Quella Reina Wijaya biasa di panggil Ella, gadis itu sudah rapi dengan setelan baju seragam osisnya yang berlengan pendek, rok panjang dan tak lupa sepatu hitamnya. Rambutnya di kuncir seperti biasa serta polesan tipis bedak di wajahnya sepaket dengan liptint pink di bibir mungilnya. Setelah mengecek penampilannya di cermin kamar yang bernuansa baby pink, Ella pun bergegas keluar kamar dan menapaki beberapa anak tangga menuju meja makan di dapur rumahnya.
Ella langsung menapakkan pantatnya di kursi makan, dan menyapa orangtuanya, "Pagi!"
"Pagi sayang," ucap kedua orang tuanya bersamaan.
"Ah so sweeeet!"
"Apa sih adek,"
"Ah bunda merona tuh,"
"Masa?enggak ah dek," ucap Ratna, bunda Ella yang saat ini sedang memegang kedua pipinya sendiri.
"Ella, diam kalau udah di meja makan. Kasian bunda pipinya udah mau meledak di isengin kamu," ucap Wijaya sambil menahan tawanya, ayah Ella.
"Ih Ayah!" kesal ibunya, Ella pun hanya terkikik geli lalu meminum susu sapinya.
Terdengar suara ribut dari tangga, seorang laki-laki dengan jeans belel dan sepatu sneakers yang belum di pakai dengan layak sambil mengancingi kemeja biru dongker, menutupi kaos hitamnya.
"Shit!" serunya keras.
"Dito!" tegas ayah Ella.
"E...eh yah, maaf bibir Dito khilaf," ucap Dito kakak Ella yang sudah duduk di sampingnya.
"Awas kamu kalau ngomong gitu lagi, uang saku ayah potong tiga hari," ucap ayah Ella yang fokus memakan sarapannya.
"Ya Allah yah...Dito banyak tugas yah..." rajuk Dito yang tak di hiraukan ayahnya dan akhirnya Dito menyerah, "Oke...oke."
Hmmmppp, Ella menahan tawanya semenjak kakaknya berada di tangga.
"Apa kamu dek?" sengit Dito sambil melirik tajam ke arah Ella
"Gapapa kok, duh mas Dito tatapannya tajem banget mas. Bisa bolong nih aku haha," akhirnya tawa Ella meledak juga, tapi itu hanya sebentar karena wajah Dito berubah cemberut.
"Uuuu mas ganteng," ucap Ella dengan suara sok imutnya sambil menopang dagunya lalu mengedipkan matanya cepat.
"Apaan dah," ucap Dito lalu mengacak rambut Ella. Ella yang di acak rambutnya langsung cemberut dan meneggakkan tubuhnya. Bibirnya maju beberapa senti, kesal. "Kan rambut adek!" sungut Ella sambil merapikan rambutnya.
"Hahahaha," tawa Dito lalu memeletkan lidahnya yang membuat Ella makin kesal.
"Dito. Ella." tegur ayah dan bunda bersamaan, mereka pun diam lalu memakan sarapannya.
Setelah selesai, Bi Surti membereskan dapur dan ibu Ella yang menyiapkan tas serta berkas ayahnya. Dito dan Ella pun berpamitan pada kedua orangtuanya dan Bi Surti sebelum masuk ke dalam mini copper biru milik Dito.
•••
"Ati-ati di jalan mas!" seru Ella sambil menutup pintu mobilnya setelah sampai di SMA Pradana.
"Iya, ntar kalo mau jemput bilang ya. Itu juga kalo gue bisa," seru Dito dari dalam mobil.
"Jahat! Dasar kakak durhaka, awas aja kalo lo galau lagi ew!" serunya sambil menghentakkan kaki dan berlalu ke sekolah
Dan Dito hanya terkikik melihat kepergian adiknya.
Suasana sekolah mulai ramai, sangat ramai. Hari ini adalah tahun ajaran baru dan Ella resmi menjadi anak kelas sebelas sekarang. Ella berkeliling lapangan basket sekolah mencari gerombolan teman-temannya. Matanya berkelana kesana kemari hingga akhirnya dia menemukan sebuah tas punggung hologram, Ella pun menghampiri gerombolan itu.
"Halo! Assalamualaikum ukhti cantik!" seru Ella sambil menepuk Shasa, partner in crime-nya.
"Waalaikumsalam ukhti!" jawab teman-temannya, just like vocal group.
"Gimana?sekelas ga nih kita?" tanya Ella.
"Hmmm..." ke empat temannya membuat ekspresi sok mikir.
"Ih! Ngeselin lo semua!" seru Ella.
"Kita sekelas lagi dong!!!!!" seru mereka bersamaan.
"Beneran?wah asik!!!" seru Ella, kemudian mereka berpelukan dan membuat lingkaran sambil teriak bahagia. Ingat teletabis?seperti itu lah mereka sekarang.
"Eh udah wey! Malu-maluin lo semua, jadi tontonan nih," ucap Qila.
"Apaan ew! Sok jaim lo! Biasanya juga lo yang malu-maluin kita," seru Ella.
"Iya noh, yang mulai bikin lingkaran kek gini juga lo," ucap Yola
"Bener tuh!" seru Tita
"Udah-udah kasian tuh mukanya Qila dah kek teko mau meledak," ucap Rina, seketika tawa Ella, Yola, Tita dan Rina meledak kecuali Qila.
"Jahat lo semua! Awas ntar kalo ulangan geografi gabakal gue contekin!" seru Qila sambil menghentakkan kakinya kesal.
"Uuuu tayang, sabodo!" teriak mereka berempat serentak yang membuat Qila semakin kesal.
"Tau ah, ga like gue," kemudian Qila berlalu pergi entah mau kemana, mereka berempat pun mengikuti Qila.
"Ya ampun Qil mau kemana?" tanya Rina sok peduli, dan tak di hiraukan
"Qil, lo kek anak babon yang kelimpungan nyari jodoh," gurau Ella
"Apaan sih! Pergi sana para dayang tak tahu diri!" seru Qila sok drama dan ini menjijikkan.
"Yeu baper yeuuu," seru Tita
Kemudian mereka berempat tersenyum pada satu sama lain, senyum yang berbau kriminalitas.
1...
2...
3..."Baper!baper!baper!baper!baper" nyanyi Ella dkk, sambil tertawa bahagia.
Qila pun semakin kesal dan akhirnya meninggalkan mereka berempat yang langsung di kejar.
"Qilaaaa!!!!"
•••
Keadaan kelas pun mulai ramai, teman sekelas Ella yang baru tidak kalah asik dengan kelas sebelumnya. Berhubung ini hari pertama, jadi kegiatan pembelajaran belum efektif. Ada beberapa gerombolan yang di kategorikan menjadi : Gerombolan anak kalem, gerombolan cowo game, gerombolan rumpi, dan gerombolan gila. Kategori terakhir adalah milik Ella dkk.
"Gila! Gue tadi nemu adek kelas yang songong!" ucap Qila menggebu.
"Ah lo dulu songong juga," kata Rina sambil memakan permen karet.
"Kan gue khilaf," lesu Qila.
"Ngeles mulu lo otaknya," ucap Ella.
"Iya, otak buat ngeles mulu. Kapan pinter lo," ucap Tita.
"Gue mulu di bully sakit men sakit hati," ucap Qila
Rina hanya memainkan ponselnya tanpa ikut berperilaku kriminal pada Qila.
"Yeu yang baru jadian ga bagi peje yeu," sindir Ella.
"Awas lo ntar ilang," sungut Qila, kemudian hening.
"PEJE!!!!" teriak Ella, Yola, Tita dan Qila.
Kemudian Rina berdiri sambil menutup kedua telinganya, "Brisik tau!!!!" teriaknya histeris lalu lari keluar kelas.
"Mau kemana lo!!!!" Lalu, mereka lari menyusul Rina.
; kkeut!
Gila! Gue itu penulis abal-abal gatau diri yang suka minta di baca ceritanya tapi endingnya cerita itu gue hapus :') Sabar ya lo semua sama gue yang labilnya kronis banget.
Gue bawain satu cerita lagi setelah cerita sebelumnya gue hentiin karena otak gue buntu.
Oke, berdoa aja ini cerita ga bernasib sama kek cerita sebelumnya. Ini gue kepedean kek ada yang baca cerita gue aja hahaha
Bye! Vomment yach! Aq tunggu cyinnn-arkarnnn
KAMU SEDANG MEMBACA
CHERIELOVE
Teen FictionKetika cinta dan waktu mempermainkan kita, ego memenangi intuisi kita. Ketika kamu pergi dan kemudian datang, ketika semua terlambat, ketika rasa yang terpendam mulai membuncah. Kita di permainkan oleh roda kehidupan, akan kah kita menang?mendapatka...