"Mah, Noona udah sadar Mah".
Sarang mengerjap-ngerjapkan kedua matanya. Kepalanya terasa sangat pening. Pandangannya mengintari seluruh ruangan yang nampak asing bagi dirinya. Tampak Ibu dan adiknya di samping tempat tidur, tangan Ibunya tak henti-henti mengelus kepalanya.
"Kamu sudah sadar Nak", kata Ibu Sarang sambil tersenyum lembut. Namun mata ibunya tampak merah dan sedikit sembab.
"Suga mana Mah? Sarang mencoba bangkit dan bersandar pada tepian tempat tidurnya. Jungkook dengan sigap membantu kakaknya dengan meletakkan bantal untuk menopang kepala Sarang.
Air mata nampak menetes dari mata ibu Sarang.
"Kamu yang sabar ya Sarang, yang iklas", katanya tanpa mampu menyembunyikan isak tangis dari kedua bibirnya."Haah? Sabar kenapa Mah? Kenapa musti sabar. Suga mana, udah dateng belom? Apa masih kejebak macet?"
"Noona, noona yg sabar ya. Mas Suga udah gak ada Noona".
"Hah, gak ada gimana Kook maksudnya? Terus baju pengantin gue mana? Kok gue pake baju rumah sakit, dan ini kenapa tangan gue d infus segala?"
"Mas...mas Suga meninggal Noona semalem. Mas Suga meninggal setelah kecelakaan. Noona inget?" kata Jungkook terisak pelan. Dirinyapun kini sudah tak mampu lagi menahan air matanya.
Sarang melongo tak percaya. Dia berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi. Di urutkannya kejadian sebelum dirinya pingsan. Terakhir kali dia berada di rumah sakit. Ya dia ingat sekarang, Sarang ada di rumah sakit karena mendapat kabar bahwa calon suaminya kecelakaan ketika menuju ke rumahnya.
Kejadian berikutnya yang dia ingat adalah bahwa dia menunggu di rumah sakit sampai malam dan perkataan Dokter bahwa operasi Suga lancar dan keadaannya stabil. Lalu tiba-tiba perawat masuk ke kamar Suga dan semuanya mendadak gelap. Kini Sarang sudah ingat semuanya.
"Gak...gak Kook. Suga gak mungkin meninggal nggak. Dia pasti sadar pasti. Dimana? Ruang Suga dimana? Gue mau kesana sekarang", Sarang bangkit dan berusaha melepas selang infus dari tangannya.
Jungkook hanya bisa menangis dan memeluk tubuh Sarang. Sedangkan Ibu Sarang sudah tak kuasa menyembunyikan isak tangisnya dalam dekapan ayah Sarang di sudut ruangan.
"Gak, gak gak mungkin" Sarang menggeleng-gelengkan kepalanya tak percaya. Sedetik kemudian Sarang meneteskan air matanya, pandangan matanya lurus kosong menatap ke depan. Shock yang dirasakan Sarang membuat dia kehilangan tenaga untuk sekedar mengeluarkan suara tangisan.
Tak ada lagi yang berbicara setelah itu. Yang ada hanya suara isak tangis bersahut-sahutan dari kamar tempat Sarang berada. Sejurus kemudian Sarang kembali tersadar dari lamunan kosongya.
"Gue pengen ketemu Suga Kook. Buat yang terakhir kalinya", kata Sarang lirih.
"Tapi Noona masih lemah. Noona masih butuh istirahat dulu".
"Gak, gue gapapa. Anterin gue ketemu Suga sekarang. Dimanapun dia".
"Tapi Noona..."
"Sekarang Kook!"
........................................................................
Tiba di pemakaman, Ibu Suga langsung memeluk erat Sarang. Nampak beberapa luka lecet dan memar di wajahnya. Sarang menatap nanar ketika jenazah Suga dimasukkan ke liang lahat. Perlahan-lahan jenazah Suga menghilang tertutup oleh tanah.
"Noona ayo pulang", ajak Jungkook pada Sarang ketika pemakaman sudah mulai sepi.
"Bentar Kook gue masih mau disini".
"Tapi Noona butuh istirahat".
"Gue gak papa. Lo bisa pulang duluan. Lo pasti capek. Gue bisa pulang sendiri".
"Lo pulang dulu aja Kook. Lo pasti capek dari semalem gak tidur. Biar gue temenin Sarang disini", bisik Jehop di samping Jungkook
"Tapi mas Jehop, mas juga...".
"Kasian Emak Bapak lo juga pasti capek, lo temenenin mereka pulang gih".
Jungkook pun akhirnya mengangguk dan perlahan pergi. Sepeninggal Jungkook, Sarang pun terduduk di samping pusara Suga. Jehop sudah berjongkok di samping Sarang. Diraihnya kepala Sarang untuk bersandar di bahunya.
"Kenapa Suga ninggalin gue Hop?"
"Yang sabar Nyuk yang sabar. Kalo lo mau nangis, nangis aja sekenceng yang lo mau. Jangan ditahan!"
Isak tangis Sarang perlahan mulai terdengar. Bertambah keras bertambah keras perlahan-lahan, semakin keras hingga akhirnya isak tangisnya berubah menjadi suara tangisan dan ratapan yang memilukan.
Sarang memanggil-manggil nama Suga dan menangis sejadi-jadinya di pelukan Jehop.Selamat jalan Suga.
TAMAT.
Becanda. Masih to be continued kok. To be honest masih ada lanjutannya kok. Jadi mohon gak bosen ya baca cerita gaje ini. Kalau berkenan ya mintak tolong pencet vote,sukur- sukur komen atau kasih kritik atau saran atau sekedar kata "nexttt" gitu aja gue udah seneng banget jadi tambah semangat buat ngebaperin eh ngelanjutin cerita.
Thankyou and happy reading ya ^_^
KAMU SEDANG MEMBACA
My Salvation
FanfictionCause you are my salvation from my sorrow. You light up my life ( unpredictable ) Sarang seorang gadis bipolar yang cenderung kasar akhirnya menemukan tambatan hatinya dan memutuskan untuk menikah. Namun ketika semuanya sudah di depan mata, di hari...