Jelaga itu seakan terpaku kaku
Banyak suara tepuk tangan bersuara malam ini
Tertawa centil manja di meja masing-masing
Siluet gelas dekat asbak, dia teman. Kopi hitamku
Seakan aku tertuju padanya, dia datang lagi. Sepintas
Tak pernah ku undang, lakunya lantang
Seperti petang datang, centil senyummu lantang
Sedikit tersenyum yang kumampu, entah apa itu senang
Dinginku hanya sandiwara nona, hanya sandiwara
Sedikit berbincang sendiri, siapa aku?
Indah, sucimu tak pantas denganku
Setitik rasa bahagia, aku tetap menjadi diriku..
KAMU SEDANG MEMBACA
Bahasa Tulis
PoesíaDia tak akan bersuara. Namun, di dalam pikiranmu ia bergema..