[9] Dia Suka Tim Tam?

181 14 3
                                    

"Aku bisa cinta kamu bukan karena aku sedang membutuhkan mu. Tapi, membutuhkanmu karena aku ingin berbagi cinta denganmu"

~ Couple Shop ~

◆◆◆

"Aku harap kamu tidak marah ataupun kesal karena sikapku ini. Aku ingin tau apa rasanya cinta itu. Apa hanya kamu?"

~ Hafiz Alikhsan ~

***

"Arra! Cepetan sini!" Shalsa memanggilku.

Aku langsung menghampirinya, "Ada apa?" tanyaku sambil duduk di sampingnya.

"Jumat depan kita pemilihan Ketum dan Walketum ROHIS. Kamu bakalan milih siapa?" tanya Shalsa.

"Aku sih milih si Hafiz, tapi kalo Walketum-nya aku belom tau," aku menaruh jari telunjukku dibawah bibirku.

"Cie milih Hafiz. Pastil Arra milih doinya lah, " goda Shalsa.

Aku menaikan satu alisku, "Ya bukan karena itu aku milih dia, tapi... ya kayaknya dia bisa jadi ketua yang baik. Orangnya juga penuh tanggung jawab," Shalsa hanya menganggukan kepalanya mengerti.

Aku menyandarkan punggungku di kursi sambil menatap lurus ke depan dengan tatapan kosong. Aku membayangkan ketika Hafiz terpilih menjadi seorang Ketum ROHIS.

Aku tersenyum samar, "Aku yakin banget kalo Hafiz yang ke pilih," aku menatap Shalsa sekilas.

"Iya, aku juga," Shalsa tersenyum sambil menatapku.

"Pengumuman pengurus ROHIS, kapan ya?" tanyaku.

"Gak tau. Mungkin bulan Januari, masih lama juga kok. Pas semester 2," Shalsa juga menyandarkan punggungnya di kursi.

Aku menghela napas panjang, "Bosen tau Shal. Jalan-jalan kemana gitu, masih lama juga bel masuknya," ucapku.

"Yaudah," Shalsa bangkit dari tempat duduknya, lalu menarik tanganku pelan.

Kami melangkahkan kaki menuju taman sekolah. Aku mengandeng tangan Shalsa sambil mengobrol dengannya. Terbesit tanya di hatiku tentang hubungannya dengan Riyan. Masih pacaran gak sih mereka itu?

"Shal, kamu sama Riyan masih pacaran?" tanyaku.

Shalsa diam sejenak, "Udah putus kali. Seminggu yang lalu malahan," ucapnya.

Aku mengernyitkan dahiku bingung, "Katanya kamu mau mutusin dia pas akhir bulan Desember?"

Shalsa menghela napas berat, "Gak lah, kelamaan kalo sampe akhir Desember. Ya aku lebih milih ADS,"

"Emang kenapa sih mutusin dianya cepet banget?" tanyaku penasaran. Padahal, kak Akbar memberikan waktu pada ADS yang pacaran sampe akhir bulan Desember.

"Bosen," ucapnya singkat.

Aku sangat kaget mendengar ucapannya, "Kalian masih chatt-an kan?" tanyaku lagi.

"Masih, tapi gak terlalu sering kayak dulu," Shalsa mengangkat kedua alisnya.

Dari dulu Shalsa memang sudah seperti itu. Aku juga tidak tau harus apa kalo dia sudah bilang seperti itu. Aku sudah menasehatinya berkali-kali supaya bisa serius dalam hubungannya dan jangan ada kata bosen dalam hubungannya.

"Jangan gampang bosen geh sama Riyan. Dia kan baik orangnya," ucapku sambil merangkulnya.

"Mudah-mudahan aja," ucapnya pelan sambil mengangkat kedua bahunya.

Love In Tim TamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang