V. first night? [JINHWAN]

3.7K 330 8
                                    


Kangen kaliyan..

Jam sudah menunjukkan pukul delapan malam. Acara resepsi pernikahanmu baru saja selesai. kamu benar-benar senang bahwa acara resepsi pernikahanmu berjalan dengan lancar. Ini adalah hari yang sangat membahagiakan dalam hidupmu karena akhirnya margamu berubah menjadi 'Kim'.

Kamu mendudukkan tubuhmu diatas ranjang dengan masih memakai gaun pernikahanmu. Kamu menatap Jinhwan yang berjalan menghampirimu dengan mengulas senyumnya. Senyum yang tidak pernah lelah ia berikan padamu. Senyum tulus yang membuatmu jatuh pada cintanya.

Kamu tersenyum. Sekarang ia sudah berada tepat dihadapanmu. Menekuk lututnya dan kepalanya mendongak menatapmu. Ia tersenyum lagi. Masih senyum yang sama. Tidak terlihat rasa lelah disana.

Satu tangannya memegang lututmu dan tangan lainnya meraih tanganmu. Menggenggamnya kemudian mengecup punggung tanganmu.

"Apa melelahkan?" ucapnya.

Kamu tersenyum kemudian menggeleng. Rasa lelah itu sudah terganti dengan hari yang Indah ini. Terganti dengan setiap senyum yang ia berikan. Terganti dengan semua kelembutan yang dia berikan.

Kalian saling melempar tatapan dan senyuman. Rasa lelah itu tidak berarti jika kamu sudah bersamanya.

"Mungkin aku terlambat mengatakannya, hari ini kamu sangat cantik dengan gaun ini, sangat cantik sampai hatiku berdebar-debar."

Mendengar itu kamu tertawa kecil. "Gomawo oppa, kamu sangat tampan dengan jas ini. Aku menyukainya."

Ia tersenyum, lagi. "Apa kakimu sakit? Tadi aku melihatmu sulit berjalan."

"Mungkin aku terlalu lama memakai high heels, jadi terasa sakit."

"Sini, biar aku melihatnya." ucapnya kemudian mengangkat sedikit gaunmu dan meraih kakimu. Segera ia melepas high heels yang kamu kenakan dengan sangat berhati-hati.

Sedangkan kamu meringis menahan sakit yang berasal dari kakimu itu. Suamimu yang melihat ekpresimu itu pun menjadi khawatir.

"Ah mianhae, apa ini yang sakit?"

Kamu mengangguk. Ia segera melepas sepatu dengan sangat perlahan.

"Lihatlah, kakimu terluka. Kenapa kau memaksakan diri memakai sepatu ini? Lihatlah ini melukai kakimu." ocehnya.

"Mianhae, aku tidak bisa menolak pemberian dari eommamu, oppa." kamu menunduk. Kamu sangat tau pasti Jinhwan sangat menghawatirkanmu. "Ini tidak parah, kok. Gwaenchana." ucapmu lagi dengan tersenyum. Kemudian mengelus pundaknya.

"Seharusnya kau mengatakannya padaku jika sepatu itu tidak nyaman untukmu." Jinhwan menatapmu dalam.

"Oppa, aku baik-baik saja, oke?" ucapmu dengan segera mengulas senyum manismu.

Suamimu pun tersenyum walaupun sebenarnya rasa khawatir itu masih terlihat dimatanya.

"Baiklah tunggu, aku akan mengambil obat."

Kamu mengangguk dan dia segera berjalan pergi untuk mengambil kotak p3k. Tak butuh waktu lama, suamimupun sudah kembali.

Ia segera duduk disampingmu kemudian menaikkan kakimu diatas pahanya. Kamu tersenyum. Menatapnya yang sibuk mengobati kakimu itu. Rasanya membahagiakan. Ia benar-benar mengurusi dan menjagamu. Ia bahkan lupa dengan dirinya sendiri jika sudah bersamamu.

"Gomawoyo, oppa." ucapmu. Iapun menoleh menatapmu. Kamu segera tersenyum kepadanya.

"Sudah selesai. Sakit tidak?" tanyanya sambil membereskan obat-obat yang ia pakai untuk mengobati kakimu.

IKON WITH YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang