27. Pedes

218 12 0
                                    

"Gollll." Hiporia penonton memekak kan telinga, hati yang mendengar seolah mencelos akibat kaget.

Aldo dan timnnya menari, membelokkan bokongnya ke kanan dan ke kiri sambil menggenggam tangannya dan direntangkan ke depan, timnya mendapatkan poin satu dari kerja keras Aldo.

Rini bosan karena tidak menyukai apapun dari bola, wajahnya sempat tersenyum sebentar ketika melihat Aldo bergoyang khas, namun setelah itu senyuman pudar karena Aldo berhenti bergoyang dan melanjutkan pertandingan.

"Lo bosen ya, Rin?"

Rini terkejut dan mendelik ke samping ternyata itu Yusra, dia sempat kaget karena tau-tau Yusra sudah duduk di sampingnya.

"Haha, kaya gue hantu aja," Lanjut Yusra sok asik.

Bagi Rini, Yusra adalah hantu, hantu yang mempunyai otak bolot, enggak mungkin aja hantu pakai hijab. Plis deh, ini dear diary bukan the conjuring.

"Bosen boleh, Rin. Tapi jangan ngacangi gue, sakit." Tutur Yusra sambil menunjuk hatinya

"Gue enggak ngacangi lo kali, tapi kalau lo merasa juga bukan salah gue," Ucapnya Rini sambil asik melihat Aldo bermain bola.

Yusra termangu memdengar jawaban Rini.

Rini menganyunkan kakinya. "By the why, gue boleh manggil lo tanpa sebutan Kakak kan?"

Yusra berusaha menetralkan sikapnya, tak disangka Rini aslinya begini, selama ini Rini dianggap bad oleh cewek rata-rata yang ada di sekolahnya.

Rini tertawa, mengetahui apa yang ada di pikiran Yusra. "Haha, pasti pikiran lo udah ke cuci sama lovers Aldo kan? Hayo loh ngaku." Rini menggoda Yusra namun ada rasa perih di hatinya, kenapa sifat Rini selalu dianggap buruk.

Yusra kikuk, membenarkan lipatan hijabnya. "Iya, gila berita lo itu udah nasional banget, pokoknya enggak jarang deh, masyarakat sekolah enggak tau berita lo, ibaratnya nih, lo itu publik figur tau enggak? Menurut gue sih untung ya? Karena buat orang jadi penasaran dan mau follow sosmed-sosmed."

Rini mengangguk girang. "Bagus deh, kalau lo mandang sisi positifnya."

Yusra tersenyum percaya diri. "Kalau gue nanya boleh enggak?"

"Apa? Lo mau nembak gue?" Tohok Rini yang membuat Yusra menyebur kan minuman ke depan.

"Gue lagi minum, Rin. Elah, kalau gue mati gimana? Lo mau banggain nyokap-bokap gue?"

Rini tertawa, selain idiot ternyata Yusra jorjek alias jorok.

"Gue mau nanya tapi enggak disini," Ucap Yusra sambil me-lap mulutnya dengan dasi. "Ngomong di bakso depan aja."

Rini mengangguk karena ususnya telah bergesek dan menimbulkan suara

----

"Rin? Lo pesen apa?"

"Bakso kosong aja"

"Bakso kosongnya satu, mie ayamnya satu pak." pinta Yusra pada penjual bakso. "Oiya minumnya, Rin?"

"Aqua aja."

Yusra mengangguk. "Pak bakso kosongnya satu, mie ayamnya satu, aquanya dua."

"Sip atuh neng, sok duduk dulu."

Rini dan yusra duduk di bangku yang sudah tersedia disana. Hening merasuki diantara mereka berdua hingga akhirnya Yusra memecahkan suasana.

"Rin? Lo udah berapa lama pacaran sama Aldo?"

"Hah?" Tanya Rini kaget. Jujur ia tidak mengingat karena emang sama sekali tidak ada yang ngingetin diantara Aldo-Rini, parah banget ya? "Eh baksonya udah datang. Sini pak." jawabnya mengelak.

Dear diaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang