(5) Survive

114 16 11
                                    

Gatel buru2 update gegara takut dikira tamat beneran.




"Lho, Noona. Kok udah rapi mau kemana?" tanya Jungkook pada kakaknya yang sudah rapi di meja makan.

"Kerja", jawab Sarang pendek. Di raihnya sepotong roti dan di olesinya dengan Nuttela yang ada di depannya.
Jungkook menatap kedua orang tuanya dengan pandangan penuh kebingungan. Hal yang sama pun dilakukan oleh orang tuanya. Bagaimana tidak, sudah 3 hari Sarang tidak keluar kamar semenjak hari pemakaman Suga.

Dia tidak mau bertemu dengan siapapun, entah itu orang tua, adik, ataupun Jehop sahabatnya. Makanan yg di antarkan di depan pintu kamarnya pun hampir tidak pernah di sentuhnya. Panggilan orang tua maupun Jungkook sama sekali tidak dihiraukannya. Hal ini tentu saja membuat keluarganya teramat kawatir. Hanya pada malam kedua Jungkook melihat kakaknya membuka pintu dan mengambil 3 buah apel serta sekotak jus dari dapur. Mungkin saat itu Sarang sudah tak dapat berkompromi atau sudah merasa kelaparan yang sangat.

Hingga pagi ini mendadak dia keluar kamar dan sudah dalam keadaan yang rapi, lengkap dengan pakaian kerjanya. Kondisi Sarang jauh dari kata baik sebenarnya. Pipinya terlihat cekung, matanya memerah dan lingkaran hitam terlihat sangat jelas di matanya. Sering Jungkook menempelkan telinganya di daun pintu kamar Sarang, sekedar untuk memastikan keadaan kakaknya, sekedar mengecek apakah masih ada pergerakan dari dalam sana, tapi tak pernah didapatinya suara tangis Sarang sekecil apapun. Namun menilik dari keadaan Sarang saat ini, Jungkook tahu, Sarang menangis dalam diamnya selama beberapa hari ini.

"Kamu yakin ? Kalau menurut Ibu, ayah Jehop tak akan keberatan kalau kamu membolos sehari atau dua hari", kata Ibu Sarang pelan.

Sarang hanya menggeleng.
"Cuti Sarang cuman 3 hari".

"Tapi kan mas Jehop te...",

"Itu kantor ayahnya bukan kantornya", potong Sarang cepat.

"Sarang berangkat Mah, Pah. Lo anterin gue Kook. Gue belum berani nyetir hari ini".

Jungkook buru-buru menjejalkan sisa roti ke dalam mulutnya dan mengambil kunci mobil di dalam kamarnya. Hanya dengan mengenakan celana pendek dan kaos kedodoran Jungkook mengantar kakaknya ke kantor.

Jehop menghentikan langkahnya ketika melihat Sarang turun dari mobil di depan pintu gerbang kantor. Di urungkannya niat untuk masuk ke dalam, segera ia dapati Sarang yang berjalan pelan.

"Lo ngapain Nyuk".

"Kerja".

"Ya gue tau lo kerja. Tapi maksudnya kenapa udah masuk kerja".

"Cuti gue udah abis".

"Ya tapi kan lo bisa bolos".

"Hmmm".

"Lo kan bisa istirahat dulu di rumah".

"Hmmm".

Sarang mempercepat langkahnya yang mau tidak mau Jehop pun harus menyesuaikan langkah kaki mereka.

"Lo yakin lo gak papa?".

"Gak".

"Tapi lo pucet kek gitu".

"Gue gak papa".

Jehoppun terus menerocos menanyakan keadaan sahabatnya itu hingga terpaksa terhenti ketika Sarang menutup pintu ruangannya. Yah mau tidak mau Jehop harus menghentikan pertanyaanya dan memutar balik langkah untuk masuk ke ruangannya sendiri.

........................................................................

"Makan siang yok Nyuk".

Hening tak ada jawaban.

"Nyuk".

Masih hening.

