Second

40 4 1
                                    

Seperti rencana awal tadi,bahwa Abi dan Risa akan membantuku untuk mengerjakan soal soal matematika yang sebajet ini, maklum saja karena kita sudah duduk di kelas 3 dan benerapa bulan lagi akan menghadapi UN.
UN? Adalah momok besar bagi para pelajar khususnya yg audah memasuki kelas akhir. Aku bingung sampai saat ini apa sebenernya kegunaan UN? Kita sekolah dan belajar selama tiga tahun, namun di tentukan dalam satu ujian saja. Semua menggantungkan keberuntungan, lalu apa gunanya kita mempertahankan prestasi dari kelas satu jika hanya akan di tentukan dalam satu ujian saja. Terbesit dalam fikiranku jika baiknya UN di hilangkan saja. Toh jika akan memgikuti SBMPTN, beasiswa masuk perguruan tinggi itu yang diperlukan adalah nilai nilai prodi yang akan di ambil dari kelas satu. Beberapa persen saja yang di lihat dari nilai UN nya. Baiknya di tingkatkan saja nilai nilai ujian semester dari kelas satu, itu akan lebih membantu. Di lihat dari sisi lain dan yang paling umum terjadi, UN adalah momok besar yg paling menyeramkan untuk pelajar, dan membuat setres saja. Begitulah kebijakan pemerintah bagi pelajar dan remaja seperti kami kadang membingungkan. Mungkin kita dapat memahami ketika kita sudah dewasa nanti.

***

Setelah berjalan selama 25 menit menaiki motor matticku dan motor Abi, akhirnya sampai juga di rumahku tercinta. Rumah terlihat sepi seperti biasa, karena Papa dan mama sedang ke Bandung untuk mengurus bisnis kecil nya. Hanya ada aku dan Gio yang belum terlihat batang hidung nya di rumah.
Sesuai rencana awal, bahwa mereka akan membantuku mengerjakan soal matematika, dan aku akan mempersiapkan beberapa snack, minuman dan dvd Delwalee terbaru. Aktivitas bertiga ini akan kami lakukan di dalam kamar ku. Di dalam kamarku ini kami akan melakukan aktivitas yg menyita fikiran tenaga dan adrenalin.
Beberapa jam kami menjadi ilmuan,mengotak atik rumus matematika yang sedikit sukar. Terliahat dua sahabatku ini fokus dan tulus membantuku. Mereka lumayan cerdas di pelajaran ini jadi aku gak khawatir. Sesekali aku minta di ajarin soal soal yang kurang ku kuasai. Bagiku matematika adalah monster di sekolah, namun Bahasa Inggris ku sangat membantu. Aku lwbih menguasai bahasa inggris di banding dua teman ku ini. Begitulah harusnya sahabat saling melengkapi, menyempurnakan, dan menguntungkan. Haha
Tapi tetap harus ada disaat suka dan duka.
Tak sampai dua jam. Tugas matematika ku selesai. Sekarang bergantilah ke aktivitas nonton menonton. Hussstt jangan ngeres ya maksud saya sama sama nonton film delwalee.

"Aaaahhh... selesai juga" lenguh abi berguling kesampingku dengan lemas.

"Iya nih, capek juga ternyata" susulku ikut tertidur disamping abi.

"Tapi kalian puas kan, sampai melek merem gitu liat nya,?" Susul Risa yang tertidur di sampingku.

Uuuhh.. apa yang kalian fikirkan guys? Jangan pada ngeres.. puas dan melek merem, adalah bahasa Risa untuk menggambarkan asiknya nonton film nya nyonya kajool dan ayang syahrukhan.
Kami bertiga memang pecinta film bolliwood, aku bertemu Abi dan Risa pada awal MOS waktu itu kami bertiga telat datang saat upacara pertama pembukaan MOS dan alhasil karena masih para junior kami bertiga di hukum para senior untuk lompat kodok 5 kali memutari lapangan.
Entah kebetulan atau ini cara Tuhan untuk memprtemukan kami menjadi sahabat, sampai akhirnya tiga tahun kita berada di kelas dan berakhir di kelas IPA 2 ini.

"Makasih ya bel buat hari ini, kita berdua pulang dulu" ucap Risa sambil menggendong tas nya.
Lalu aku mengantar mereka sampai kedepan pintu.

"Jangan takut bel, di rumah sendirian ntar ada tante K nyamperin tiba tiba di belakang" seloroh abi yg masih sibuk memakai sepatunya, menakuti ku. Ku tonyor kepalanya sampai dia terjungking ke bawah.

"Ah kebiasaan nih, sekali lagi lo bilang kayak gitu, gak gue ijinin pulang lo bi" cerocosku mengerucutkan bibir yang disambut oleh tawa renyah abi dan risa.

"Kalo mau d booking aja bela sayang, abang rela kok" selorohnya lagi yang kini disambut tangan Risa menjitak kepalanya.

"Elu tuh, booking lu kata restauran"

"Duh sakit ris,tega banget sih?hilang sudah kewibawaan dan ketampanan gue di depan kalian" ringis abi sambil mengelus elus kepalanya.

"Halah PD banget sih lu" timpal Risa langsung menyambut seloroh abi.
Aku cuma trsenyum ngeliat tingkah dua sahabatku ini.

"Gak aku anterin nih" ancam abi ke risa yang di sambut dengan cengiran termanis nya.

"Hehe iya iya, maaf deh bapak Abinaya Ramadhan" Risa cengengesan sambil memegangi lengan Abi yang masih memakai helm nya.

Aku cuma tersenyum melihat tingkah sahabatku ini.

"Dah bel kita pulang dulu ya" ucap risa setelah dia berada di boncengan abi

"Iya makasih ya, hati hati"

"Dah.." ucap kami bersamaan sambil melambaikan tangan, hingga motor mereka keluar dari gang kompleks.

Cinta, Kita Beda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang