part(7)

444 34 0
                                    

Tiba tiba hal aneh terjadi...
"Hinata?" panggil seseorang yang familier ditelinganya, menghentikan semua tangisnya.

"Kenapa kamu menangis?" tanya orang itu yang ternyata adalah ibunya.

"IBUU" hinata pun memeluk ibunya dengan penuh bahagia lalu diikuti ayahnya. Ini adalah hari yang paling membahagiakan bagi mereka semua.

Sorenya keluarga hinata merayakan kembalinya ibu hinata.
"Memang aku sepertinya meninggal, lalu aku jadi roh dan dibawa ke gunung kei di kayangan. Dan para dewi bilang kalau kematianku adalah kekeliruan, lalu aku dipulangkan" terang ibunya.
"Kondisi ibu?"
"Aku sehat seperti tidak pernah merasakan sakit"

Haha..haha
"Ibu hidup lagi!! Ayo bersulang untuk merayakannya! Ayo semua minum!" ajak ayah hinata pada seluruh kerabat yang datang. Sedangkan pembicaran ibu dan anak harus teralihkan karna sang ayahnya yang begitu bahagia merayakannya.
"Duuh... Suamiku" ibu hinata merasa heran pada suaminya.
"Akan kuambilkan arak lagi" ucap hinata lalu berlalu keluar mengambilkan arak.

Tapi langkahnya terhenti saat melihat seseorang dari kejahuan menatapnya.
"Kurama?" hinata merasa heran dengan keberadaan kurama yang secara tiba tiba.

"Ada apa? Bukankah masih terlalu cepat untuk menjemputku"
Setelah medekat, kurama memperlihatkan sebuah cincin bermata mutiara pada hinata.

"Yang mulia, hamba kemari untuk menyampaikan ini"
"Lho? Cincin"
"Hadiah terakhir dari yang mulia naruto untuk anda"

Terakhir

Air mata mulai membasahi manusia setengah rubah itu yang biasa dikenal kurama.
"Sebanarnya hidup ibunda yang mulia hinata telah berakhir. Yang mulia naruto meminta agar ibunda yang mulia hinata dihidupkan kembali dan yang mulia naruto akan meninggal menggantikan ibunda yang mulia. Kemudian beliau memohon pada kaizanfukun..."

"Apa? Kau bilang apa. Bukankah katanya kematian ibuku adalah kekeliruan?" hinata semakin geram mendengarnya, kurama semakin terisak menjelaskannya. Lalu pandangannya teralihkan pada cincin pemberian suaminya.

"Yang mulia naruto... Langsung ke gunung kei begitu mengetahui kalau ibunda yang mulia hinata meninggal"

'flashback'
*digunung kei

"Kau ingin aku menghidupkan kembali ibu istrimu?" tanya kaizanfukun pada naruto.

"Memang di mungkinkan mati menggantikan orang yang sudah meninggal asal jiwanya seimbang..."

"Saya akan mati menggantikannya, karena itu selamatkanlah ibu mertua saya"

Srakk...
Terdengar bunyi tirai dibuka yang menandakan ada orang lain mendekati mereka dan ternyata adalah...
"Jangan ngawur naruto" suara khas yang terdengar bijaksana menggema di telinga naruto.

"Ayahanda" naruto dibuat kaget mengetahui suara itu berasal dari ayahnya.

"Masa putraku dan calon kaisar langit berikutnya, mati untuk manusia?" pekik sang ayah.

"Tidak itu tidak boleh terjadi"

"...ayahanda, saya.."

"Lagi pula kapan kau mengembalikan istrimu ke bumi? Apa kau ingin mengelabuiku?" potong ayahnya.

"... Benar" ucapnya singkat. Sang ayah juga tak pernah menduga akan hal itu, jadi ia terkejut atas jawaban naruto.

"Begitu juga soal pernikahan. Alasan kalau saya jatuh cinta juga bohong"
"....." sang ayah tak berkata.

"Saya tak tahan melihat manusia mati gara gara hukum kayangan. Hanya itulah alasan saya menikahinya? Sebelumnya saya benci manusia dan tak ada maksud mencintainya, tapi..." semua senyuman hinata mulai merasuki fikirannya.

"Tapi aku ingin menghilangkan semua kesedihan hinata. Aku tak ingin membuatnya menangis. Aku ingin dia tersenyum, aku ingin membahagiakannya"
Naruto begitu ingin istri tercintanya merasa bahagia selalu. Ia pun bersujud di depan ayahnya dan terus memohon...

"Ayahanda, saya mohon izinkan saya untuk menjadi anak yang tak berbakti, demi istri saya!!"

'Flashback end'

Heaven's BrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang