Siang itu bel tanda istirahat terasa sangat lama menggema. Padahal biasanya pada saat pelajaran pak eunkwang berlangsung, karena saking asyiknya pasti tak akan terasa lama. Entahlah, mungkin karena pikiranku saat ini entah berada dimana dan memikirkan banyak hal. Mungkin karena pesan singkat yang dikirimkan sungjae oppa lewat sns semalam? Iya, dia mengajakku bertemu dibelakang sekolah pada jam istirahat.
Waktu terus berganti dan jam istirahat tak kunjung berdering. Sesekali aku melirik ke jam tangan hijau yang melingkar dipergelanganku.
"Ah masih jam segini" keluh ku dalam hati.
Yook sungjae atau yang biasa kupanggil dengan sebutan sungjae oppa adalah kakak kelas disekolahku. Dia berada di tahun ketiga dan aku berada ditahun kedua. Sejak di tahun pertama, aku sangat menyukainya. Tapi mengingat dia termasuk cowok terpopuler disekolah, aku tak berani mengungkapkan perasaanku atau bahkan menyebut namanya dihadapan teman-temanku.
Selang beberapa menit,akhirnya bel berdering.
"Aaah syukurlah" ujarku dalam
Aku langsung berlari menuju belakang sekolah, takutnya sungjae oppa menunggu lama. Sesampainya disana, aku tak menemukan dirinya. Mungkin dia sedang berjalan kesini.
5 menit berlalu dan aku tak kunjung melihat sosok yang kunantikan itu. Apa mungkin ia terlambat karena belum mengerjakan pekerjaan rumah yang akan dikumpul selesai istirahat? Atau dia sedang berlari kesini karena tadi ada hal penting yang harus diselesaikan terlebih dahulu? Atau dia sedang mencariku dibelakang sekolah disisi lain? Ah tidak, aku mengingat dengan jelas isi pesannya.
"Hi joyiah, bisakah besok menemuiku di belakang gedung sekolah? Tepatnya dibawah pohon besar yang teduh itu"
Dan saat ini aku sedang berada dibawah satu-satunya pohon terbesar di perkarangan belakang sekolah kami.
Kini 10 menit sudah berlalu, aku mulai merasa curiga. Apa dia hanya mengerjaiku? Oh iya, dari mana dia mengetahui namaku sementara kami tak pernah berkenalan? Apa ada temannya yang menyuruhnya untuk ngisengin aku?
Aku mulai kesal karena pikiranku sendiri. Iyalah, aku merasa tersadar. Seorang sungjae oppa yang bahkan tak pernah mengetahui keberadaanku mengajakku bertemu? Itu sangat tidak mungkin.
Akhirnya aku bangkit dari dudukku dengan sangat kesal dan berjalan menuju kelas karena waktu istirahat tersisa 5 menit lagi. Namun tiba-tiba....
"Joiyah!!!" Seseorang menyerukan namaku. Bukan-bukan wendy atau yeri sahabatku. Ini suara lelaki.
Aku membalikkan badan dan mendapati seseorang itu adalah...
"Sungjae oppa?!!" Balasku menyerukan namanya.
Dia berjalan mendekatiku dengan nafas terengah-engah. Aku rasa dia baru berlari jauh dan syukurlah dia masih ingat bernapas.
"Untung aku sempat mengejarmu, maaf karena keterlambatanku" ujarnya saat sudah berada dihadapanku. Keringat mengucur deras didahinya, sesekali tangannya menyeka keringat itu sambil tersenyum manis padaku.
"Aaaah, hatiku meleleh." Ucapku dalam hati.
Kami terdiam beberapa saat, terasa sangat canggung. Sampai akhirnya oppa membuka pembicaraan dan memecahkan keheningan.
"Joyiah, sesuai janji. Kita akan bertemu dibawah pohon itu" ujarnya sambil menunjuk pohon besar tadi yang saat ini berada dibelakang kami.
Aku mengangguk pelan. Bukan karena marah atau apa, tapi karena aku tak percaya dengan apa yang terjadi saat ini. Didalam pikiranku hanya timbul pertanyaan-pertanyaan yang sama.
"Apa aku sedang bermimpi?"
Dia menatapku lagi sambil bertanya, " mau kah kau berbicara denganku sebentar disana?"
Aku kembali mengangguk dan kali ini dibalasnya dengan senyuman.
Kini aku dan sungjae oppa sudah duduk bersebelahan dibawah pohon besar itu. Karena tidak ada bangku atau semacamnya, jadi kami memilih duduk direrumputan sambil sesekali mencabut paksa rumput-rumput itu.
"Ehm" oppa berdeham. Jantungku berdetak lebih cepat.
"Joyiah, hmmm oppa tau..."
Dan sekarang dia menyebut dirinya OPPA? Ada apa ini?
"Kalau...ini sangat-sangat tidak mungkin..." Ucapnya dengan terbatah.
Karena penasaran, aku menoleh kearahnya dan mendapati keringatnya mengucur semakin banyak dan telinganya memerah.
"Tapi...oppa ingin me...."
TEEETTTTTT!
Sial!
Kami terdiam.
Itu suara apa tadi? Bel masuk? Atau bel pulang? Otakku sedang tidak sinkron.
Ah menyebalkan! Pastilah itu bel masuk!
Aku menoleh ke arah oppa dengan harapan ia akan melanjutkan apa yang ingin disampaikannya dengan lebih cepat.
"Hmm...oppa ingin..."
"Buruaaaaannnnnnn!" Jeritku dalam hati.
"Oppa ingin joy untuk jadi p#%^*# oppa!"
Hah? Apa? Joy jadi apa? Aduuh aku tak bisa mendengarnya dengan jelas. Tidak-tidak, aku mendengarnya dengan sangat jelas. Tapi otakku yang lambat ini sangat lambat mencerna kata-kata oppa.
"Hah?"
"Iya jadi pacar oppa" ujarnya mengulang pernyataannya tadi.
Apa dia sedang menyatakan cintanya padaku? Bagaimana bisa? Apa ini mimpi?
"Bagaimana joyiah? Apa kau mau?"
Aku terdiam...
"Baiklah, oppa akan menunggu jawabanmu sampai pulang sekolah hari ini. Oppa pergi yaa" ucapnya dengan riang sambil mengelus rambutku dan pergi begitu saja.
Apa ini? Apa dia sedang mempermainkanku? Ah tidak, aku rasa dia serius. Tapi sejak kapan dia mulai menyukaiku? Aku semakin bingung.
-----Bel pulang sekolah terdengar sangat menyeramkan hari ini. Seluruh siswa sontak berteriak kegirangan tetapi tidak denganku. Aku sangat bingung akan memberikan jawaban apa pada oppa. Momen ini adalah momen yang tak pernah kusangka. Dan karena tak pernah kusangka, aku takut hal ini hanyalah permainan oppa saja.
"Joyiah, gak pulang?" Tanya yeri sahabatku membuatku tersadar dari lamunanku.
"Kau pulang duluan saja. Aku harus mengurus sesuatu" jawabku sambil menyandang tasku dan berjalan keluar kelas.
Kali ini oppa yang menungguku. Apa dia sangat ingin mendengar jawabanku hingga cepat sekali sampai ditempat ini?
Kami bertemu ditempat yang sama,dibawah pohon besar. Tempat ini cukup sepi, karena jarang ada siswa yang suka nongkrong disini. Selain banyak nyamuk, disini juga terkesan tidak gaul. Siswa yang lain lebih senang menghabiskan jam istirahatnya di kantin, lapangan basket ( menonton maupun bermain) dan beberapa diperpustakaan.
Oppa menyapaku dengan senyuman.
"Kau datang juga"
Aku mengangguk.
"Bagaimana?" Tanyanya masih dengan telinga merahnya.
Aku rasa dia menahan malu.
Entah dari mana dan untuk apa aku mengangguk, dengan sangat bersemangat ditambah senyuman. Iya, aku tak kuasa menolak oppa.
Oppa tersenyum sumeringah, "jinjja?!" Tanyanya tak percaya.
Aku mengangguk lagi.
"Syukurlah. Gomawo joiyah"
Hah? Segitu aja? Bukannya seharusnya dia lompat-lompat kegirangan? Aku tak percaya ini.
"Baiklah, oppa harus latihan basket hari ini. Sekali lagi makasih joy. Sampai bertemu besok" ucapnya lagi sambil mengacak rambutku dan pergi begitu saja.
Aku rasa aku benar-benar dikerjain sungjae oppa...
YOU ARE READING
Hi! Mr. Yook [COMPLETED]
FanfictionSungjae merupakan cowok terpopuler disekolah mereka. Sungjae sangat menyukai musik dan wanita cantik yang lebih dewasa darinya. Tapi entah mengapa, saat menyadari keberadaannya sungjae malah menyukainya dari 1 tahun yang lalu. Joy, menyukai cowok it...