(3) Kencan Pertama

141 13 0
                                    

Author POV

Kringgggg......kringggggg

Bunyi jam beker itu pun menggema disebuah kamar minimalis yang bertema konteporer dengan dinding yang berdominan biru laut.

Setelah beberapa kali perempuan mungil itu mengerjapkan matanya dan meregangkan badannya dengan sisa kantuknya, Nadya pun bergegas untuk turun dari kasur tercintanya, dengan cepat Nadya melangkah ke kamar mandi untuk bersiap siap berangkat ke sekolah, belum setengah jam pun Nadya sudah berpakai pakaian rapih dengan seragam batik khas sekolahannya.

Seperti biasa Nadya berpenampilan apa adanya yang tidak memakai alat make up atau sejenisnya dan hanya menggerai rambutnya yang hitam dan tebal itu.

Nadya pun melangkahkan kakinya menuju ruang makan untuk menyusul Mama Papanya yang sudah terlebih dahulu berada disana.

"Pagi Mah Pah" Ucap Nadya dengan senyum yang mengembang diwajahnya.

"Tumben kamu bangun pagi Nad" Ujar Mama dengan tangannya yang sibuk mempersiapkan makanan untuk suami dan anaknya.

"Nadya bangun siang salah, bangun pagi juga salah, serba salah dah kaya raisa" Jawab Nadya sambil mengerucutkan bibirnya.

"Tumben aja sih kamu bangun pagi terus sumringah gitu, apa ini ada hubungannya gara gara kemarin kamu dianter pulang sama Vero?" Ujar Mama dengan tatapan mata horor.

Kemarin setelah Nadya masuk kedalam rumahnya yang cukup mewah itu Nadya dikejutkan dengan kehadiran wanita paruh baya yang berdiri dihadapannya dengan tangan yang berlipat diatas dada dan sorot mata yang tajam.
Tanpa menunggu pertanyaan dari Mamanya pun Nadya menjelaskan semua alasannya yang membuat Nadya menduga bahwa Mamanya pasti mengkhawatirkannya karena pulang telat.

"Ih apaan sih Mah" Sangkal Nadya dengan memutar bola matanya.

"Vero? Siapa Vero? Kok Papa gak dikenal kenalin sih?" Tanya Papa dengan mengernyitkan keningnya.

"Itu biasa Pah ge......" Belum selesai Mama Nadya berbicara Nadya dengan cepat mengalihkan pembicaraan Mamanya.

"Pah berangkat yuk, Nadya hari ini piket nih" Ujar Nadya dengan nada merengek dan mengaitkan tangannya ke lengan Papanya.

"Bukannya kamu piketnya kemarin ya Nad?" Ucap Mama dengan sorot mata heran.

Nadya hanya bisa merutuki kebodohannya, karena alasannya kali ini malah menjadi bumerang untuk Nadya sendiri.

Aduh otak gua buntu lagi, Batin Nadya.

"Ngggggg.... Udah yuk Pah Nadya udah telat nih, mah aku berangkat ya samlikum" Ucap Nadya dengan menyalami tangan Mamanya dan meninggalkan orang tuanya yang hanya mengeleng geleng kan kepalanya melihat anak semata wayangnya yang bersikap aneh.

Dengan menghentakkan kakinya Nadya menginjakkan kakinya keluar pintu rumah, Nadya dikejutkan oleh sosok lelaki yang berperawakan tinggi, sontak mata Nadya pun melebar melihat sosok tersebut yang sedang memunggunginya disamping mobil sportnya, dia Vero.

Apalagi ini yaAllah, Batin Nadya merutuki kebodohannya.

Baru saja Nadya ingin mengendap ngendap untuk masuk lagi kerumahnya, namun sapaan Vero menghentikan niatnya yang ingin kembali ke rumah.

"Hay" Ucap Vero dengan cengiran kudanya.

Dengan helaan napas yang panjang pun Nadya membalik badannya yang tadi memunggungi Vero, terlihat cengiran Vero yang memperlihatkan bolongan di pipinya dan lagi lagi Nadya hanya bisa menatapnya dengan tatapan memuja.

Satu kata, Manis, Batin Nadya.

"Eh kok ngelamun" Ujar Vero dengan mengibas ngibaskan tangannya untuk memberhentikan lamunan Nadya.

Cinta Datang TerlambatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang