Kediaman Ella membuat teman-temannya heran, biasanya setiap mapel matematika dia akan meminta Qila menemaninya dengan alasan selalu kebelet setiap liat angka. Atau meminta Qila menemaninya diam-diam ke koperasi membeli roti kesukaannya ketika mapel prakarya berlangsung. Setelah insiden melihat lelaki itu di parkiran, Ella menjadi diam seakan tubuhnya ada namun pikirannya berkelana entah kemana.
"El!" Senggol Qila.
"Eh-eh apa?" Tanya Ella gelagapan, tersadar dari lamunannya.
"Lo kenapa?dari tadi gue sama yang lain perhatiin diem mulu," bisik Qila karena pelajaran BP sedang berlangsung.
"Gue gapapa kok,"
"Tai kuda lo emang, berapa taun si gue kenal lo?dari awal kita bisa nulis huruf El. Gue tau tetek bengek lo,"
"Bener deh..."
"Kenapa?kalo ada apa-apa itu cerita gosah di pendem kek nahan boker gitu,"
"Anu..."
"Anu apa? Ngomong aja si,"
"Hm gimana kalo kita ijin ke toilet trus nyeleweng ke taman belakang?"
"Oke,"
Ella dan Qila pun berdiri lalu berjalan ke meja guru di depan kelas dan meminta ijin ke belakang alias toilet. Setelah mendapat ijin, mereka pun langsung menuju taman belakang diam-diam.
Setelah duduk di kursi panjang yang ada. "Oke jadi apa?" Tanya Qila, terlihat Ella menghela napas panjang lalu memejamkan matanya lalu di bukanya kembali.
"Jangan potong omongan gue ok,"
"Sip ok,"
"Jadi...lo tau kan waktu anak musik di panggil ke ruang musik gue lewat koridor tuh terus tiap lewatin kelas pasti gue jinjit-jinjit ngintip gitu, nah waktu gue ngintip kelas XI A6 gue liat anak cowo tuh kek lagi ngenalin diri di depan kelas. Dia mirip banget sama seseorang,"
"Lanjut lagi waktu bazar ekskul musik kemaren gue liat cowo itu lagi, dia lagi ngegerombol gitu. Gue amatin dia, dia mirip sama seseorang dan gue kira dia emang seseorang itu. Bahkan gue sama dia sempet tatap-tapan gitu cuma ya dia natep gue datar seolah gakenal jadi gue ga yakin itu dia Qil,"
"Terus tadi waktu kepagian berangkat sekolah gue kesini nah gue liat dia lagi markirin motor ninja item, itu motor dambaan seseorang itu dulu waktu sd yaitu motor gede warna item. Gue perhatiin lagi dianya, dia beneran mirip seseorang itu bener deh. Kalo dia emang seseorang itu dia seharusnya nyapa gue kan? Haha," cerita Ella yang di akhiri tawa mirisnya.
"Seseorang itu...?" gantung Qila.
"Rio." Ucap Ella yang membuat Qila terkejut dan membelalakan matanya.
"A-apa?! Rio?! Serius?!"
"Iya, Rio. Tapi gue masih bingung dia emang Rio ato bukan, secara dia ga nyapa gue Qil. Sakit rasanya,"
"Sabar ya El, sabar. Gue bakal tanya si Firda deh, dia temen gue di kelas XI A6,"
"Makasih ya Qil, lo jangan bilang sapa sapa,"
"Oke El,"
···
Setelah sesi curhat di taman tadi, Ella dan Qila di banjiri pertanyaan oleh Yola, Tita, dan Rina namun mereka berdua beralasan kalau Ella sakit perut jadi harus menginap sebentar di Uks. Setelah itu mereka bertiga mengucapkan gws pada Ella, dan mereka berlima pun segera menuju masjid sekolah untuk melaksanakan sholat dhuhur.
Selesai sholat mereka kembali ke kelas sedangkan Qila entah pergi kemana, mungkin sedang mencari Firda untuk di wawancarai. Mereka berempat pun akhirnya fangirling-an pada sosok Song Joong Ki yang bermain di sebuah drama yaitu Descendant Of The Sun yang memang sedang hot di lingkungan masyarakat, Ella mulai berisik tidak seperti tadi sebelum curhat pada Qila.
"Yaampunnn!!! Gakuku ganana massss!!" Teriak Rina.
"Gantengnya masyaAllah, uh jodohkuuu," seru Tita.
"Jodoh gue ih ew!" Sungut Yola.
"Jodoh gue lah, jelas jelas dia bakal jadi imam gue ntar," ucap Ella tenang.
"Aminin aja biar senang ya," ucap Rina.
"Sialan," kesal Ella.
"Makannya sih kalo mimpi gausah ketinggian, kalo jatuh sakit," ucap Tita.
"Ya benar! Dan gada yang mau nangkep lo El," ucap Yola.
"Amasaaa? Song Jong Ki oppa bakal nangkep gue kok welk," ucap Ella sambil memeletkan lidahnya.
"Idih najisin," cibir Tita.
"Sirik aja lo dasar tai dugong," ucap Ella.
"Apaan tai dugong!!!" Kesal Tita.
"Brisik lo pada," ucap Dion, teman sekelas Ella menginterupsi.
"Apa?sirik lo?" Ucap Rina nyolot lalu memeletkan lidahnya.
"Najess, suara lo brisik. Galiat kita lagi maen pes? Suara lo pada kek toa," jawab Dion.
"Wah nantang ya lo!" Ucap Tita.
"Apaan nantang? Brisik lo oppa-oppa mulu dasar," ucap Tio ikut-ikutan.
"Ah iri yaaa?mau kita fangirling-in juga? Hm mimpi welk" ucap Ella.
"Najesss di fangirling-in cewe kek lo berlima sama si lele dumbo," ucap Yeyen yang berada di sebelah Tio.
"Yah maksud l?" Tantang Tita.
"Mau gelut ya lo?!" Tantang Yola.
"Minta gue cincang lo semua," ucap Ella.
"Ini mah ngajak perang," ucap Rina.
"Ya lo semua kan cewe barbar," ucap Dion.
"Yuk neng gelut di kasur, eh tapi entar aa di amuk Ando. Uh atutttt," ucap Alif.
"Cincang gue El, rela gue mah," ucap Tio.
"Yok peranggggg," seru Yeyen.
Entah siapa yang memulai, yang jelas Ella dkk serta Dion dkk sedang saling lempar kertas yang sudah di remas menjadi bulat. Sontak kelas menjadi riuh, anak lain yang tidak tahu apa-apa pun mulai ikut perang kertas karena jadi korban salah sasaran.
"Anjer mata gue!!!"
"Weh nyangkut di rambut gue!"
"Gila ini sapa yang bikin buletannya segede bagong?"
"Sialan jidat gue!"
"Heh ini kertas apa batu?keras amat wey,"
"Sialan gue jadi kena,"
"Rasain nih!!!"
"Mampus ga lo kena kertas gue haha,"
"Berhenti aduh aduh jadi kotor meja gue wey,"
"Sakit aa sakit auch,"
"Anjer masuk baju gue ih!"
"Haha ga kena ga kena, aw!'
Umpatan pun bergema di seluruh kelas, kertas berserakan di mana-mana. Di pastikan yang mendapatkan jatah piket hari ini akan marah besar.
Tak lama suara gebrakan pun terdengar.
Brak!!
Qila di depan pintu menatap anak sekelasnya dengan tatapan membunuh.
"Apa-apaan?! Gue piket hari ini!!! Sapa dalangnya?!!!" Teriak Qila emosi.
Anak-anak pun diam, kemudian beberapa anak yang menjadi korban tadi menunjuk Ella, Yola, Tita, Rina, Dion, Tio, Yeyen dan Alif.
"Cari isdet ya lo semua, awas aja lo pada ga bakal lolos. Apa lagi lo para dayang gatau diri," ucap Qila dan menatap marah pada ke empat temannya yang hanya tersenyum kaku.
;kkeut
Hai! Gimana chapter ini? Gila tiap chapter gue bacut mulu ya. Pede banget ada yang baca wkw tapi gapapa lah yang penting mah gue haply yegak? Bye
-arkarnnn
KAMU SEDANG MEMBACA
CHERIELOVE
Fiksi RemajaKetika cinta dan waktu mempermainkan kita, ego memenangi intuisi kita. Ketika kamu pergi dan kemudian datang, ketika semua terlambat, ketika rasa yang terpendam mulai membuncah. Kita di permainkan oleh roda kehidupan, akan kah kita menang?mendapatka...