[1] WoD - Déjà vu

113 17 1
                                    

Hai, perkenalkan namaku 'Clara Yuniko'. Pasti kalian sudah mendengar namaku dari seseorang, kalau kusebutkan mungkin namanya 'Rafa' iyakan ?.

Iya, Rafa memang orang yg aku kenal 3 bulan yang lalu, saat tanpa sadar kami bertabrakan dilorong hendak ke staf tata usaha.

Rafa yang memegang sebuah lukisan wajahku. Setidaknya aku berpikir begitu, karna wajah itu mirip aku. Haha, lucu bukan kalau aku merasa perempuan dengan permata biru disisi rambutnya itu adalah aku. Tapi tidak mungkin, karna wajah itu jauh lebih cantik dilengkapi mutiara birunya.

oOo

Aku sedang duduk bersama seorang perempuan berbaju hitam dan bando hitam menghadap sebuah bola kristal merah yang berkedipan. Aku menatapnya dengan intens. Namanya Rena, sebenarnya dia cantik bahkan sangat cantik dengan tubuh yang putih dan profosional. Tapi kenapa dia justru malah menjadi peramal, bukannya menjadi seorang model. Rafa bilang, Rena hanya meneruskan profesi neneknya yang seorang peramal kuno.

Aku datang bukan untuk meramal. Tapi untuk menanyakan sesuatu. Hmm, sesuatu seperti Déjà vu. Apa itu Déjà vu dan bagaimana reaksi seseorang setelah mengalaminya.

Tapi sedikit banyaknya aku pernah mendengar bahwa yang disebut Déjà vu itu adalah sekelebat kejadian yang terlintas didepan mata. Baik kejadian yg sudah berlalu atau pun kejadian yang baru akan terjadi.

Sebagian orang ada yang mengatakan biasa saja ketika mengalaminya. Namun juga ada sebagian orang mengatakan kita akan seperti orang kebingungan setelah mengalami Déjà vu.

Dan Rena bilang, Déjà vu itu ada macam bayangan kejadian. Ada kejadian yang menyenangkan dan membuat orang senang, dan ada pula kejadian menakutkan atau pun mengerikan. Bahkan juga ada yang membuat diri kita linglung seketika. Begitu banyak prediksi, sampai-sampai aku tidak yakin harus percaya siapa.

Tapi aku pernah mendengar Rafa bercerita kalau ia mimpi didatangi oleh arwah seorang putri suku dan dimintai pertolongan. Apa itu juga termasuk sebuah de-javu atau benar-benar mimpi yang menampilkan seseorang 700 tahun yang sudah mati dan tidak lama itu Rafa dan aku bertemu.

Rafa juga bilang itu sangat jauh berbeda dengan Déjà vu.

Bukan apa, karena belakangan ini aku mengalami Déjà vu yang sama sekali aku tidak mengerti. Bahkan aku duduk dan berbicara dengan Rena sekarang, seperti sudah aku alami sebelum hari ini. Itu membuatku linglung sendiri. Aku bahkan tidak mengerti kenapa aku bisa menjalani takdir hari ini, sedangkan sebelumnya aku sudah melihat ini terjadi.

"Itu masih wajar Yuniko, selama kau belum merasa tertakuti dengan itu"

Rena tidak pernah berubah dalam cara memanggil namaku. Tetap saja 'Yuniko' nama sosok arwah yg pernah meminta bantuannya. Sering kali aku merasa jengkel karna itu. Hanya dia satu-satunya orang yg memanggilku dengan sebutan 'Yuniko'.

"Iya aku tau, tapi yang kemarin itu aneh Rafa"

"Aneh bangaimana maksudya ,Yuniko?"

Aku terdiam. Aku tidak tau harus mulai dari mana menceritakan kejadian yang lewat di depan mataku kemarin malam. Aku takutnya Rafa tidak percaya ceritaku, meskipun dia pernah terlibat dengan seorang arwah kuno seperti putri suku yang bernama Yuniko itu.

"Yuniko"

Berkali-kali Rafa memanggilku, tapi tidak aku hiraukan. Bayangan kejadian itu kembali melintas di mataku. Sekelebat bayangan hitam dengan banyak kaki besar dan bergerigi. Aku tidak yakin apa itu, yang jelas benda itu sangat besar.

Rafa memukul pelan pundakku, aku tersadar dari bayangan itu. Déjà vu, aku baru saja mengalami Déjà vu. Rafa menatapku dengan heran. Aku tau wajahku saat ini seperti apa. Polos, sangat polos seperti sedang linglung atau bahkan cenderung seperti ketakutan yg masuk kerelung hati. Raafa bertanya apa yang terjadi kepadaku, namun entah kenapa lidahku menjadi kaku keluh tak bisa digerakan. Seolah-olah membeku dan mungkin bisa saja membuatku bisu begitu saja.

"Baiklah. Kalau begitu ayo kita pulang, Rena sudah menunggu untuk pulang bersama"

Aku mengikuti langkah Rafa menuju luar kantin. Sesekali aku merasa Rafa melirikku dengan tatapan heran mengapa sedari tadi aku hanya diam dengan tatapan kosong.


Would of Dream 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang