chapter 8

12 4 0
                                        

Keenam gadis itu sedari tadi menjadi pusat perhatian, bagaimana tidak? Seragam mereka saja berbeda dengan seragam sekolah itu dan terlebih lagi salah satu diantara keenam gadis itu adalah master math yang pernah lomba disekolah mereka dan berhasil mengalahkan salah satu murid populer disekolah mereka.

"Hei Akira, mana si Ayato?" Tanya Aoi sedikit berbisik.

Akira mengangkat bahunya dan sibuk mengamati sekeliling sekolah ini. Tidak, ia tidak sedang mengagumi bangunan sekaligus taman yang indah namun ia sedang sibuk mencari seonggok daging berjalan yang membuat herbivorenya lesu akhir akhir ini.

"Apa itu orang nya?" Tanya Hyun sambil menunjuk seorang pemuda bersurai merah yang sedang bermain basket bersama teman-temannya.

"Kya! Tampan!" Seru Rose yang langsung histeris. Akira dengan cepat langsung menyumbat hidung Rose dengan tisu yang ia bawa untuk berjaga-jaga jika ia mimisan saat melihat pemuda yang imut, namun untuk saat ini ia merelakan tisunya untuk Rose yang mungkin saja mimisan karena melihat pemuda tampan.

"Itu Ayato, hmm... bagaimana jika kita seret dia kegudang sekolah lalu ikat dia dikursi dan telfon kedua orang tuanya untuk meminta uang tebusan? Khu khu khu pasti menyenangkan..." ucap Aoi dengan smirk andalannya.

Jduagh!

Sebuah jitakan mulus mendarat dikepala Aoi dan jitakan tersebut tentu saja dari Ayumi.

"Dasar otak kriminal!"

"Hei! Jangan salahkan aku! Salahkan si Akira, kan dia yang nyebarin virus kriminalnya!" Ucap Aoi berusaha membela dirinya.

"Eh kok nyangkutin aku sih?!"

Dan begitulah ketiga orang itu terus bertengkar soal siapakah orang yang memiliki otak paling kriminal diantara mereka bertiga.

Hyun dan Airi sedari tadi fokus mengamati pergerakan Ayato, sedangkan Rose masih tetap histeris saat melihat banyak pemuda tampan yang berlalu lalang disekitar lapangan basket.

Setelah puas bertengkar ketiga gadis itu kembali fokus pada tujuan utama mereka, yaitu mengintrogasi Ayato secara langsung.

Setelah keadaan cukup sepih mereka berenam langsung menghampiri Ayato yang sedang mengistirahatkan tubuh dibangku yang tak jauh dari lapangan basket.

"Ayato kah?" Tanya Akira basa basi.

Pemuda itu mengangguk dengan raut wajah yang datar namun tak sedatar tembok (:v).

"Kalian siapa? Ada urusan apa?" Tanya nya langsung to the point.

"Kami ini fans mu! Ada yang ingin kami tanyakan! Mari ikut kami sebentar." Ucap Rose bersemangat.

"Tapi ini sudah masuk jam pelajaran terakhir. Maaf aku harus kembali kekelas." Tolaknya cepat dan bangkit dari duduknya dan hendak pergi kekelasnya namun terhenti saat Akira dan Aoi menghadangnya.

"Ini penting."

♥♡♥♡♥

"Apa hari ini ada yang tidak hadir?" Tanya seorang guru yang notabene adalah guru IPA yang menjadi musuh bebuyutan Akira. Entah karena apa mereka berdua bisa bermusuhan seperti itu.

"Hadir semua pak!" Ucap Ikki, ketua kelas.

"Lha terus kok masih ada bangku yang kosong?" Tanya guru itu lagi.

Kyou langsung melihat kebangku yang masih kosong, yaitu bangku milik Akira,Aoi,Hyun,Ayumi,Rose,dan juga Airi.

"Kemana mereka?" Pikirnya nya dan kembali memperhatikan buku IPA biologinya.

Penjelasan demi penjelasan yang diterangkan oleh guru itu langsung ia rangkum dibuku catatannya.

--------

Sudah dua jam pelajaran berlalu dan keenam anak itu belum kembali kekelasnya. Kelas pun sudah sepih, hanya ia sendiri yang berada dikelas.

"Ais! Kok mereka gak kembali kekelas sih? Sebenarnya mereka kemana!"

Kyou mulai kesal dengan keenam temannya itu. Pikiran negatifnya mulai menguwar. Bayang-bayang keenam temannya diculik dan disandra membuatnya sedikit panik dan bingung.

"Ayolah Kyou, mereka itu tidak mungkin diculik. Kalau ada yang nyulik mereka pasti langsung tobat karena mereka berenam itu bisa bikin siapapun tobat karena kelakuan mereka yang lebih mirip mafia." Ucapnya pada dirinya sendiri.

Setelah perasaannya cukup tenang ia pergi keparkiran sepeda dan mendapati tinggal sepedanya sendiri yang masih berada disana.

"Apa mereka bolos?"

Dengan cepat Kyou langsung keluar dari tempat parkir dan meninggalkan sekolah.

Langit kali ini ditutupi dengan awan hitam yang menandakan jika sebentar lagi akan turun hujan. Secepat mungkin ia mengayuh pedal sepedanya.

Sesampainya dirumah ia langsung masuk kerumahnnya yang nampak sepih. Ia baru mengingat jika ibu dan ketiga adiknya sedang pergi kerumah neneknya, ya itu adalah agenda mingguan.

"Sendiri lagi! Huuh kapan aku bisa kerumah nenek? Dari beberapa bulan yang lalu cuman adik sama Ibu terus yang kesana, tapi kalau dirumah juga enak." Gumamnya.

♥♡♥♡♥

Masih dengan balutan seragam khas sekolah mereka, keenam gadis itu berjalan santai menuju sebuah cafe yang letaknya tak jauh dari taman kota.

"Kapan-kapan kita kesana lagi yuk!" Ucap Rose sambil memeluk tasnya gemas seraya membayangkan wajah-wajah para siswa SMA tempat Ayato bersekolah.

Akira mengangguk dan memainkan smartphone miliknya.

"Bagimana Kalau kita menyusun rencana? Bukannya dari kedua belah pihak merasa terbebani, maksudku Ayato dan Kyou." Ucap Aoi sambil memangku tasnya.

"Tapi ya Ayato dan Kyou itu menurutku pasangan yang serasi. Itu menurut ku loh." Ujar Ayumi.

Mereka berenam nampak terhanyut dalam pikiran masing-masing.

'Haruskah kami turun tangan?'

♥♡♥♡♥

Chapter kali ini pendek ya? Hehehe maaf~

My Ice Prince (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang