Matahari bersinar dengan cerahnya di temani hembusan angin yang menyejukan, cuaca di hari perpisahan ini sangat mendukung.Sheila duduk di tepi kasur, memandang balkon dengan tatapan kosong.
"hari ini.. bagaimana aku mengucapkannya.." gumamnya memegang erat kotak bercorak polkadot itu lalu berdiri menghadap kaca yang memantulkan seluruh bagian tubuhnya.
"kemarin aku melihat jaket tebal ini, sepertinya cocok untuk mu.. ah tidak tidak ini kan rahasia" Sheila berbicara dengan kaca sambil menyodorkan kotak itu, seakan pantulan wajahnya itu adalah Miko
"...kamu hati hati dijalan ya...Assshh... memangnya Miko yang mengendarai pesawat itu.. Arghttt....." Sheila mengacak acak rambutnya dan menghempaskan tubuhnya ke kasur.
Kamu jahat sekali sih!! Meninggalkan aku sendiri dengan rasa ini
'Krieeet' suara gesekan antara pintu dan lantai membuat Sheila tersadar dari lamunannya.
"Sheila ada tante Ema di bawah" ucap mama Sheila yang sudah berdiri di ambang pintu kamar Sheila.
"Emmh.. iya ma.." Sheila bangun dari tempat ia berbaring. Merapihkan gaun yang ia pakai, mengambil kotak itu dan turun kebawah.
Sheila berjalan perlahan menuruni tangga, menatap foto foto yang menempel di dinding. Dan sampai di satu foto yang menarik ia lihat, foto Sheila dan Miko sewaktu bermain keyboard ketika masih kecil. Foto itu membuat Sheila tersenyum, bagaimana tidak? Di foto itu Miko terlihat lebih pendek darinya.
Tante Ema mengelus elus rambut Sheila lembut. "Kamu jangan takut dirumah sendiri ya?" Sheila tersenyum dan mengangguk.
"Semoga Sheila baik baik saja ya.." Tante Ema mengerutkan alisnya khawatir
"Iya semoga saja..." Mama Sheila melirik Sheila yang berjalan keluar rumah.
"Mikooo...." Sheila mengahampiri Miko yang tengah masuk kedalam halaman rumah Sheila.
Miko tersenyum
"Ini... kado perpisahan" Sheila memberikan kotak itu.
"Makasih" Miko tersenyum "Tapi maaf.. aku gak ngasih apa apa" lanjutnya menggaruk garuk kepala yang tak terasa gatal.
"Emmh.. tidak masalah" Sheila menggelengkan kepalanya dan mengembangkan senyuman.
"Hati hati dijalan ya..." Ucap mama Sheila yang sudah diambang pintu bersama mama Miko.
"Iya.." Mereka pun saling berpelukan, membuat Sheila dan Miko saling menatap.
"Daa.. daa.." Sheila melambaikan tanganya. Hanya itu kata kata yang dapat keluar dari mulutnya, seakan pita suaranya membeku dan mencair di matanya.
Miko hanya membalas lambaian tangan Sheila dan tersenyum singkat. Ia menghampiri ibunya dan pergi.
"Sheilaaa.." Mama Sheila memanggil, membuatnya memberhentikan langkahnya untuk menuju kamarnya. Sheila tak menengok dan tak bergeming, membuat mamanya mengampirinya.
"Sheilaaa.." ucap mama Sheila lembut "Udah dong.. jangan nangis.." Mama Sheila mengapus air mata Sheila yang terus meluncur. Sheila tak bergeming lalu memeluk ibunya.
***
"Mikooo.... Aku Takut..." Suara Sheila terdengar lirih. Ia memang sering seperti ini. Biasanya jika Sheila takut ia langsung memanggil Miko tetapi sekarang keadaan berbeda.
"Mikooo.." Sheila menjatuhkan air matanya dan menutupi wajahnya dengan selimut. Sheila mengingat kejadian itu, Sheila merindukan Miko.
"Miko.. Miko.. Miko kamu udah tidur?" Sheila sedikit berteriak memanggil manggil Miko dari balkon rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Irreplaceable [Slow Update]
Teen FictionCinta? Apa itu Cinta? Aku tidak peduli apapun itu dan berhenti bertanya Aku menghapus air mata ku dan mengambil nafas dalam dalam I can stell feel your arms Aku ingin semuanya bahkan jika itu lebih dari yang bisa Aku dapatkan Aku selalu merasa gugup...