(10) Let me by your side

115 16 13
                                    

"Nyuk turun yok, gue dapet film baru. Katanya sih seru", ajak Jehop yang kini sedang melongokkan kepalanya dari ambang pintu kamar Sarang. Yang di ajak hanya tersenyum tipis dan menggeleng pelan.

"Ayolah, lo betah amat sih di kamar mulu. Jamuran ntar. Mending gabung sama kita di bawah, gue juga udah bawa jajanan seabrek", bujuk Jehop lagi. Dilangkahkan kakinya menghampiri Sarang yang seperti biasa duduk mencakung di depan jendela, diliriknya benda seperti buku tebal yang ada di pangkuan sahabatnya itu.
"Foto suga", bisik Jehop dalam hati.

Mendengar ajakan Jehop, Sarang menggeleng kembali,
"Gue lagi gak pengen", bisiknya lirih, dialihkannya pandangan matanya ke luar jendela.
Melihat gesture penolakan dari Sarang, Jehop tak berani lagi untuk memaksanya. Dia takut kejadian seminggu yang lalu terulang lagi.
Dengan berat hati, dilangkahkan kakinya keluar kamar sembari berujar
"Kalo lo bosen ntar nyusul ya!" yang sama sekali tak direspon oleh Sarang.

Sepeninggal Jehop, dibukanya kembali album foto besar yang ada di pangkuannya, senyum tipis mengembang dari wajah sayunya ketika tangannya terhenti pada sebuah foto, dimana nampak seorang gadis berdiri di tepi pantai berusaha menutupi wajahnya.

Juli 2012

"Mau kemana?"

"Liat aja ntar" jawab seorang pria yang sibuk dengan kemudi singkat.

Mendengar jawaban singkat yang terasa begitu menjengkelkan, si penanya hanya mendenguskan nafasnya kesal lalu memperbaiki duduknya dan memutuskan untuk tidur.

"Bangun, Sarang bangun. Udah sampe", bisik si pria sembari mengelus pucuk kepala si gadis.

Si gadis mengerjap-ngerjapkan matanya. Bokongnya terasa sangat pegal setelah berjam-jam duduk di dalam mobil dan tanpa tahu arah tujuan kemana mereka akan pergi. Hampir saja si gadis ingin mengumpat ke pria disampingnya jika saja tak disadarinya pemandangan yang sangat menakjubkan di depannya.

Sebuah pantai dengan pasir putih dan ombak yang tenang terhampar di depannya. Pantai itu nampak begitu indah dan menakjubkan dengan dua tebing karang yang mengapit di sisi kanan dan kirinya ( ada yang tau pantai indrayanti atau kukup? Yang di gunung kidul itu lo. Bayangin aja mirip kaya gitu deh pokoknya hehehe. Yah walaupun di kukup ombaknya gede banget sih :D )

Tak mampu menyembunyikan kekagumannya, Sarang kini memandang takjub dengan mata terbelalak dan mulut yang terbuka.

"Suka?"

"Banget"

"Ya udah turun jangan ngowoh mulu kaya orang senewen", kata si pria sambil melepaskan seating belt dan bangkit keluar dari mobil.

" Ckk, kasar banget si jadi cowok. Bukain pintu kek gimana kek", decik Sarang mendadak kesal menerima perlakuan yang dianggapnya menyebalkan dari pria tersebut.
Sementara si pria kini berdiri dan merentangkan kedua kakinya di depan mobil sekedar meluruskan punggung dan kakinya yang benar-benar lelah karena mengemudi lebih dari 3 jam.

"Kok lo tau kalo gue suka ke pantai sih?", tanya Sarang yang kini sudah melangkah beriringan dengan pria menyebalkan itu.

Si pria menoleh dan berkata
"Gue gak tau kalo lo suka pantai. Gue cuman suka pantai aja dan udah lama gak ke pantai jadi ya udah gue ajak lo sekalian kesini. Sama sekali gue gak tau kalo lo juga suka pantai".

Mendengar penuturan itu, Sarang memutar bola matanya. Malas dan kesal. Menyesal karena sudah berekspetasi yang terlalu tinggi pada batu es disampingnya.

Akhirnya mereka hanya duduk berdampingan di tepi pantai, di bawah pohon tanpa melakukan suatu apapun. Tapi hanya dengan hal sederhana seperti ini sudah benar-benar mampu membuat Sarang bahagia.
Digoyang-goyangkan kakinya yang kini menggantung karena mereka duduk di kursi yang lumayan tinggi, dengan mata terpejam Sarang benar-benar menikmati hembusan angin yang memainkan rambutnya serta suara deburan ombak yang begitu menenangkan hatinya. Tak disadarinya jika pria tampan nan ketus yang ada disampinya kini benar-benar mengamati wajahnya dengan senyum penuh kekaguman mengembang dari wajah putih pucatnya.

My SalvationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang