekuk tubuhnya yang bidang dengan jariku, dia memainkan tangannya di payudaraku, di putar lembut payudaraku seakan dia memijatnya penuh gairah. Aku pun mulai terangsang dan sesekali mendesah kecil dan membuatnya semakin bergejolak dan ku rasakan penis Adrian yang mulai mengeras, sebenarnya aku merindukan sentuhan ini hanya saja aku terlalu malu untuk memintanya.

Adrian melucuti pakaianku, aku hanya menuruti perintahnya. Ku mainkan tanganku di penis Adrian yang sedari tadi menonjol. Adrian memerintahkanku untuk menghisap penisnya, aku pun menurut seperti budak sexnya.

"Ahhh sayanggg... ehmm.." Adrian mengerang ke enakan dan masih memaksa kepalaku menelan seluruh penisnya

Aku pun menyukai permainan ini, dengan gaya Adrian yang sedikit otoriter membuatku terus tunduk dengannya. Aku suka pemaksaannya yang selalu membuatku lebih bergairah.


Adrian mulai memasukan penisnya ke vaginaku dan membuatku mendesah menikmatinya sampai kami keluar bersama-sama. Adrian mencium keningku dan menjatuhkan tubuhnya disampingku, seketika saja aku merindukan Alesio dan langsung membalikan tubuhku membelakangi Adrian. Adrian memelukku dari belakang dan mencium belakang bahuku, air mataku menetes begitu saja dan aku mencoba memejamkan mataku agar Adrian tidak melihatku.





Sorry My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang