Aku baru saja tiba di gedung itu pertandingan sudah mulai dari beberapa menit yang lalu. Ah sepertinya aku terlambat. Aku berlari menuju bangku penonton. Aku tak bisa menemukan oppa, dimana dia?
"hmm. Sungjae oppa dimana?" tanyaku kepada seorang gadis yang duduk disebelahku.
"dia didiskualifikasi karena beberapa kali melakukan pelanggaran" jawabnya. Aku mengangguk dan berterima kasih lalu pergi meninggalkan gedung pertandingan.
Oppa didiskualifikasi karena melakukan pelanggaran sampai beberapa kali? Sebenarnya ada apa ini? Bukannya oppa sangat menantikan turnamen setiap musimnya? Tapi kenapa kali ini dia malah merusaknya? Ini bukan seperti oppa yang aku kenal. Apa yang sebenarnya terjadi pada oppa? Dimana aku harus mencari oppa? Apa aku meneleponnya saja? Ah tidak... aku tidak yakin dia akan menjawabnya. Lalu apa yang harus aku lakukan? Baiklah, aku akan mencoba meneleponnya saja.
TUTTTTTT....
seperti yang sudah kuduga, oppa tidak akan menjawabnya. Bagaimana ini? Aku jadi khawatir sekali. Oppa pasti pergi kesuatu tempat.
-----
Sungjae POV
Aku merebahkan tubuh direrumputan. Rasanya sesak sekali, bahkan aku tetap tidak bisa bertemu Joy walaupun aku sudah berada ditempat favorit kami saat ini. Iya, aku berada di bawah pohon itu lagi dan lagi. Aku berharap disaat aku merasakan kesedihan seperti ini aku akan dapat bertemu Joy disini dan merasa sedikit terhibur. Tapi sepertinya aku tidak akan bertemu dengannya walaupun aku sudah berada disini. Mungkin tempat ini bukan lagi tempat favorit untuk Joy. Mungkin Joy ingin menghapus kenangannya denganku.
"Aku tahu pasti oppa disini"
Suara itu mirip sekali dengan suara...
"Joyiah?" ucapku tak percaya setelah menoleh kearah sumber suara.
Joy tersenyum padaku, manis sekali. Aku sangat tak percaya dan hanya bisa tercengang menyaksikan kehadirannya dihadapanku saat ini. Apa aku sedang mimpi? Ataukah aku hanya membayangkan ini terjadi? Hei Yook Sungjae! kau berlebihan sekali, ini benar-benar Joy!
"apa kabar oppa?" tanyanya, kali ini sambil berjalan dan duduk disampingku.
"Joiyah, oppa..."
"aku sudah tau semuanya oppa, maafkan aku. Aku yang telah salah menilaimu. Aku tau oppa adalah orang yang baik dan tulus. Maafkan aku"
"tidak...tidak joiyah. Aku yang tidak bisa menjagamu dengan baik. Aku bahkan merusak pertandinganku sendiri. Aku benar-benar tidak bisa melakukan apa-apa dengan benar" ucapku sambil tertunduk, kini air mataku terasa memenuhi pelupuk mataku. Ah lagi-lagi aku tak bisa menahannya. Lemah sekali.
"oppa..." panggilnya lembut sambil menyentuh pipiku dan mengarahkan wajahku ke hadapannya.
"tidak apa-apa. Aku mengerti. Menurutku kau adalah yang terbaik, ayo kita lalui ini bersama" ujarnya. Dia tersenyum dan menyeka air mataku perlahan.
Aku tidak tau kalau tidak ada Joy dihidupku. Baru beberapa minggu saja aku berpisah dengannya, sudah banyak kesalahan yang ku lakukan. Hal ini persis seperti pertama sekali ibuku meninggalkan aku dan ayah saat aku berumur 10 tahun. Setelah itu tak ada yang bisa ku lakukan dengan benar sampai akhirnya aku berusaha keras untuk berubah. Kini aku merasakan hal itu lagi ketika berpisah dengan Joy. Aku rasa aku benar-benar mencintainya.
Aku menghela napas panjang. Berusaha menenangkan hatiku.
"Oppa cengeng sekali" ucapnya menggodaku.
Aku tersenyum tipis sambil menatap wajahnya. Aku sangat merindukannya.
"oppa, apa...kau masih menyukaiku?" tanyanya tiba-tiba.
YOU ARE READING
Hi! Mr. Yook [COMPLETED]
FanfictionSungjae merupakan cowok terpopuler disekolah mereka. Sungjae sangat menyukai musik dan wanita cantik yang lebih dewasa darinya. Tapi entah mengapa, saat menyadari keberadaannya sungjae malah menyukainya dari 1 tahun yang lalu. Joy, menyukai cowok it...