the show #1

150 9 1
                                    

"Kau yang terbaik yang pernah aku dapatkan
Dan terbaik yang slalu kudengar
Aku tau kini takkan mudah
Tuk bisa terus bersamamu

Karna malam ini
Saat yang terindah bagi hidupku
Oh Tuhan jangan hilangkan dia
Dari hidupku selamanya

Sungguh ku tak ingin
Hatiku jadi milik yang lainnya
Ku bersumpah kau sosok yang tak mungkin
Kutemukan lagi"

Rossa - Jangan Hilangkan Dia

----

Author's POV

Rayi memacu mobilnya menuju rumah Ara untuk menjemput Ara, dan Rayi sudah menyiapkan beberapa hal yang memang ia ingin bahas dengan Ara. Setelah sekitar 15 menit akhirnya Rayi sampai didepan rumah Ara, dan Ara udah keliatan nunggu didepan teras. Rayi pun turun dan membantu Ara memasukan barang - barang Ara untuk di puncak nanti.

"sini dibantu." ucap Rayi kepada Ara sambil tersenyum.

"ye ngapa lu sok baik amat pake senyum - senyum segala lagi." ejek Ara.

"gini - gini, ini senyum pernah bikin lu jatuh cinta ya Ra inget." ledek Rayi balik kepada Ara.

sambil memasukan barang - barang Ara kedalem bagasi mobil, Rayi dan Ara masuk ke dalam mobil dan mobil pun mulai melaju. Rayi pun memulai pembicaraan yang telah ia pikirkan sedari tadi.

"Ra?" Rayi memulai pembicaraan.

"Hmm?" respon Ara sembari melihat ke arah jalanan.

"Gue mau ngomongin sesuatu, tapi lu jadi sosok yang serius ya untuk saat ini aja plis jangan bercanda." mulai Rayi lagi.

"okay - okay, emang apaan sih?" Ara mulai penasaran.

"Jadi gini, sekarang kita jujur - jujuran aja. gue masih sayang sama lu Ra, dan lu pasti udah tau itu kan? kita putus pun karna emang karna ada kesepakatan, bukan karna ada sesuatu yang harus misahin kita." ucap Rayi sambil tetap menyetir namun serius.

"lanjutin Ray, gue dengerin kok." respon Ara sambil menatap Rayi serius.

"Gue sayang sama lu Ra. tapi mungkin emang takdir maunya kita cuma sebatas sahabat. maafin gue Ra kalo selama ini gue belum bisa jadi apa yang lu mau, baik sebagai pacar, sahabat, atau seseorang yang hadir dihidup lu. yang perlu lu tau, sampe detik ini pun. perasaan ini cuma ada, dan hanya hadir untuk lu." tambah Rayi lagi.

Tanpa Rayi sadari, sepasang mata yang daritadi memperhatikannya. mulai meneteskan air mata perlahan - lahan namun pasti.

"Gue akan terima ini sampai kapanpun, Ra. gue bakal terima status persahabatan ini. sampai kapanpun. asalkan gue bisa selalu deket sama lu, asalkan gue tetap bisa selalu jadi orang yang bikin lu tersenyum terus, dan asalkan gue bisa selalu jadi orang yang bikin lu tenang." tambah Rayi.

Ara hanya diam, menatap Rayi yang sedari tadi mengeluarkan kalimat - kalimat itu. yang tidak pernah Rayi tau, sampai detik ini sosok Ara pun masih mencintai dan menyayangi Rayi seperti dulu.

"Ra,maafin gue. perasaan ini gabakal bisa diboongin, gua cuma jujur apa yang gue rasain kok dan gue ga menuntut apapun. gue sayang lu, dan gue mau lu tau. gue sayang lu dan gue mau tetep selalu sama lu. udah cuma itu." ucap Rayi mengakhiri pembicaraan itu.

Ara masih terdiam, belum bisa berkata - kata. hatinya tertegun serta tersentuh mendengar apa yang baru saja ia dengar dari Rayi.

"yah Ra, kok malah nangis sih. ada yang salah ya dari kata - kata gue ya? yah maafin gue Ra." ucap Rayi ketika menengok dan mendapati Ara menangis.

Beautiful ChaosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang