Chapter 16 - [Problem]

926 37 4
                                    

Ada yg nunggu gak? semoga masih ada yaa :D

Hepi reding yaaa


Author POV

Selasa, 9 November 2015

Sang mentari baru memancarkan sinarnya dibalik awan. Langit perlahan mulai terang. Burung-burung mulai bersenandung indah dan jalanan yang tadinya sepi kini mulai ramai.

Feni sedang berdiri di koridor depan kelasnya. Dia merasa bosan karena sang pujaan hatinya belum datang—Dimas. Dia datang terlalu pagi karena piket. Kelasnya akan ramai bila waktu mendekati bel masuk. Berbeda dengan kelas IPA 5, kelasnya Meli, di jam segini saja kelas mereka sudah ramai.

Lalu Feni mendengar derap langkah kaki seseorang dari arah kiri. Arah kelas Meli. Sontak dia menoleh dan mendapati Pak Fajar melewati koridor dengan langkah tergesa-gesa. Masih jam setengah 7 pagi, Pak Fajar sudah mandi keringat, pasti dari kelas Meli. fikirnya.

Feni pura-pura mencari sesuatu ketika jaraknya dengan Pak Fajar sudah dekat. Sesuai harapan, Pak Fajar berhenti dan menatap Feni seperti mengingat-ingat.

"Kamu... teman sekelas Dimas, kan?" tanya Pak Fajar ragu-ragu

Feni mendongak, lalu tersenyum, "Iya pak"

"Oke, tolong sampaikan pada Dimas, dia mau ikut jadi sporter ke Malang atau tidak?"

"Kenapa harus Dimas, pak? Emang sekelasnya Meli gak ikut?" tanya Feni

"Sekelas Meli mau semua, tapi bapak pilih sebagian karena kuotanya hanya 20 orang. Kita kan ke Malang, kalau ke sekolah lain boleh aja" Feni manggut-manggut mengerti, "bapak fikir kalau Dimas ikut jadi sporter, Meli akan tambah semangat"

Dalam hati Feni mencibir, Feni tampak berfikir sejenak. Seperti ada rencana di dalam otaknya. Kemudian dia tersenyum dan meng'iya'kan ucapan Pak Fajar.

Setelah itu Pak Fajar melangkah pergi menuju ruang guru. Dan Feni masuk ke dalam kelasnya. Beberapa menit kemudian bel sekolah dibunyikan dan Dimas belum juga datang sampai jam pertama selesai.

Lalu jam kedua, Dimas baru masuk.

"Dari mana aja lo Dims?" tanya Feni berbisik

"Kena hukum Pak Letnan, njir" jawabnya, lalu setelahnya Dimas menelungkupkan wajahnya di atas lipatan tangannya.

***

Jam istirahat baru saja tiba. Namun Dimas masih diam di tempatnya dengan Aldi yang sedari tadi bergendangan ria di atas meja. Niatnya ingin mengajak Meli makan, tapi sedari tadi Dimas chat tidak dibalas. Akhirnya dia bangkit berdiri dengan tujuan mau ke kelas Meli memastikan bahwa Meli baik-baik saja.

"Mau ke mana lo?" tanya Aldi masih sibuk gendangan di meja. Dimas menjawab, "ke kantin"

Panji mendudukkan Dimas ke bangkunya lagi membuat Dimas berdecak, "Apaan?"

"Kita mau intogarasi" jawab Kentung

"Intograsi Ntung" sahut BeLut-fi

TUK TUK

"Masih salah bego! Yang bener introgasi." Kata Panji. Baik Kentung dan Lutfi nyengir. Aldi masih sibuk gendangan dengan tempo yang sedang. Tidak cepat dan tidak lambat.

Aldi tiba-tiba menghentikan gendangannya, lalu menoleh pada Dimas, "Kita jujur-jujuran aja sekarang Dim" katanya sambil mengubah posisi duduknya menjadi menyamping

Dimas menaikan satu alisnya saat Aldi dan yang lain menatapnya dengan tatapan serius

Setelah memandang Dimas cukup lama, Aldi membuka suaranya, "Sebenernya lo sama Meli hubungannya apa?"

HTS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang