Setelah sampai DB, kak Mario memarkirkan mobilnya di parkiran. Lalu turun. Tiba2 dari jauh ada yang memanggil kak Mario.
"Mario...."
Sontak kak Mario menoleh kearah suara tersebut. Sedangkan gue hanya mengotak-atik iphone gue.
"Hai.... Raf. Apa?"
"Lo dah di tungguin Dinda tuh.". Tiba2 Rafa lihat gue di balik mobil sedan putih milik kakak gue. "Dia ngapain disini?" dia nanya ke kak Mario sambil ngelirik gue.
"Bokap nyokap liburan. Gue nggak tega liat dia sendirian di rumah. Jadi gue ajak." jelas kak Mario. Rafa hanya angguk2. "Ya udah ayo kesana. Kata lo gue di tungguin Dinda. Yu, lo ikut apa mau jadi penunggu disini?"
Gue membalikkan badan gue. Gue ngikutin kak Mario dari belakang. Setelah sampai di tempat latihan, gue perhatiin dari tadi gue di perhatiin sama temen kak Mario. Tapi gue acak tak acuh nanggepin itu.
"Yo... Siapa dia? Kayaknya gue pernah liat? Tapi dimana?"
"Itu adek gue!"
"Haaaa......" sontak semua cowo di tempat itu kaget sambil memperhatiin gue.
"Gila Yo. Adek lo cantik juga!"
"Iya lah sapa dulu kakak nya?" gue lihat kak Mario menyombangkan bahwa gue adeknya. Memang sih kak Mario ganteng, putih, gagah, tapi satu dia genit ke semua orang. Bisa di bilang caperlah.
"Sudah2 ayo kita latihan" kata kak Dinda menyela pembicaraan anak cowo tentang gue.
1 jam kemudian....
Jam menunjukkan pukul 16:30. Waktunya untuk istirahat. Semua teman cowo kak Mario mulai berdatangan menuju gue.
"Hai adek. Lo ngapain disini sendirian? Ikut kakak yok ke kantin?"
"Nggak makasih." sahut gue sambil memainkan iphone gue.
"Idih dingin amat. Jangan dingin2 sama orang dek. Nanti kayak kakak yang disana tuh" kata salah satu dari mereka sambil melirik cowo yang duduk di pojok kantin yang nggak lain dan nggak bukan adalah Rafa.
"Iya dek jangan jadi kayak kakak di sana. Dia tu memang ganteng, putih, tinggi, tapi dia dinginnya nauzubillah. Dia sering di di panggil cewe tapi dia nggak jawab. Dari situ dia di juluki ice boy sama anak anak. Dan jangan sampe lo jadi ice girl nya." penjelasan dari salah satu dari mereka yang gue denger namanya Adi. Dan penjelasan itu nggak ada hubungannya sama gue.
Gue pun berdiri dari tempat gue dan beranjak pergi untuk mencari kak Mario.
"Ya dek jangan pergi. Gue nggak bisa hidup tanpa lo dek!"
Alay, gumam gue.
Gue melihat kesana kemari cari kak Mario. Lalu gue liat dia sedang duduk sama seseorang cowo di pojokan kantin yang gue lihat itu adalah tempat duduk Rafa. Gue langsung lari kearah kak Mario.
"Kak Mario..." gue memanggil kak Mario dengan nada ngos-ngosan.
"Napa? Dah selesai dengan urusanlo?"
Gue duduk di samping kursi kak Mario dan melihat seseorang yang duduk dihadapan kak Mario adalah......... Rafa.
"Urusan apaan maksud kakak?"
"Urusan sama temen gue."
"Gila temen lo kak. Sampe gue mau mati denger omongan mereka."
"Oh ya?" akhirnya Rafa berbicara juga.
"Ya" jawab gue datar.
"Yo?"
"Apa Raf?"
"Yo lama2 ntar adek lo ice girl deh."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ice Girl and Ice Boy
Romance"Kok lo dingin amat sih sama gue?" "Kayak lo juga dingin sama gue!" "Itu kan dulu!" Lo tu kayak es batu. Lo jengkelin kalo dingin tapi ngangenin klo panas.- Ayu Sofiyanti Anggraeni Tanundra. Dinginnya lo nggak bisa ngerubah perasaan gue ke lo. Sedin...