{9}Siapa?

3.4K 234 0
                                    



"Guru Privat? Buat lo? Lo kan bisa cari guru yang lebih hebat dari pada gue, lagi pula gue bukan guru privat dan gue tidak punya waktu luang. Jadi sorry gue nggak bisa."

"Masa lo nggak mau sih ngajari gue biar gue bisa pintar," Ujar Dika. (Namakamu) membuang nafasnya, "Bukan begitu..,"

"Ayolah sekali ini aja," Pinta Dika memelas.

"Maaf tuan Dika gue nggak bisa." (Namakamu) melangkah pergi meninggalkan Dika.

"Please gue mohon sama lo, gue pingin lihat orang tua gue ngelihat ke gue itu aja nggak lebih,"

Seketika langkah (Namakamu) terhenti setelah mendengar ucapan Dika, (Nmakamu) menghebuskan nafasnya. "Oke, kali ini aja. Lo dating kerumah gue nanti jam 15." Lalu (Namkamu) melangkah pergi meninggalkan Dika.

"Ah, Gue kira dia nggak bakal mau," Gumam Dika tersenyum.

~*~

(Namkamu) menokok keningnya dari tadi setelah pergi dari Dika, menurutnya ini adalah keputusan yang salah sangat sangat salah seharusnya tadi ia menolak mentah mentah seperti bisanya, tapi tadi malah iya menyetujuinya. "Apa aku sudah gila? Kenapa aku menyetujuinya!!" Gumam (Namkamu) terus menokok keningnya.

Tring....

(Namkamu) meronggoh saku roknya dan mengambil ponselnya.

Ada selalu ada disini {Kayla}

"Lagi?" Gumam (Namkamu) menggelengkan kepalanya dan memasukkan kembali ponselnya kedalam saku roknya. "Dia?" Gumam (Namkamu) melihat orang yang sedang berdiri di depannya sambil tersenyum kearahnya.

"Alvin?,"

"Yap, ini gue lama ya udah nggak ketemu" (Namakamu) mengangkat salah satu alisnya lalu tersenyum tipis.

~*~

"Ada apa lo kesini?" Tanya (Namakamu) sambil melipat kedua tangannya di dadanya. "Gue mau ketemu lo dan bica aja" (Namakamu) memandang kearah Alvin.

"Ngomong apa? Pentingkah?" Alvin tersenyum lalu menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Mungkin."

"Jadi mau ngomong apa?"

"Gue suka sama lo, Lo mau jadi pacar gue?" (Namakamu) tertawa, "Gue kira apaan, bukankan sudah gue bilang berapa kali kalau gue udah nganggap lo seperti kakak gue sendiri dan nggak lebih, jadi maaf jawaban gue masih sama" Alvin menghembuskan nafas nya kecewa.

"Rencananya tadi kalau lo nerima gue, gue nggak bakal jadi pergi" (Namakamu) terkejut menendengar ucapan Alvin, "Pergi? Pergi kemana?."

"Jerman, papa dan mama nyuru gue lanjutin sekolah ke Jerman dan juga karna papa dipindahkan ke sana kerjanya" (Namakamu) mengangguk paham. "Jadi kapan perginya?"

"Secara tidak langsung lo kayak pingin gue pergi dari sini secepatnya" (Namakamu) menghembuskan nafasnya, " Bukan itu maksud gue"

"Ia..ia gue tau, besok... ah tidak 1 jam lagi"

"Gilak cepat banget, yaudah hati hati sana cepat pergi nanti ketinggalan"

"Lo benar benar ngusir gue?"

"Gue itung sampai sepuluh, 1....2...3...4..5..6..7..8.9.."

"Ia..ia yaudah gue pergi bye" Ketus Alvin lalu pergi, "Dia nggak berubah rubah" Gumam Alvin.

~*~

"Dasar Alvin" (Namakamu) menggengkan kepalanya tidak mengerti dengan Alvin yang sudah dianggapnya seperti kakaknya sendiri, bagaimana tidak? Banyangkan 1 jam lagi berangkat dianya malah santai santai aja. Alvin.. Alvin.

Mr. Nerd And Mrs. ColdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang