Our First Date

4.6K 341 16
                                    

Chapter 8

Jaejoong bangun pagi-pagi sekali. Ia harus bangun lebih dulu daripada suaminya. Ia tersenyum karena ia merasa senang bisa memeluk Yunho saat tidur. Ia pun turun dari tempat tidur dan segera membersihkan diri di kamar mandi.

.

.

.

Jaejoong harus segera pergi ke dapur untuk memasak sarapan. Akan tetapi, bagaimana ia bisa keluar dari dalam kamar? Semalam pintunya tidak bisa dibuka. Ia pun mencoba untuk membuka knop pintu kamarnya. Dengan sekali putar pintu kamarnya dan Yunho sudah terbuka. Ia merasa heran mengapa pintunya bisa dengan mudah dibuka, padahal semalam pintu tersebut tidak bisa ia buka, walaupun ia sudah mengerahkan segenap tenaganya.

Jaejoong merasa penasaran dengan keanehan yang terjadi pada pintu kamarnya. Namun, sepertinya tidak ada gunanya ia memikirkan hal tersebut. Yang penting sekarang pintu kamarnya sudah tidak bermasalah.

.

.

.

Junsu tampak sangat mengantuk pagi ini. Ia sama sekali tidak bersemangat untuk mengikuti kuliah pagi.

"Kau kenapa? Kau tampak lebih lesu dari biasanya." Changmin menghampiri Junsu di kantin saat Jaejoong sedang mengantre untuk mengambil makanan.

"Aku sangat mengantuk. Aku harus bangun pagi sekali sebelum Jaejoong bangun karena aku harus membukakan kunci kamar mereka." Junsu menelungkupkan wajahnya pada meja kantin.

"Jadi, kau benar-benar melakukannya?" tanya Changmin. "Kau benar-benar mengunci mereka di dalam kamar?"

Junsu mengangkat kepalanya. Kedua matanya terpejam. "Idemu itu selalu membuatku kerepotan."

Changmin tersenyum kaku. "Jadi, bagaimana hasilnya? Apa yang terjadi di antara mereka?"

"Mana kutahu?" Junsu mulai kesal karena Changmin mengganggu dirinya yang ingin tidur. "Yang penting ia tidak tidur di kamarku. Aku akan kurang tidur jika aku harus melakukan hal itu setiap hari."

"Jika kau tidak ingin Jaejoong tidur di kamarmu, kau bisa mengunci pintu kamarmu agar ia tidak bisa masuk. Mereka berdua sudah menikah. Seharusnya kau tidak perlu ikut campur lagi. Serahkan saja semuanya kepada ayahmu!" Changmin melihat Jaejoong yang datang membawa nampan berisi makanan.

"Changmin, apa kau ingin makan siang bersama kami?" Jaejoong menaruh nampan yang dibawanya di atas meja.

"Bolehkah?" Changmin terlihat sangat senang. Selama ini ia selalu makan sendirian. Ini pertama kalinya ada yang mengajaknya makan bersama.

Jaejoong mengangguk. "Tentu saja boleh."

"Jaejoongie, mengapa kau mengajaknya makan bersama kita?" Junsu protes.

"Memangnya kenapa? Changmin adalah teman kita, bukan?" balas Jaejoong. Ia tidak menganggap Changmin sebagai saingan atau semacamnya. Akhir-akhir ini ia merasa bahwa Junsu dan Changmin terlihat dekat. Mungkinkah ada sesuatu di antara mereka? Jika sahabatnya itu menyukai Changmin, tentu saja ia akan mendukung hubungan mereka.

Junsu cemberut. Ia tidak memiliki alasan yang kuat untuk mengusir Changmin.

Changmin menunjukkan senyum kemenangannya. "Terima kasih, Jae!"

.

.

.

My Older Crush (Yunjae Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang