Adrian POV
Sudah hampir seminggu aku di jogja bersama Syasya, aku melihat hp syasya yang memang sedari tadi ku pegang. Memiliki panggilan masuk, sejak pagi tadi syasya tidak menyadari keberadaan hpnya.
'My Dear'
Lagi-lagi panggilan itu dari pacar syasya, ku genggam hp itu erat-erat dan aku berlari ke arah balkon. Ku lemparkan hp itu sekuat tenaga sehingga aku tidak bisa melihatnya, aku kembali ke dalam kamar lalu menyalakan tv dan mencoba menenangkan diri.
Tak beberapa lama kemudian syasya kembali ke kamar, dia tadi berjalan-jalan di sekitaran hotel
"Dri.. coba deh, enak bgt loh" syasya menawarkan puding yang iya beli
Aku sedikit kaget karena mengingat ulah ku tadi yg membuang hp syasya dengan kesal, sepertinya syasya belum juga menyadarinya.
"Ga usah kamu makan aja" jawabku cepat dan tak berani menatap wajahnya
"Ini buruan.. tangan aku pegel" paksa syasya yang sedari tadi menyodorkan tangannya ke arah mulutku
Aku memakan pudingnya, rasa nikmat puding itu tertutup oleh rasa ketakutanku. Syasya menatap mataku aku mencoba mengalihkan pandanganku, ku mainkan rambutnya agar aku tidak melihat wajahnya.
"Sayangg.. ayo jalan-jalan di luar" aku menarik tangan syasya dan mengajaknya pergi meninggalkan hotel
"Mau kemana dri?" Tanya syasya penasaran
Ke suatu tempat yang intinya kamu ga berfikir untuk ngeliat hp kamu
"Bioskop" jawabku cepat dan menggandengnya menuju mobil
Syasya mengekor ku dan masih dalam gandenganku. Sesampainya di bioskop aku masih menggandengnya saat membeli tiket dan beberapa cemilan, syasya terlihat senang karena perlakuanku.
Aku memilih ruangan velvet karena lebih tenang dan nyaman. Syasya berbaring di sebelahku dan aku masih tidak melepaskan tanganku.
"Dri aku mau ambil minuman" syasya mengangkat tangan kanannya yang masih ku genggam
"Gunain tangan kiri kamu!" jawabku memerintah
Syasya terlihat menurut dan mengambil minumnya dengan tangan kirinya, syasya membenarkan posisi bantalnya agar lebih nyaman.
"Disini tempat nyamanmu" aku menunjuk dadaku dan menaruh kepala syasya di dadaku
"Ihh.. kamu tuh" syasya menggeliat membuatku geli
Dia bersandar didadaku dan ku letakkan tangan kirinya di badanku seakan dia sedang memelukku, dia menurut. Ku kecup keningnya pelan, ku tarik selimut agar bisa menutupi badanku dan syasya. Aku memegang payudaranya karena merasa bosan, ku lihat syasya masih terfokus oleh film yang di putar. Ku mainkan putingnya dan memelintirnya pelan, dia merasa terusik dengan perbuatanku. Aku memasukkan kepalaku ke dalam selimut, dan membuka baju syasya agar bisa melihat payudaranya. Dia terlihat menolak tetapi tidak bisa berbuat banyak, ku hisap putingnya dan mengigitnya pelan. Ku keluarkan wajahku dari selimut dan kembali menatap wajah syasya, dia masih terfokus dengan filmnya. Aku tak abis akal, ku masukkan tanganku ke dalam celana syasya. Dia sedikit menggeliat, ku mainkan tanganku di sana sampai basah. Syasya mengeluarkan desahan-desahan kecil yang membuatku terangsang. DAMN!!! Senjata makan tuan, penisku mengeras. Aku melepaskan tanganku dari celana syasya, syasya terlihat merdeka dan kembali terfokus oleh filmnya.
"Sayangg.." suaraku memelas pada syasya
Syasya menarik selimut dan mengambil minumnya, dia masih terlihat asik sendiri. Aku frustasi ku coba menahannya dan itu membuatku sakit, syasya masih tidak tau kalau penisku mengeras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry My Husband
RomansaSyasya sangat mencintai Alesio Petriglia pria bule yang sudah mengambil hatinya sejak 5 tahun lalu, mereka saling mencintai hingga akhirnya Alesio meninggalkan Syasya karena keputusan Syasya untuk menikah dengan orang lain...