Sheila gadis ceria yang manis itu terlihat tertidur lelap dikamarnya yang tidak terlihat rapih. Buku yang menumpuk di meja belajarnya dan tissue yang berserakan dilantai membuat kesehatanya semakin memburuk.
“Sheila... bangun nak sudah siang..Nanti kamu telat..” ucap perempuan paruhbaya yang sedari tadi mengedor gedor pintu kamar Sheila
“emh.... iya... iya Sheila udah bangun...” Jawab Sheila menutup telinganya dengan bantal, ia merasa risih dengan suara gedoran dan teriakan ibunya. Ah jika hari ini bukan Ulangan Kenaikan Kelas ia tidak akan sekolah dengan kondisinya saat ini.
Setelah Sheila siap dengan seragam putih biru yang dilengkapi sweater bercorak donat dan ransel bewarna biru yang bertuliskan ‘Dream Wish Believe’ yang telah menggelayut di bahunya. Ia lalu bersiap menuruni anak tangga sambil merapihkan rambutnya dengan jari.
Walaupun jarum jam sudah menempati angka 06.45 pagi, matahari masih bersembunyi dibalik awan. Udara dingin di musim hujan membuat semua orang yang merasakanya malas sekali beraktivitas.
Sheila menatap rumah Miko yang akhir akhir ini jarang sekali ia datangi. Ia takut menggangu kesibukan Miko belajar mengahadapi Ujian Nasional tetapi Ia tidak kalah sibuk dengan Miko, bagaimana tidak? ia pun sibuk dengan UKK nya ia tidak mau tidak naik kelas di sekolah favorit kesayangannya itu. Miko saja sampai menggelengkan kepalanya tidak percaya teman masa kecilnya bisa masuk ke sekolah terfavorit itu.
‘Tin Tin Tin’ Suara klakson bus sekolah yang tidak asing Sheila dengar mengahamburkan lamunannya. Lalu ia bergegas dari bangku taman yang berada di depan rumahnya menghampiri bus sekolah itu.
***
Sheila membuka pintu rumahnya dan tak mendapati seorangpun disana. Lalu iya memasuki rumah yang sederhana itu. Rumah yang tidak terlalu luas dan bangunannya yang sederhana, cocok dengan keadaan rumahnya yang selalu sepi.
Dengan malas Sheila mengganti seragamnya dengan pakaian rumah. Ia memakai baju lengan pendek bewarna putih dengan gambar doraemon dan celana mengatung yang dilipat dibagian mata kakinya. Tubuhnya yang kecil membuatnya terlihat sangat cocok dengan pakain tersebut.
Setelah Sheila siap dengan pakaiaannya ia lalu begegas untuk megunjungi rumah Miko. Biasanya ia selalu kesana setelah pulang sekolah kalau tidak ada orang di rumah, karna ia takut dirumah sendiri apalagi ketika hujan datang. Sheila sudah tidak sabar menantikan hari ini, hari dimana ia akan terbebas dari UKK. Karena kecerdasannya ia tidak perlu menghadapi remedial ‘Free Free Free’ teriaknya dalam hati.
Angin musim hujan membuat Sheila merinding. Apalagi Sheila trauma terhadap hujan. Lalu ia berjalan cepat menuju rumah Miko yang tepatnya bersebelahan dengan rumahnya.
“Tanteee....” Sheila membuka pintu pagar rumah Miko.
“Gak ada....” ada balasan dari suara candaan yang tidak asing ia dengar.
“kok tumben banget ada di rumah..gak bimbel?” tanya Sheila kepada Miko, laki laki yang bisa dibilang tampan dan satu tahun lebih tua darinya. Pertanyaan yang tidak masuk akal, batin Sheila padahal miko sudah bebas dari UN
“Enggak... akhir akhir ini kamu jarang kesini sih” Ucap Miko Lesu
“Iyalah... Emang mau belajarnya diganggu? Enggak kan?”
Bukan menganggu seharusnya menyemangati,batin Miko
“Yaudah ayo masuk.. tapi mama lagi gak ada dirumah. Tapi tenang aja.. mama udah masak... Mau makan kan?” Ucap Miko
“Ih Sheila kok jadi kayak pengemis sih...” ucap Sheila mengerutkan bibirnya
“Enggak kok.. Enggak..” Ucap Miko sambil mencubit pipi Sheila gemas
KAMU SEDANG MEMBACA
Irreplaceable [Slow Update]
Teen FictionCinta? Apa itu Cinta? Aku tidak peduli apapun itu dan berhenti bertanya Aku menghapus air mata ku dan mengambil nafas dalam dalam I can stell feel your arms Aku ingin semuanya bahkan jika itu lebih dari yang bisa Aku dapatkan Aku selalu merasa gugup...