26

22.7K 2.4K 316
                                    

Tepat pukul sembilan malam Rega masuk ke dalam kamar yang sudah hampir satu Minggu tak pernah lagi ia masuki. Di atas tempat tidur berukuran king size wanita yang paling dia cintai telah tertidur pulas. Rega duduk di tepi tempat tidur matanya menatap lekat wajah Ananditha.

"Wajahmu terlihat pucat, sayang. Apa kamu begitu merasa kepayahan?" Pertanyaan itu diucapkan Rega dengan suara yang begitu pelan, "Maaf...andai Allah mengijinkan aku berharap segala rasa sakit dan rasa tidak nyaman yang sekarang kamu rasakan karena mengandungnya biar aku yang merasakannya." Tangan Rega menyentuh permukaan perut Ananditha, "Ayah mohon tumbuhlah dengan sehat di dalam rahim ibu. Ibu menyayangimu melebihi rasa sayang ayah kepadamu tapi kini ibu sedang ketakutan sehingga membuat ibu tak dapat mengkontrol emosinya. Kelak kamu harus tumbuh menjadi anak yang baik, sayangi dan cintai ibu melebi rasa sayang dan cinta ayah kepada ibu." Setelah mengatakan itu Rega mengecup kening Ananditha, "Apapun yang kelak terjadi aku tidak akan pernah menceraikanmu. Kita akan menua bersama hingga ajal datang menjemput dan semoga Allah meridhoi mempersatukan kita hingga kelak di surga-Nya."

Rega sudah hendak beranjak dari posisinya, namun urung saat kedua tangan Ananditha memegang erat tangan kanannya. Mata Ananditha yang tadinya terpejam perlahan terbuka. Dia menatap Rega dengan tatapan yang sayu. Rega membalas tatapan Ananditha dengan tatapan rindu.

"Apa aku telah mengganggu tidurmu?" Dengan lembut tangan kiri Rega membelai puncak kepala Ananditha.

"Apa kamu membenciku?" Bukannya menjawab pertanyaan Rega, Ananditha malah mengajukan pertanyaan kepada Rega.

Rega tersenyum, "Aku mencintaimu."

Ananditha beranjak dari posisinya, kedua tangannya masih memegang erat tangan Rega, "Benarkah?" Suara Ananditha terdengar serak, kepalanya menunduk dalam. "Apa kamu masih tetap akan mencintaiku meskipun aku telah menyakitinya?"

Rega melepaskan genggaman tangan Ananditha dengan lembut, setelah tangannya terbebas dari genggaman tangan Ananditha kedua tangannya menyentuh wajah Ananditha yang ternyata sudah basah oleh air mata, "Maafkan aku yang telah berkata tidak baik padamu. Sungguh aku tidak akan pernah menceraikanmu... Aku ingin terus hidup bersamamu hingga kelak Allah mengijinkan kita untuk tinggal di surga-Nya..." Dengan lembut dan penuh perasaan Rega mengecup bibir Ananditha, "Dan aku percaya Ann-ku yang manja tidak akan pernah tega menyakiti calon buah hati kami. Kamu akan menjaganya dengan baik karena ia adalah hasil dari rasa cinta yang aku berikan kepadamu."

Ananditha berhambur memeluk Rega, tangisnya semakin terdengar kencang.

"Jangan kencang-kencang nangisnya nanti Mama dan Papa bangun terus mereka akan marah-marah padaku, disangkanya aku telah melakukan kdrt padamu," ucap Rega bercanda sambil menepuk-nepuk pelan punggung Ananditha yang bergetar.

Ananditha tidak menghiraukan candaan tidak lucu yang keluar dari mulut Rega, ia tetap menangis dan tangisnya semakin terdengar nyaring, Ananditha terlihat seperti anak kecil yang kehilangan mainannya.

Rega terkekeh geli, tangannya semakin erat memeluk tubuh Ananditha, "Aku sungguh mencintaimu."

Dan tanpa diduga Ananditha pun membalas ungkapan cinta Rega, "Akupun mencintaimu. Maafkan aku..."

Rega terdiam cukup lama, ini kali pertama Ananditha membalas ungkapan cintanya dengan kalimat cinta juga.

"Aku sungguh mencintaimu, Rega." Ananditha kembali mengungkapkan kata cinta pada Rega dan satu kecupan lembut Ananditha daratkan di pipi kiri Rega.

"Kenapa tidak disini?" Rega menyentuh permukaan bibirnya dengan ujung telunjuknya.

"Mulutku bau, aku kan baru bangun tidur," jawab Ananditha jujur.

Rega terkekeh geli, dia semakin erat memeluk tubuh Ananditha. "Terimakasih sayang."

"Aku sudah dapat mendengar detak jantungnya," ucap Ananditha kepada Rega, kepalanya bersandar di dada Rega.

"Detak jantung siapa? Detak jantungku?"

"Bukan," Ananditha menggeleng, "detak jantung dia," tangan Ananditha menyentuh permukaan perutnya yang masih datar, "Maafkan ibu... Ibu menyayangimu sayang. Ibu tidak akan pernah menyakitimu." Setelah mencurahkan segala ketakutannya kepada dokter Melati akhirnya Ananditha memilih untuk membatalkan niatnya karena pada kenyataannya bukan janin yang tengah dia kandung yang menyakiti batin dan raganya melainkan masa lalu kelamnya yang ditinggalkan oleh ibu kandungnya di kala usianya masih sangat kecil.

"Jangan memendamnya. Ungkapan rasa cintamu pada Rega karena tidak semua orang Allah beri kemampuan untuk dapat membaca semuanya dari raut wajah. Allah menciptakan mulut untuk berucap Ananditha maka pergunakanlah mulutmu untuk mengungkapkan semuanya, apapun kelak jawaban dari Rega percayalah semuanya pasti akan baik-baik saja," itulah yang dikatakan dokter Melati padanya setelah ia memberitahu masalahnya dengan Rega. Ia sudah hendak mengungkapkan perasaannya pada Rega namun ternyata malah Rega yang terlebih dulu mengatakannya.

"Apa yang sedang kamu pikirkan, Ann." Ucap Rega menyadarkan Ananditha dari lamunannya.

"Tidak," jawab Ananditha cepat, "Rega."

"Hmm?"

"Aku menginginkan sesuatu."

"Ngidam? Kamu ngidam yah?" Tanya Rega penuh semangat, "Cepat katakan kamu mau apa?"

Cukup lama Ananditha terdiam sebelum akhirnya berucap, "Aku mau..." Namun dia tidak melanjutkan ucapannya.

"Mau apa?" Tanya Rega gemas karena Ananditha tak kunjung menjawabnya pertanyaannya.

Ananditha mendekatkan kepalanya ke arah telinga Rega dan dengan suara yang sangat pelan dia mengutarakan apa yang dia inginkan.

Mata Rega membulat sempurna, "Kamu yakin mau itu?"

Ananditha mengangguk. Dan tanpa harus menunggu waktu lama hal yang diinginkan Anandithapun Rega berikan.

"Kita akan selalu bersama kan?" Pertanyaan itu Ananditha ajukan saat Rega hendak mengecup bibirnya.

"Iya," jawab Rega sebelum akhirnya mendaratkan ciumannya di bibir Ananditha.

T A M A T

20 Juli 2020

Terimakasih banyak untuk kalian yang sudah mau membaca cerita ini hingga Ending, semoga ada sedikit manfaat yang terkandung dalam cerita ini yang bisa kita jadikan pembelajaran.

Salam sayang dariku untuk kalian semua, sampai jumpa di cerita-ceritaku yang lain 😊

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I'm With You | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang