Insiden perang kertas yang membuat Qila marah pun berimbas pada semua dalangnya, Qila menghadang di pintu kelas hingga mereka tidak lolos. Qila terus melototi mereka agar langsung mengambil sapu dan menyapu semua kertas yang berserakan, mereka hanya pasrah dan menyapu seperti apa yang Qila inginkan. Qila memang imut, tetapi kalau sekali di usik dia akan menjadi singa betina yang menakutkan.
"Gila capek bener!" Keluh Dion.
"Anjer lo sih," tuduh Yeyen.
"Apaan kok gue?noh cewe barbar kali," kilah Dion tak terima.
"Gosah mulai lo," sinis Ella yang sedang mengusap dahinya penuh peluh.
"Lagian lo pada ga mikir perasaan yang piket," ucap Qila.
"Halah baper pake kata perasaan segala haha," tawa Tio.
"Ew!" Kesal Qila.
Yola, Tita, Rina, dan yang lain pun menuju bangku masing-masing dan mengambil tas mereka, termasuk Qila. Hingga Dave datang.
"Assalamualaikum!" Sapa Dave.
"Waalaikumsalam" jawab mereka semua yang berada di kelas serentak.
"Weits bro?mau jemput majikan?" Tanya Alif.
"Pala lo majikan, tuan putri men," ucap Dave.
"Anjeng geli sat," ucap Alif.
Dave masih melihat Ella merapikan buku-buku di meja, sehingga Dave mendekati Dion, Tio, Yeyen, dan Alif untuk sekedar ngobrol. Hingga sudut matany melihag kalau Ella sudah selesai merapikan mejanya.
"Bareng?" Tanya Dave.
"Ga ngerepotin emang?" Tanya Ella.
"Enggak lah, kek sama sapa tau. Sama gue mah woles neng,"
"Hm gimana ya?"
"Ada janji emang?apa di jemput?alah paling bang Dito juga gamau jemput,"
"Engg..." Ella melirik Qila, meminta persetujuan entah kenapa. Qila pun menganggukan kepala, "Iya deh bareng," ucap Qila kemudian.
"Wahhhh"
"Cicuitttt"
"Kapan dor-nya?"
"Uhukkkk"
"Cie mas mbak"
"Kapan resminya mas mbak?"
Heboh temannya yang ada di kelas, membuat Ella merona. Oh, wanita mana yang tidak merona bila di goda seperti itu?
"Brisik jomblo," ucap Dave.
"Lo juga anjeng," cibir Tio.
"Ga ngaca jomblo ngatain jomblo," ucap Qila.
"Tapi ada calon mennn," ucap Dave.
"Gaya lo ew," kesal Tita.
"Makannya taken, cari gebetan kek. Ngiri mulu," ucap Dave.
"Ga peduli gue ga peduli," ucap Dion.
"Yaudah, yok El," Dave pun menggandeng Ella dan menuju parkiran yang sebelumnya mereka sudah berpamitan dengan dalang keributan di kelas Ella tadi.
"Nih helmnya," ucap Dave sambil menyerahkan sebuah helm putih pada Ella.
"Makasih," ucap Ella ramah dan langsung memakai helm yang di berikan Dave. Dave pun menaiki motor untuk memanasinya, dia melirik Ella melalui spion dan melihat kaitan helmnya tidak di kaitkan.
"El, sini," ucap Dave, Ella pun berjalan menghampiri Dave karena dia belum naik ke jok belakang.
"Apa?" Tanya Ella.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHERIELOVE
Подростковая литератураKetika cinta dan waktu mempermainkan kita, ego memenangi intuisi kita. Ketika kamu pergi dan kemudian datang, ketika semua terlambat, ketika rasa yang terpendam mulai membuncah. Kita di permainkan oleh roda kehidupan, akan kah kita menang?mendapatka...