[one-shoot]

4.8K 387 17
                                    


                5 a clock in Memoire Cafe'

Dia gadis yang selalu ku perhatikan sejak 5 bulan terakhir. Wajah yang merona, matanya yang hitam cerah, dan senyumnya yang manis. Bagiku dia seperti Dessert atau lebih manis dari Dessert apapun.

Karena setiap melihat senyumnya, aku merasa bahagia atau senang atau gembira. Entahlah, aku bingung. Tetapi aku tidak pernah ingin melewatkan senyumnya satu haripun.

Kurasa aku jatuh cinta padanya.

                                   ****

Tepat pukul 05:00 sore laki-laki itu selalu datang ke cafe milik keluarga Park ini.

Park Yoo Ra, sudah sangat hafal dengan seorang laki-laki yang setiap hari datang ke cafenya pukul 5 sore dan juga duduk di meja nomor 5.

Tetapi bukan bosan, ia malah senang melihat laki-laki itu datang. Ia mulai menyadarinya 4 bulan terakhir, saat laki-laki itu mulai meninggalkan sesuatu diatas meja ketika hendak pergi.

Krincing..

Suara khas lonceng miliknya berbunyi menandakan sebuah pelanggan datang.

Lagi. Laki-laki itu datang tepat pukul 5 sore. Senyum Yoora mengembang lantas menghampirinya.

"Permisi, anda ingin pesan apa?"

"Moccacino" tebak Yoora dalam hatinya.

laki-laki itu menatapnya seraya tersenyum. "Moccacino."

"Benar 'kan.."

"Ada lagi?"

"Tidak."

"Baiklah, silahkan tunggu." Ia pun melangkah pergi dengan sedikit gugup.

"Huh, kenapa aku jadi grogi seperti ini?" Rutuk Yoora dengan mengetuk keningnya.

Karena tidak biasanya laki-laki yang tidak asing itu tersenyum padanya. Ya, walaupun Yoora tidak tau siapa nama laki-laki itu, tetapi ia merasa tidak asing karena sudah sering bertatap muka.

Mungkin sudah lebih dari seratus kali ia melayani laki-laki itu dan pesanannya tetap sama 'moccacino'. Karena itulah, tebakannya selalu benar.

Dengan senang hati Yoora membuatkan coffe pesanan laki-laki itu. Mungkin karena efek senyum yang diberikan laki-laki itu membuat hatinya gembira saat ini.

"Ini pesanan anda. Silahkan dinikmati." ucap Yoora seraya menaruh segelas coffe pesanannya.

"Ne, gamsahamnida. Ohya, ini pulpenmu tadi terjatuh." lantas menyodorkan pulpen kuning bermotif minion itu kearah Yoora.

"Ah benarkah? Terima kasih
" balasnya setelah mengambil pulpen dari tangan laki-laki itu.

Ia tersenyum. "Ne"

"Eum, baiklah." Yoora pergi dengan perasaan bingung.

Rasanya ingin sekali berlama mengobrol dengan laki-laki itu. Berkenalan, berbagi nomor telepon, bertanya tentang hobby masing-masing. Itu pasti sangat menyenangkan bukan. Ya! Yoora, apa yang kau pikirkan.

Pengunjung lain mulai berdatangan. Hari mulai gelap. Jam sudah menunjukkan pukul 05:45 sore. Laki-laki itu masih sibuk dengan notebook hitamnya. Sesekali Yoora mencuri pandangan pada laki-laki meja nomor 5 itu.

Entah apa yang membuatnya seperti itu, ia selalu melirik laki-laki itu walaupun sedang sibuk melayani cafenya.

Krincing..

Yoora menyadari kepergian laki-laki itu. Tepat pukul 06:00 sore. Yoora lantas menghampiri meja nomor 5 yang laki-laki itu sempat duduki tadi.

Beberapa lembar uang dan sebuah paper crane ada di atas meja. Yoora tersenyum. Mengambil uang dan paper crane berwarna merah muda yang terdapat inisial 'H' itu.

IKON WITH YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang