Hi! Mr. Yook! Part 8

741 93 0
                                    

Sungjae POV

"Apa yang sedang Joy lakukan? Apakah dia memakan makan malamnya dengan benar? Apakah dia cukup tidur?"

Kini aku tidak bisa lagi menanyakan hal-hal kecil seperti itu pada Joy. Aku sangat merindukan saat-saat aku harus memaksanya untuk menghabiskan makan malamnya karena dia mengurangi makan malamnya untuk diet. Aku juga sangat rindu saat-saat aku melarangnya untuk tidur terlalu larut. Aku tidak tahu apakah Joy juga merindukan hal itu atau tidak. Yang pasti aku sangat-sangat merindukan saat-saat yang ku lalui bersamanya.

Tidak terasa sudah seminggu aku tak lagi berkencan dengan Joy, dan rasanya masih sangat sakit dan mengganggu konsentrasi belajarku maupun latihan basketku. Sakit rasanya hanya bisa melihatnya sesekali tanpa dapat menyapa ataupun hanya sekedar tersenyum. Ketika berpas-pasan denganku juga Joy seperti tak mengenalku, padahal aku ingin sekali menyapanya. Apa dia benar-benar sudah melupakanku? Atau dia sudah menemukan yang lebih baik dariku? Dadaku sangat sesak bahkan hanya dengan memikirkannya.

Aku ingat waktu pertama sekali aku jatuh cinta pada Joy. Peristiwa tersebut lucu sekali. Saat itu Joy baru saja masuk ke sekolah dan menjalani Masa Orientasi Siswa, saat itu aku masih berada ditahun kedua. Maka para tahun ketigalah yang menjalankan MOS pada saat itu.

Aku ingat sekali, saat itu joy memakai kemeja putih dan rok hitam selutut, rambut panjangnya dikuncir 2, dan ada benda-benda aneh yang mengalung dilehernya. Wajahnya juga penuh dengan coretan yang aku tidak tahu pasti dari bahan apa.

Saat itu Joy sedang menjalani hukuman dengan meminta tanda tangan semua anggota tim basket termasuk aku. Awalnya biasa saja, hanya ketika dia meminta tanda tangan padaku dengan wajah datar dan tanpa takut sedikitpun atau bahkan terpesona membuatku penasaran dengannya.

"Tolong tanda tangan disini" pintanya dengan sangat enteng.

Aku bahkan tidak marah dan malah dengan sangat senang hati memberikan tanda tanganku. Usianya masih dibawahku, tapi mengapa aku melihatnya seperti dirinya lebih dewasa dariku? Dia sangat cuek dan juga imut. Membuatku semakin gemas saja!

Sejak dari peristiwa itu, aku terus-terusan memikirkannya. Aku juga terpikir mengapa aku bisa menyukai gadis yang lebih muda dariku? Padahal selama ini kriteria kekasihku adalah yang usianya diatasku. Ah apa gadis ini membuat aku goyah dan merubah tipe idealku? Haha ini lucu sekali.

Selama kurang lebih satu tahun aku menyimpan kekaguman terhadap Joy. Aku mencari data dirinya dan yang terakhir aku mencari akun SNSnya. Dan setelah aku mendapatkannya, aku memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaanku padanya. Dan sangat tak ku sangka, Joy menerimaku dengan sangat cepat dari yang aku bayangkan. Padahal aku kira dia akan menolakku karena aku sama sekali tak melakukan pendekatan terlebih dahulu. Dan yang lebih tak kusangka lagi, Joy mengatakan bahwa dia juga sudah menyimpan perasaanku sejak awal dia masuk ke sekolah ini. Dia baru mengakuinya setelah kami berkencan selama 2 bulan. Ah aku sangat menyesal tidak dari setahun yang lalu menyatakan perasaanku padanya.

Masalah aku dan Seung Hwa? Ah entahlah. Aku juga tak mengerti mengapa Seung Hwa menganggapku lebih, padahal aku hanya menganggapnya sahabat sejak sekolah dasar. Seung Hwa sangat cantik dan juga baik padaku, tapi aku sama sekali tak menyimpan perasaan terhadapnya. Aku juga sangat tidak suka dengan sifatnya yang terkesan kasar. Aku sangat ingat ketika dia mempermalukan junior yang digosipkan berkencan denganku ketika kami duduk di sekolah menengah pertama.

Saat itu, tepatnya sepulang sekolah. Temanku yang aku tidak begitu mengingat namanya berlari menghampiriku dan mengatakan bahwa Seung Hwa sedang mempermalukan junior yang digosipkan berkencan denganku. Aku sangat bingung karena aku tidak tau junior mana yang mereka maksud.

Aku langsung berlari ketempat kejadian dan mendapati junior itu tengah menangis terisak dan Seung Hwa berkali-kali mendorong tubuh kecilnya.

Aku mendekati mereka dan mencoba melerainya. Aku menatap junior itu, ah aku mengingatnya. Aku pernah menolongnya waktu dia tiba-tiba tak sadarkan diri ketika aku melintas di hadapannya. Aku juga tak mengetahui penyebabnya, aku hanya menolongnya dan membawanya ke ruang kesehatan. Namun teman-temanku malah menganggapku sedang menolong kekasihku.

Dan yang aku dengar, setelah kejadian itu, junior tersebut menghilang dari sekolah dan aku merasa sangat bersalah dan trauma. Oleh sebab itu aku ingin menutupi hubunganku dengan Joy, agar Seung Hwa tidak menganggu dan menyakitinya. Alasan lainnya, aku tak ingin Joy juga menghilang seperti juniorku itu.

Aku dan Seung Hwa sudah kenal sejak kami masih duduk disekolah dasar. Aku sudah menganggapnya seperti saudara perempuanku sendiri, karena aku yang tak punya saudara sama sekali. Awalnya Seung Hwa juga menganggapku sebagai saudaranya. Namun entah sejak kapan dia menyimpan perasaan yang lebih terhadapku. Sampai saat ini pun aku tidak mengetahuinya.
-----
Seminggu lagi turnamen akan segera dimulai. Tapi aku sama sekali tak bersemangat. Ah padahal aku sudah membayangkan hal-hal yang menyenangkan seperti Joy akan melihatku latihan setiap harinya dan akan melihatku bertanding.

Seusai latihan hari ini aku memutuskan untuk beristirahat dibelakang sekolah tempat aku dan Joy sering bertemu. Aku ingat sekali pada suatu hari ia mengatakan cintanya padaku untuk pertama sekali ketika ke 30 hari hubungan kami.

"Oppa aku mencintaimu" ujarnya sambil tersipu. Lalu aku memeluknya untuk pertama sekali. Bukan hanya Joy, aku juga sangat malu pada hari itu.

Ah sejuk sekali berada dibawah sini sambil mengingat kenanganku dengan Joy. Bahkan hari ini aku tak melihatnya sama sekali. Apa dia tidak masuk sekolah hari ini? Atau dia hanya di kelas saja saat jam istirahat? Aku sudah tak dapat mengetahuinya lagi sekarang.

Aku sangat merindukan Joy. Hanya itu yang bisa ku katakan setiap harinya. Aku tau ini sedikit berlebihan untuk seorang lelaki sepertiku, tapi rasanya memang sakit sekali. Kadang dadaku sampai sesak jika aku mengingat kata-kata Joy ketika dia memutuskan hubungannya denganku.

Kurang lebih satu jam aku duduk dibawah pohon besar ini sambil berharap Joy juga akan muncul karena sangat merindukanku. Namun sepertinya tidak seperti itu, mungkin Joy benar-benar sudah berubah dan melupakanku.
-----
Tepat pukul 5 sore aku memutuskan untuk pulang, aku rasa Joy tidak akan datang kesini hari ini.

Saat berjalan menuju parkiran, aku mendapati pemandangan yang tak pernah aku lihat sebelumnya.

"Bukannya itu Joy? Sedang apa dia bersama V?"

Joy dengan V? Apa yang mereka lakukan diparkiran sore-sore begini? Eh tunggu dulu, bukannya mereka tak saling mengenal? Apa...apa mereka berkencan? Atau V sedang melancarkan aksi untuk mendekati Joyku?

Ah tidak, dia bukan Joyku lagi! Kami telah berakhir! Aku harus sadar! Tapi bagaimana bisa Joy melupakanku secepat itu? Atau aku saja yang sulit melupakannya? Entahlah, dadaku kembali sesak melihat pemandangan itu. Entah mengapa aku sangat marah pada Joy, padahal aku sama sekali tak memiliki hak untuk marah padanya.

Mereka berdua sangat asyik mengobrol sampai-sampai tak menyadari kehadiranku sedari tadi.

Melihatnya, aku merasa sepertinya Joy benar-benar sudah melupakanku...

Hi! Mr. Yook [COMPLETED]Where stories live. Discover now