[Special] Memories

266 28 5
                                    

Aku baru saja kembali dari sekolah, ketika aku mengeluarkan ponselku dari saku almamater, benda itu terjatuh. Aku lupa, kapan aku membawanya ke sekolah?

Aku ambil benda itu, menatapnya lama. Benda ini membuatku teringat akan gadis itu.

Pada hari itu aku akan bertemu dengan Jimin hyung di cafe yang sudah kami janjikan.

Ketika disana, aku melihat seorang gadis yang sangat familiar di mataku sedang melintas di luar cafe. Berhubung urusanku dengan Jimin hyung sudah selesai, aku memutuskan berlari keluar untuk mengikuti gadis itu. Apakah aku terlihat seperti stalker? Tidak kan? Tidak ada stalker setampan aku.

Saat aku berada beberapa langkah di belakangnya, gadis itu menjatuhkan sesuatu.

Itu sebuah kalung.

Aku mengambilnya, lalu hendak memanggil gadis itu. Ini adalah kesempatanku untuk berkenalan dengannya.

Baru saja aku akan memanggilnya, ia berbalik arah dan menabrakku. Ia tidak menyadari bahwa kalung miliknya berada di tanganku.

"Jeosonghaeyo." Ia membungkuk, meminta maaf, tanpa melihat ke arahku. Aku terdiam.

Suaranya, sangat lembut.

Hingga akhirnya aku tersadar, aku ingin memanggilnya, tapi ia sudah hilang dari pandanganku.

'I lost her.'

Aku tersenyum tipis mengingat kejadian itu.

Dan aku belum sepenuhnya percaya saat ini aku telah bersama gadis itu.

Aku kembali menatap kalung yang berada dalam genggamanku itu.

'Aku harus segera mengembalikannya.'

.
.
.
.
.

Aku menghempaskan badanku ke atas kasur. Aku baru saja selesai mandi.

Ketika aku melihat pantulan diriku di cermin, aku jadi teringat akan kalungku itu. Benda pemberian halmeoni pada saat aku berumur 15 tahun.

Aku menghilangkannya. Betapa bodohnya aku.

Pada saat itu aku sedang dalam perjalanan untuk bertemu dengan Ahra -teman sekelasku- untuk mengerjakan beberapa tugas.

Aku berjalan dengan terburu-buru sampai pada akhirnya aku menyadari bahwa aku tidak memakai kalungku. 'Mungkin aku meninggalkannya di rumah,' pikirku.

Aku langsung berputar untuk kembali ke rumah, tapi aku malah menabrak orang. Karena aku sedang terburu-buru, aku langsung meminta maaf tanpa melihat wajah orang itu, dan langsung berlari.

Sesampainya aku di rumah aku langsung mencari kalungku. Kalung itu sangat berharga bagiku, karena itulah kenangan satu satunya yang kumilikki dengan Halmeoni.

Aku mencari kalung itu ke seluruh penjuru kamarku. Tapi aku tidak menemukannya.

'I lost it.'

Aku harus berusaha menemukannya.

---------

Hallo👋
Ini chapter ini cuma selingan aja yaa sebelum aku update chapter selanjutnya yaa.

Dan gak penting penting banget sebenarnya. But, keep read it ya!

Pendek banget ya,kan? hahha, maafkan aku😂

See you in next chapter:))))

Look At Me, Please! [날 봐,제발!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang