Syasya POV
Adrian terdiam dan menatapku kosong.
"Kenapa? Apa ada yg salah denganku? Maafin aku kalo aku bikin kamu marah. Sya.. aku sayang kamu. Bukankah belakangan ini kamu sudah mulai mencintaiku, lalu kenapa kamu berkata seperti itu? Sya.. kamu kenapa?" Adrian terlihat bingung dan terus berkicau
"Dri.. berhenti memperlakukanku seperti itu, berhenti berkata seperti itu. Aku tau itu bukan dari hati kamu" aku mencoba meminta jawaban akan hal itu
"Maksud kamu?" Adrian terlihat bingung dan dengan cepat dia langsung menyadarinya
"Sya.. dengerin aku, kamu fikir selama ini yang aku katakan ke kamu adalah omong kosong? Aku bukan aktor sya.." Adrian berdiri dan nada bicaranya sedikit menghentak seperti orang marah
"Sya.. aku dan kamu punya masa lalu yang sama, tapi aku ga mau terjebak masa lalu aku karena sekarang aku telah nemuin masa depan aku" suara Adrian yang menenang
Aku menunduk mendengarkan ucapan Adrian, tak berani diriku menatap wajah Adrian yang sedang marah.
"Kamu tau begitu lama diriku menunggu untuk kamu benar-benar bisa mencintaiku, aku bahkan tau hubunganmu dengan Alesio bahkan hari kalian ketika bercinta. Aku pun tau dimana kamu bekerja, dan aktifitasmu sehari-hari. Tapi kali ini aku sangat yakin kalo kamu sudah mulai jatuh cinta denganku, tapi kenapa sekarang kamu mengatakan kata-kata itu?" Perkataan Adrian membuatku kaget bukan kepalang, jadi selama ini Adrian memata-mataiku tetapi aku tidak menyadarinya
"Dri.." suaraku lemah mencoba memberhentikan perkataan adrian
"Aku tau betapa hebatnya kamu berakting di depan mbok ijah dan mba sumi, aku tau kamu sangat membenciku bahkan mengutuki setiap saat karena telah menghalangi hubunganmu dengan Alesio, bahkan aku tau hotel favorite kalian untuk check-in. Sya bukankah aku sudah keterlaluan? Segila inikah aku padamu? Lalu apa yang kamu lakukan sekarang?" Adrian menyambar hpku dan membantingnya membuat hp ku berantakan hingga pecah tak karuan
"Dri..." suaraku terisak karena menangis
"Aku tau betapa sibuknya kamu berpakaian rapi untuk menjemput Alesio di bandara padahal saat itu aku sedang sakit tapi kamu meninggalkanku demi menjemputnya, aku tau hampir setiap siang kalian bertemu untuk makan siang" seluruh perkataan Adrian saat ini membuatku tak berdaya
"Lakukan hal itu dibelakangku sya.. tapi jangan tinggalin aku, beraktinglah seperti biasanya aku akan mengganggap ini semua tidak pernah terjadi" Adrian memelukku kencang dia pun ikut menangis
"Dasar bodoh..." aku memukul punggung Adrian berkali-kali
Aku menangis di pelukan Adrian dan menyesali perbuatanku.
"Dri.. apa kamu masih mencintai angelo?" Aku merasa penasaran dengan yang satu ini
"Sya.. aku dan angelo sangat berkomitmen, selama berpacaran kurang lebih 17 tahun kita tidak pernah berpisah. Ketika aku dan dia memutuskan untuk berpisah tentu saja kita berpisah bukan berarti aku harus menghilang dari hidupnya karena terlalu sulit untuk kami menghilang begitu saja" Adrian melepaskan pelukanku dan mencoba menjelaskan semuanya, aku hanya mengangguk
"Semenjak berpisah dia memutuskan untuk menetap di prancis, ketika kita di jogja Angelo sedang melangsungkan pernikahannya. Angelo sekarang seperti adikku, suatu saat aku akan mengenalkannya padamu" perkataan Adrian meyakinkanku dan membuatku mempercayainya
Aku memegang pipi Adrian dan sedikit berdiri lalu mencium bibirnya manja, aku merasa lega dan puas dengan penjelasan Adrian. Selama ini hanya akulah yang berfikiran negatif tentangnya dan membuatnya banyak terluka, semenjak aku keguguran aku tak pernah bertemu Alesio lagi dan sudah mulai melupakannya. Adrian memegang pinggulku yang kecil lalu mengendongku, aku ciumi bibirnya dan menuruni lehernya. Tanganku membuka kaos yang di kenakan Adrian dan terus menciuminya, aku memainkan lidahku di dada Adrian dan putingnya yang sekali-kali ku gigit karena rasa gemasku.
Ku kuasai tubuh Adrian, dia mulai memainkan tangannya di payudaraku yang mulai mengeras dan tentu saja ku rasakan penis Adrian yang sudah berdiri meronta. Adrian memainkan jarinya di vaginaku.
"Emmm enak sayang.." suaraku nakal
Adrian semakin terangsang dan memainkannya cepat.
Adrian membaringkan tubuhku dan mengarahkan penisnya ke vaginaku, slebbb...
Adrian menggoyang-goyangkan pinggulnya dan ku lihat keringat Adrian yang mulai bercucuran.
"Ehmm..emmm.. enak sayangg.." desah ku dan menikmati permainan ini
"Enak sayang?? Kamu suka penis aku?" Suara Adrian sedikit kasar tetapi ketika dia mengatakan itu saat bercinta justru terdengar sexy
"Aku suka.. emmm.. enakk" suara desahanku membuatnya semakin bernafsu, aku seperti di surga.
Begitu banyak gaya yang kami lakukan hingga hasilnya kami keluar bersamaan dan memeluk satu sama lain.
Adrian masih memelukku dan sedikit mengantuk.
"Dri.. maafin aku ya" aku memeluk Adrian dan memainkan putingnya
"Iya.. sayang" Adrian mencium keningku dan tertidur
Pagi ini badanku sedikit demam, Adrian membawaku ke rumah sakit. Aku masih berbaring di kasur rumah sakit sedangkan Adrian berbicara dengan dokter. Kepalaku sedikit pusing dan membuatku sangat lemas untuk berdiri, Adrian menghampiriku dan mencium keningku.
"Kamu hamil sayang.. usia kandunganmu sudah 3 minggu" suara Adrian senang dan masih menciumi keningku
Aku memegang perutku dan mengusapnya pelan, aku tidak mempercayainya ternyata Tuhan masih mempercayaiku untuk menitipkannya padaku, adrian menggendongku menuju mobil.
Adrian mengabarkan kabar baik ini ke papa dan mama, Papa dan mama sangat senang mendengar kabar itu dan malam hari mereka datang ke rumah kami. aku berjanji akan menjaga bayiku sepenuh hati dan menjadi istri setia seperti yang di kutip dalam buku pemberianmu suamiku.
The End
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry My Husband
RomanceSyasya sangat mencintai Alesio Petriglia pria bule yang sudah mengambil hatinya sejak 5 tahun lalu, mereka saling mencintai hingga akhirnya Alesio meninggalkan Syasya karena keputusan Syasya untuk menikah dengan orang lain...