"Hellow, Nyuk", kata Jehop sambil mengibas-ngibaskan kedua tangannya ke depan wajah Sarang.

"Hmm...iya kenapa?"

"Lo gak denger tadi gue ngomong apa?"

"Gak".

Hhhh, Jehop menghembuskan nafasnya kasar.

"Makan yok, udah jam makan siang".

"Gue gak laper".

"Lo musti makan Nyuk, ntar sakit. Kata Jungkook lo kemaren gak mau makan".

"...."

"Apa lo mau gue beliin sesuatu?"

"Gak usah".

"Hash, ya udah. Gue makan sendiri kalo gitu."

"Braaak", tangan Jehop tak sengaja menyenggol tumpukan map di meja.

"Sorry, sorry. Gue gak sengaja", Jehop buru-buru memunguti map dan merapikannya.

"Gak papa", jawab lirih dan bangkit dari duduknya, berjongkok membantu Jehop merapikan map-map yang berserakan dan menyusunnya kembali ke atas meja. Gerak-geriknya terlihat sangat lesu dan tanpa tenaga tak seperti diri Sarang yang biasa.

"Aneh", pikir Jehop.
Tak seharusnya Sarang begini. Sarang dulu adalah orang yang sangat gesit dan bukanlah orang yang bertingkah lemah lembut. Sarang juga pasti akan mengomel dan menyuruh orang lain untuk cepat bertanggung jawab atas kesalah sekecil apapun yang dilakukan. Tapi sekarang, Sarang justru diam saja bahkan membantu Jehop merapikan map.

"Gue tinggal dulu Nyuk".

"Ya".

35 menit kemudian Jehop kembali ke ruangan Sarang. Tangannya menenteng bungkusan berisikan Jus apel dalam kemasan dan puding mangga. Sarang biasanya menyukai itu saat dia sedang tidak doyan makan.

Didapatinya Sarang sedang duduk menghadap ke arah jendela dengan pandangan kosong. Melamun.
Tak disadarinya Jehop yang sudah jongkok di sampingnya.

"Puding", Jehop mengangsurkan puding mangga itu ke arah Sarang.

Sarang terlonjak dan menoleh ke arah Jehop.

"Oh...elo Hop."

"Gue bukain ya, biasanya lo kan suka puding mangga kalo lagi gak doyan makan", cerocos Jehop sambil berusaha membuka bungkusan Puding di tangannya

"Ntar aja", kata Sarang lirih sambil menghentikan kegiatan Jehop.

"Hhh, ya udah deh. Jus aja ya, gue bukain".

"Gue bisa sendiri", kata Sarang lirih hampir tak terdengar dan bangkit kembali menuju kursi di depan meja kerjanya.

"Gue banyak kerjaan".

Sarang mengusir Jehop secara halus yang hanya ditanggapi dengan dengusan Jehop yang kesal dan bersungut-sungut melangkah keluar ruangan.

........................................................................

"Halo Mas, Kookie nganggu gak?"

"Oh iya Kook, kenapa?"

"Noona gimana di kantor? Dia baik-baik aja? Kookie kuatir. Tadi pagi keadaanya kaya gitu, mana diem aja lagi".

"Oh iya baik-baik aja kok. Cuman dia masih gak mau makan. Akhirnya cuman gue beliin puding".

"Aduh... Kookie nitip Noona ya ke mas".

"Beres".

"Oiya nanti pulangnya jam berapa? Biar Kookie jemput Noonya tepat waktu. Dari tadi di bbmin sama di telfon gak di respon".

"Biar ntar Kakak lo pulang sama gue aja".

"Oh ok ok. Thanks ya mas".

"Tut...tut...tut" tanda panggilan di seberang diakhiri.

"Sarang Sarang, kenapa lo jadi kek gini sih. Lo bikin gue jadi super kuatir", desah Jehop pelan.

Tbc.

Ya ampun, gue baper sendiri sama Jehop. Makasih ya yang udah baca, semoga tetep masih mau baca cerita ini kedepannya ^_^

My SalvationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang