Tinggal

124 8 0
                                    



Haneul masih merasa kebingungan dengan sikap Kyuhyun. Tadi Kyuhyun seakan tidak peduli dengan Haneul, tetapi sekarang dia malah mengenggam erat tangan Haneul semenjak Haneul masuk ke dalam mobil. Mereka masih di perjalanan. Kyuhyun terus saja menggenggam tangan Haneul dan hanya melepasnya ketika dia harus mengganti persneling. Sementara itu, Haneul juga tidak bisa berbuat apa-apa. Hari ini dia merasa sangat lelah dan hanya ingin pulang ke rumah.

Tapi ini mengherankan. Genggaman tangan Kyuhyun tidak membuatnya ketakutan.

Mungkin karena hanya Kyuhyun yang berani mendatangi hatinya yang sudah hancur.

Atau mungkin karena Haneul sudah mau membuka hatinya untuk orang lain. Untuk Cho Kyuhyun.

"Tidak menyenangkan rasanya memiliki perasaan seperti ini." Kyuhyun membuka pembicaraan lebih dahulu. Membuat Haneul menoleh kepadanya dan menantap Kyuhyun dengan bingung.

"Maksudmu?" tanya Haneul.

"Kau mengingau menyebutkan nama seseorang. Kau berkata 'jangan pergi' 'jangan pergi' berulang kali membuat aku merasa buruk."

"Begitukah? Maaf."

"Tidak. Maksudku bukan seperti itu, Haneul. Aku hanya merasa aneh ketika kau menyebutkan nama itu. Aku tidak menyukai itu. Karena kau menyebutkan nama Lim Jae Yoon saat kau mengigau dan aku masih ingat dengan jelas bahwa laki-laki—temanmu yang kita temui tadi—bernama Lim Jae Yoon."

Haneul tidak mengatakan apa pun dan menatap ke arah jalan yang sedikit macet. Dia memang mengenalkan Kyuhyun kepada Sora dan Jae Yoon, tetapi Haneul tidak memprediksi bahwa mimpi itu masih saja datang.

"Maaf membuatmu tidak nyaman, Kyuhyun."

Kyuhyun menghela napas dan Haneul masih menatap jalanan meskipun pikirannya entah mengapa.

"Aku tidak suka seperti ini, Haneul. Kau adalah istriku dan aku merasa buruk ketika istriku kesakitan sendirian. Kau punya aku, kau tahu itu, kan?"

Haneul masih terdiam. Kyuhyun menepikan mobilnya dan mengubah posisi duduknya menjadi menghadap Haneul.

"Apa yang kau takutkan? Kau punya aku sekarang, Haneul."

Kyuhyun memegang tangan Haneul. Mulanya Haneul sedikit terkejut, tetapi saat melihat tatapan Kyuhyun melembut, dia dapat merasakan kehangatan dari tangan Kyuhyun.

"Tatap aku." Kyuhyun mengangkat dagu Haneul dan mengarahkan mata Haneul untuk melihat ke arahnya. "Kau sekarang punya aku. Kau memiliki aku. Jadi, aku mohon tinggalkan masa lalu dan ayo bersama-sama melihat masa depan kita."

Haneul masih terdiam. Dia seperti ingin menulikan telinganya dan benar saja, tiba-tiba telinga berdengung. Membuat Haneul menutup kedua telinganya dan terlihat panik. Perempuan itu menggeleng dan bayangan-bayangan itu selalu menghampirinya, seperti Haneul sedang melihat potongan-potongan film yang berputar tepat di depan matanya. Dia melihat dirinya sendiri sedang menari di atas ring ice skating, sedang berselancar di atas es, sedang memetik bunga di halaman yang luas, sedang duduk-duduk di halaman sambil memakan bekal, dan yang paling dia ingat adalah ketika dia melihat seseorang sedang tidur di sampingnya.

Haneul merasa khayalan-khayalan itu terlihat jelas. Dan laki-laki itu bukan Cho Kyuhyun.

"Haneul, sekarang lihat aku, lihat aku!" Kyuhyun menangkup wajah Haneul dengan kedua tangannya kemudian dia memeluk Haneul.

"Hanya aku. Haneul, sadarlah. Ini aku. Kyuhyun."

Kemudian yang Kyuhyun dengar hanyalah suara Haneul yang menangis, menjerit, dan meronta.

______


Hanuel pingsan begitu saja dan Kyuhyun dengan paniknya membawa Haneul ke rumah sakit. Dokter mengatakan dugaan awalnya adalah Haneul terlalu kelelahan yang menyebabkan dia pingsan. Apalagi, Kyuhyun menambahkan bahwa Haneul baru saja sembuh dari alerginya. Haneul juga menambahkan bahwa Haneul mengonsumsi obat-obat anti depresan dan menambahkan dugaan dari dokter bahwa Haneul terlalu lelah yang menimbulkan depresinya kembali terjadi.

Kyuhyun tidak tahu apa yang terjadi dengan Haneul. Kyuhyun baru mengenal Haneul selama beberapa bulan dan tiba-tiba dia harus dihadapkan dengan kenyataan-kenyataan yang mengejutkan. Tentang Haneul, masa lalu perempuan itu, dan penderitaan-penderitaan yang selama ini Haneul rasakan. Kyuhyun rasanya ikut terluka melihat Haneul tidak berdaya di ranjang rumah sakit.

Tangan Haneul terinfus dan wajahnya pucat. Yang membuat Kyuhyun lega adalah perempuan itu tidak mengingau. Suara tarikan nafasnya terdengar tenang dan Kyuhyun cukup bersyukur dengan hal itu. Kyuhyun merogoh kantong celananya dan mengeluarkan ponselnya. Dia lupa menghubungi orang tua Haneul. Setidaknya, Kyuhyun bisa bertanya kepada orang tua Haneul apa yang harus dia lakukan ketika Haneul seperti ini.

Kyuhyun mendial nomor ibu Haneul dan tidak menunggu lama sampai wanita itu mengangkat panggilannya.

"Bibi, maaf menggangumu, tapi aku ingin mengabarkan bahwa Haneul baru saja masuk rumah sakit," katanya ketika ibu Haneul sudah mengangkat telepon dan bertanya mengapa Kyuhyun tiba-tiba meneleponnya.

"Oh! Lalu bagaimana dia sekarang? Aduh, aku dan suamiku sedang ada di Singapura. Apakah alerginya kambuh lagi?"

"TIdak. Tidak apa-apa, Bibi. Aku bisa menjaganya. Hanya saja Haneul tiba-tiba menjerit dan tiba-tiba pingsan begitu saja. Apakah dia sering seperti ini sebelumnya?"

Terdengar helaan nafas panjang sebelum ibu Haneul menjawab. "Apakah ada sesuatu yang membuat dirinya merasa begitu tertekan? Apakah kalian bertengkar?"

"Oh, tidak. Tentu tidak. Namun, laki-laki bernama Lim Jae Yoon tiba-tiba datang dan ya, selanjutnya Haneul menangis seperti itu."

"Apa? Lim Jae Yoon? Apakah kau mengenalnya? Atau bagaimana Haneul bisa bertemu dengan dia?"

"Aku juga kurang mengerti, Bibi. Tiba-tiba Haneul mengajakku untuk makan bersama. Saat di restoran, tiba-tiba ada dua orang teman Haneul yang juga datang."

"Ah, Sora?"

"Ya, ya, salah satunya bernama Sora."

"Kyuhyun, maafkan, Bibi. Bibi akan segera pulang dan nanti kita bicarakan lagi, ya. Pembicaraan lewat telepon kurang baik. Aku akan pulang secepatnya dengan penerbangan paling pertama. Tolong jaga Haneul, ya."

"Oh, ya, Bibi. Hati-hati di jalan."

TBC



Kita bahas masalahnya satu persatu ya.. Ada pertanyaan yang mau dijawab duluan?

SILA KOMEN! :)

Wedding DressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang