serupa tapi tak sama

193 13 2
                                    


Ara's POV

"Ah mungkin perasaan gue aja kali kalo orang itu merhatiin gue."
Batin gue.

"Hai, Ra. Gimana hari ini? Lancar?" Sapa Vano sembari ngelus - ngelus rambut gue .

"Ish lagi kenapa sih lo? Tumben banget jijik - in gini? Lancar aja alhamdulillah."

"Heran, dicuekin salah, diromantisin salah. Kamu maunya apasih, sayang?"

"Mau pulanggg, mau bobo."
Jawab gue dengan nada manja.

"Yaudah iya, Ra."

Mobil Vano pun melaju menepis ramainya jalanan kota, menuju rumah gue yang letaknya tidak terlalu jauh dari sekolah. Selama perjalanan tidak ada yang memulai pembicaraan lagi, baik gue maupun Vano. Gatau kenapa gue hari ini lebih suka melamun dibanding ngobrol, padahal biasanya gue bawel banget kalo lagi naik mobil sama Vano.

Dan anehnya, Vano ga merasa ada kejanggalan dari diri gue. Dia tetap memacu mobilnya dan tetap fokus kejalanan tanpa menghiraukan gue yang lagi termenung di sampingnya.

Akhirnya setelah 15menit gue sampe dirumah, dan gue pun berterima kasih sama Vano.

"Makasih yaa, aku turun dulu. Kamu langsung pulang ya."

Cup.
Gue mencium pipi kiri Vano, dan langsung beranjak untuk turun. Tapi tangan gue ditahan sama Vano, dan tiba - tiba Vano meluk gue hangat.

"Meskipun aku sering gaada waktu buat kamu. Meskipun aku cuek sama kamu, aku keliatan ga romantis. Tapi percayalah, aku selalu sayang sama kamu. Aku sayang kamu."

Jujur saja, gue terkejut Vano bisa ngeluarin kata - kata se romantis itu. Tapi gue bisa apa? Hati gue udah lama kerasa kosong meskipun ada dia, dan meskipun gue sama dia berstatus pacaran. Tapi karna dia jarang ada waktu buat gue ya jadi gue ngerasa kosong.

Mobil Vano pun melaju meninggalkan rumah gue dan gue pun melambai - lambaikan tangan kearah mobil Vano. Ketika gue liat mobil Vano udah ga terlihat gue pun langsung masuk kerumah.

Gue langsung menuju kekamar dan berganti baju, lalu langsung merebahkam diri dikasur. Seketika gue inget gue belum baca surat yang terselip di coklat yang di kasih Rayi.

Dan gue terkejut, surat yang terselip itu hanya berisi beberapa kalimat kecil yang mudah dibaca tapi sulit dipahami.

"Trust me, gue serupa tapi tak sama."

-brahmantya

Gue pun mulai memikirkan apa arti kata - kata itu, mulai mencari - cari arti yang logis dari kata - kata itu. Dari yang gue mikir apa dia adeknya, tapi gue tau Bima ga punya adek laki - laki, terus gue mikir apa dia kembar pokoknya analisa gue sampe ngawur kemana - mana deh.

Hampir 2 jam gue berusaha mencari - cari fakta yang sebenernya ada hubungan apa antara Rayi dan Bima, dan kenapa Rayi bisa ngirim kata - kata itu ke gue.

Tiba - tiba iphone gue bunyi, dan...

Rayi f. Brahmantya added you as a friend

Syok. Dada gue sesak. Deg degan banget. Gue sempet mikir dia dapet id line gue dari mana, tapi pas gue inget - inget tadi kan semua mentor gugus 1 ngasih kontak ke peserta MBS buat kalo ada apa - apa yang mau ditanyain. Dan gue disitu berusaha posting aja mungkin dia mau nanya sesuatu tentang MBS hari kedua besok.

Rayi f. Brahmantya: Malam, kak.

Ara Kusuma: Malam.

Rayi f. Brahmantya: Saya mau nanya, besok apa harus makan siang nya membawa seafood? Saya alergi.

Deg. Jantung gue berasa berenti. Kenapa dia alergi ikan??? Kenapa dia sama kaya Bima??? Gue hanya men justread LINE nya Rayi karna gue bener - bener bingung banyak banget kesamaan antara dia sama Bima.

Rayi f. Brahmantya: kok di justread kak?

Ara Kusuma: kalo alergi silahkan bawa daging ayam/daging sapi.

Gue gangerti lagi kenapa perasaan gue jadi ga karuan gini, jadi kacau banget pikiran gue kemana - mana.

Rayi f. Brahmantya: Terima Kasih, kak.

Dan gue hanya men justread ucapan terima kasih itu. Gue bener - bener bingung, Rayi sama Bima banyak banget kesamaan. Dari mulai fisiknya kalo yang diliat sekilas itu mirip, cara dia ngomong, alerginya, rambutnya, cara jalannya, ah gila gila. Gue gaboleh keinget lagi, gue gamau kacau lagi.

----

Next!

Beautiful ChaosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang