Blurb

92.7K 6.3K 199
                                    

Menikah muda?

Siapkah kamu untuk menikah muda? Atau kamu lebih siap untuk menjalin kasih saja sebab belum siap untuk menikah muda tetapi sudah terlanjur cinta dan nggak mau kehilangan dia akhirnya kamu memilih untuk mengikatnya dalam status pacaran.

Pacaran?

Dosa apa tidak?

Pilihan ada di tanganmu.

Pintralah dalam memilih.

🌿🌼🌿

"Nikah muda itu halal di mata Allah. Jika memang nanti ada masalah dalam rumah tangga yang salah bukan nikahnya tapi pribadinya. Banyak kan yang nikah dalam usia matang tapi berakhir di pengadilan agama dan banyak juga yang nikah muda namun mereka langgeng sampai tua. Saya mencintai Ana dan cara terbaik untuk menjaga cinta saya pada Ana dengan cara menikahi Ana."

"Kamu yakin? Menikah itu bukan sehari dua hari tapi kalau bisa menikah itu seumur hidup. Allah menghalalkan perceraian namun Allah sangat membencinya."

"Saya yakin," Rega menjawab tegas.

"Apa bekal yang kamu punya untuk menjadi suami yang baik untuk putri Om?"

"Bekal saya cuma dua cinta dan rasa takut saya pada Allah."

"Itu saja tidak cukup Nak Rega."

"Saya tahu itu saja tidak cukup. Namun, hanya itulah bekal yang saya punya sekarang."

"Apa kedua orangtuamu sudah memberikan izin padamu untuk meminang Ana?"

Rega mengangguk, "Mama dan Papa sangat menyayangi Ana jadi tentu mereka mengizinkan saya untuk meminang Ana."

Aku hanya mampu mengerjap bingung saat mendengar obrolan antara Ayah dan Rega.

"Baiklah bila memang Nak Rega telah yakin dan kedua orangtua Nak Rega telah memberikan izin maka Om terima lamaran Nak Rega."

Mataku membulat sempurna. Lamaran Rega diterima oleh Ayah??? Sulit untuk dipercaya, sama sulitnya aku percaya kalau bulan sama bintang bakal muncul barengan sama matahari.

Kok bisa sih? Gimana ceritanya?

"Aku nggak mau!!!" akhirnya aku berani juga untuk mengutarakan apa yang ada di dalam kepalaku.

Rega langsung menatap ke arahku, "Kamu nggak bisa nolak, Ann," ucapnya songong hingga membuatku ingin sekali mencakar wajahnya.

Aku melengos dari wajah songongnya. Kini mataku terfokus pada Ayah. Aku memandang Ayah dengan wajah memelas, "Ayah aku nggak mau nikah sama Rega."

"Kamu sayang nggak sama Ayah?" tanya Ayah.

"Tentu aku sayang sama Ayah. Masa nggak?" jawabku tegas.

"Kalau kamu sayang sama Ayah. Ayah mohon kamu terima lamaran Rega."

Mataku kembali membulat sempurna. Ya Allah... Dosa nggak kalau aku nggak nurutin permintaan Ayah? Ayah selalu nurutin permintaan aku dan ini adalah kali pertama Ayah meminta sesuatu sama aku.

🌿🌼🌿

Padalarang, 18 Jumada I 1441H

I'm With You | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang