29. Kampanye

247 11 0
                                    

Hari ini kampanye buat calon-calon osis yang akan bertarung.
Karena minggu depan akan dilantik menjadi osis. Ada 4 kandidat yang akan bertarung, tapi sayang alvin yang berancang-ancang mengait Abdi sebagai wakilnya GAGAL jadilah Alvin bersama Vina karena Vino juga nggak minat jadi ketua osis, Vino hanya dipaksa oleh Vina sampai akhirnya mereka terancam putus hanya karena menentukan osis. Gila ya?

Dikelas Rini sudah terlihat Vina yang gugup menahan mati karena akan berbicara di depan guru-guru serta semua murid seSMAnya

"Pagi semuaa." ucap Vina yang sedari tadi berlatih didepan kelas bersama Alvin

"Pagi." jawab anak kelas yang membantunya -Alvin dan Vina- berlatih

"Gu....eee..." ucap Vina terbata-bata

"Eh bego! Jangan pake gue! Di depan guru-guru ini." Koreksi Alvin

"Hmmm oke." Vina menarik nafasnya dalam-dalam.

"Buruan Vin, gue udah laper." Komentar Rini tidak sabar karena sedari bel pertama tidak ada yang boleh keluar anak kelas dipaksa untuk mendengarkan kandidat osis dari kelas mereka itu.

"Iya nih, temen lo bego banget kalau urusan marah-marah aja nomor satu. Malah suaranya paling gede." Timpal Vino

"Ih Vino! Ini gue juga berusaha, sabar kek! Lo kira enak di posisi kaya gini? Ngerti dikit gitu." balas Vina garang

"Sebenernya dari semua keluhan yang lo ucapin Vin dapat ditarik satu kesimpulan," ucap Rini berpikir

"Apa?"

"Siapa suruh lo mau? Gitu aja sih menurut gue." lanjut Rini tak berdosa dia nggak tahu aja apa yang dirasakan Vina saat ini.

"Nggak temen sendiri nggak pacar sama aja." ucap Vina malas

"Sama-sama sayang lo kan?" Vino dengan bola mata yang berputar.

"Anjas, sweet banget bisa-bisanya ya lo berdua?" Ucap Ayunda siRatu baper.

"Instrupsi." celetuk Abdi menunjuk tangan. Abdi juga ada dikelas Rini saat ini. Iya dia sengaja datang untuk memberi dukungan lebih ke Alvin.

"Iya ada apa saudara Abdi?" Tanya alvin drama

"Gini saudara, saya kok mulai jijik ya denger percakapan pacar dari wakil ketua osis anda?"

"Bangke lo," jawab Vino melempar kertas yang sudah digulung-gulung. "Lo kalau mau sama Rini bilang jangan ngurusin, urusan orang!" Sambung Vino lagi.

Sebenarnya ini beda tipis antara membuka kedok Abdi atau omongan Vino yang memang tidak nyambung.

"Sini Rin." Dan sedari itu Abdi menghadap Rini, tanganganya direntangkan seolah sudah siap untuk memeluk Rini.

"Apa lo!" Reaksi Rini dengan tangan yang sudah di kepal.

"Selamat pagi informasi ini untuk semua murid, diharapkan berkumpul di aula karena sebentar lagi kampanye akan dilaksanakan terima kasih" ucap seseorang dari leaspkear sekolah tersebut

"Mampus." ucap Vina tak percaya

"Lo bisa kok, ayo." Rini meyakinkan temannya itu

"Udah ayo, Vin" ucap Vino sambil merangkul pacarnya.

-Aula-

Semua murid berkumpul dan duduk di aula yang beralaskan keramik itu demi mendengarkan satu-persatu celotehan dari calon osis yang sedang bertaruh.

Mau nggak mau mereka harus datang ke aula, karena ini menentukan sekolahnya setahun ke depan akan bagaimana lagian semua murid akan diafsen di aula ini menurut kelasnya.

Dear diaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang