Mulai Lagi

114 7 0
                                    


Menjadi patung mungkin pilihan yang paling tepat. Haneul merasa sekujur tubuhnya terasa kaku. Tangannya hendak mendorong Kyuhyun tapi semua tulangnya terasa kelu untuk bergerak sedikit pun. Ini adalah perasaaan paling aneh yang pernah dia rasakan. Pelukan ini terasa begitu asing, tetapi begitu dia rindukan. Tangan Kyuhyun yang mendekap seluruh tubuhnya memang terasa begitu asing, tetapi begitu membuatnya nyaman. Haneul hanya bisa terdiam. Menunggu dan menunggu kapan Kyuhyun akan melepaskan pelukannya.

Aroma tubuh Kyuhyun yang tidak bisa dia lupakan, sama seperti aroma pewangi pakaian yang tercium semerbak ketika Haneul membuka lemari di kamar Kyuhyun tadi.

"Lain kali kau harus membawa ponselmu atau menghubungiku kalau ingin pergi keluar rumah." Kalimat itu keluar seperti bisikan halus yang memenuhi gendang telinga Haneul. Membuat Haneul mengangguk perlahan.

"Ya. Aku akan memberi kabar padamu."

Keduanya masih terdiam. Kyuhyun masih memeluk dan mendekap Haneul sementara Haneul masih terpaku. Tangannya belum membalas pelukan Kyuhyun, kedua tangan Haneul masih berada di samping tubuhnya, ikut terpaku.

"Nah, baiklah. Sekarang kau akan memasak apa?" Kyuhyun sudah melepaskan pelukannya dan kini beralih menangkupkan kedua telapak tangannya pada dua sisi pipi Haneul. Cukup membuat Haneul berjengit. Membutuhkan waktu beberapa detik bagi Haneul untuk mengedipkan kedua matanya kemudian menjawab pertanyaan Kyuhyun.

"Tidak tahu. Aku.. hanya.. membantu..."

Haneul mencoba menjawab pertanyaan Kyuhyun dengan biasa saja, ucapan itu terdengar sangat terbata-bata, bahkan Haneul merasakannya sendiri. Selama ini dia belum pernah merasa gugup seperti ini, terlebih pada pria.

"Apa? Sekarang, biar bibi Han yang memasak, kau temani aku. Apakah kita sudah pernah berjalan-jalan berdua? Ayo aku traktir membeli es krim."

Kyuhyun tiba-tiba menyela, memutar tubuh Haneul, membuka pintu apartemen lalu berjalan keluar. Dia merangkul Haneul lalu berjalan bersama. Mulanya Haneul kebingungan, tetapi Kyuhyun lebih pintar menjawab raut wajah Haneul.

"Aku akan menelepon bibi Han dan mengatakan untuk menyiapkan makanan. Setelah kita sampai ke apartemen, makanan sudah siap. Ayo sekarang kita bisa pergi."

Lagi, Haneul hanya mengangguk sembari mencuri pandang tangannya yang sudah tergenggam dengan tangan Kyuhyun. Haneul bahkan tidak bisa memindahkan kepalanya selain menoleh ke arah Kyuhyun. Pria ini....

"Aku tahu kau terkejut, tetapi kau bisa mengalihkan pandanganmu ke depan selain menatapku. Aku mungkin bisa menjagamu, tetapi aku takut kau tersandung sendiri."

Berhasil membuat Haneul menoleh dengan sangat cepat ke arah lain dan berhasil membuat Kyuhyun tertawa.

Jangan seperti ini lagi. Aku mohon.

______

Kyuhyun mungkin punya seribu cara untuk mencairkan dan menghangatkan kembali hati Haneul. Pria itu punya sejuta pesona untuk membuat Haneul kembali cerita. Akan tetapi, akan sulit baginya untuk membuat Haneul kembali mempercayakan hatinya untuk orang lain. Kyuhyun tahu itu dengan sangat baik. Mata Haneul memang terlihat lebih cerah, lebih berbinar saat tertawa, tetapi setiap Kyuhyun mencoba membuat Haneul percaya, mata itu terlihat ragu-ragu.

"Besok kau akan masuk ke kantor?"

Mereka sedang duduk di lobi apartemen, sekadar duduk di sofa sambil meminum air mineral yang mereka beli setelah menghabiskan masing-masing dua es krim. Haneul sampai harus berdeham beberapa kali karena rasa manis yang ada di es krim membuat tenggorokannya sedikit gatal.

Wedding DressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang