"Tak perlu berputus asa ketika gagal mengejar cinta. Terkadang, cinta akan datang dengan sendirinya, tanpa bisa diduga"
~ Couple Shop ~
***
"Kenapa?" tanya Hafiz pada Riyan yang sesekali melirikku yang masih panik ditempat.
"Gimana ini Sa?" tanyaku panik sambil menguncang guncangkan badan Shalsa.
Tanpa menjawab, Shalsa langsung menghampiri Riyan dan Hafiz. Mereka berdua tampak berdebat dan Shalsa mundur dua langkah seakan akan ia gagal mencegah Riyan. Aku sangat sangat panik sekarang.
Tanpa pikir panjang, aku langsung cepat cepat memakai sepatuku dan langsung berlari menuju kelas. Aku berjalan sambil menunduk. Menahan rasa maluku. Aku benar benar sangat malu dengan semua yang kuucapkan tadi. Reflek kata kata itu keluar dari mulutku. Kupercepat langkahku menuju kelas. Ihh, bikin greget aja lohh si Riyan ini.
"Zahra, tunguu dongg... Ihh.. Zahra.." panggil seseorang, biar kutebak pasti itu Shalsa.
Aku sama sekali tidak menoleh dan tidak menanggapi panggilan Shalsa. Sudah cukup untuk hari ini!
"Woyy... dipanggil bukannya nyaut malahan diem aja. Budeg tah lo Zah?" cerocos Shalsa sambil menepuk bahu kananku.
"Emang ada apa sih?" tanyaku ketus.
"Yah jangan marahnya ke aku geh Zahra. Aku kan udah berusaha, nanti malem aku bakalan marahin Riyan di-BBM. Udah tenang aja," kata Shalsa sambil merangkul bahuku.
"Enggak marah loh. Eh, ngomong-ngomong, gimana ekspresi dia?" tanyaku penasaran.
"Nih yahh, kan aku berdebat dulu sama Riyan. Terus aku kalah debat sama dia, lalu Riyan ngomong kayak gini ke Hafiz 'Masa yaa Fiz, tadi yaa si Zahra, ngomong ke gue kalo lo itu cuma punya dia dan gak ada yang boleh suka sama lo selain dia,' kamu pasti tau lah cara orang provokator buat manas-manasin orang. Tau gak sih Zah, sengaja bener si Riyan itu pas ngomong kek gitu suaranya dia keras-kerasin. Terus dia ngeliat kearah tempat duduk kamu tadi, eh kamu nya udah pergi. Pada akhirnya, semua orang pada tau kalo kamu suka sama Hafiz. Dann... tau gak...-"
"Ih, bikin kesel aja tuh anak. Gimana ini? Ramadhan tau lagi. Pasti dia bakalan ngongekin aku,"
"Maen motong segala! Udah tenang aja, mau gimana lagi? Udah terlanjur," protes Shalsa.
"Yaudah lanjut,"
"Udah itu Hafiz kayak senyum senyum gak jelas gitu. Antara senyum ke-baperan sama senyum aneh. Mukanya itu yang gak nahan. Merah kayak kepiting rebus," lanjut Shalsa sambil tertawa geli.
Aku hanya nyengir aja menatap Shalsa yang masih tertawa. Hhmm... kira-kira dia juga punya perasaan gak ya sama aku?
***
Sudah sepuluh menit yang lalu bel pulang sekolah berbunyi, tapi Bu Septina masih saja menerangkan pelajaran Fisikanya. Semua siswa kelas XI Ipa 1 sudah bener bener dibuat bete sama nih guru.
"Nih, tugas kalian halaman 55 yang bagian Evaluasi Diri 6 kerjain 1 sampe 40. Hari rabu dikumpul," kata bu Septina sambil membuka kacamatanya.
"Hah?" teriak kami.
"Selasanya kan libur. Jadi bisa ngerjain besok toh?" kata bu Septina sambil keluar kelas membawa semua buku-buku Fisikanya yang bejibun.
Besok selasa para guru akan mengadakan rapat, entah mau ngerapatin apa yang membuat besok diliburkan.
Aku mendengus kesal sambil membereskan buku-buku ku. Tadi Matematika udah dikasih tugas 20 soal, sekarang Fisika 40 soal. Harus sabar tingkat dewa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Tim Tam
Teen FictionLove In Tim Tam #1 Berawal dari Zahra yang memberikan sebungkus Tim Tam kepada Hafiz melalui sahabatnya. Semenjak itu lah awal kedekatan mereka berdua Zahra yang sudah lama mencintai Hafiz selalu berharap bahwa cintanya akan terbalaskan. Hingga Ha...