"Terkadang wanita itu sulit dimengerti, mereka ingin kamu tau perasaannya tapi tidak ingin mengatakannya padamu"
~ ig tumbler.anime ~
***
"Arra? Sekarang nama panggilan lo itu?" kata Risa sambil tertawa.
"Apa yang lucu coba?" kataku heran sambil menggembungkan pipiku.
"Muka lo yang lucu, kayak ikan buntel kesasar dikali," Risa tertawa terbahak bahak.
"Udah, jangan bikin gue gila gara-gara lo," tambahnya.
Siapa juga yang mau bikin lo gila? Yang lucu juga apa coba?
"Lo ini ada-ada aja ya, mana ada ikan buntel sampe kesasar dikali? Ada nya langsung mati tuh ikan,"
"Masa?"
"Iya lah! Mikir aja coba!" kataku nyolot.
"Bodo!!!" lagi lagi Risa tertawa terbahak bahak sambil memegangi perutnya.
"Bete gue sama lo! Minggir.. minggir, gue mau keluar," ujarku kesal sambil naik keatas kursi Risa untuk keluar dari tempat dudukku.
"Elah, gitu aja marah. Sensi amat sih lo kayak pantat bayi," sahut Risa.
Aku hanya memutar bola mataku sambil berjalan menuju luar kelas. Masih terlalu pagi kalo aku udah marah sekarang ini. Aku menghela napas panjang sambil melipat kedua tanganku dibawah dadaku. Mataku tertuju pada kelas XI Ipa 2 yang terlihat ramai dengan siswa-siswi yang keluar masuk kelas dan berlalu lalang didepan kelas itu.
Aku menunggu seseorang keluar dari dalam kelas itu. Aku ingin melihat wajahnya pagi ini.Kenapa dia belum juga keluar?
Mungkin aku harus bersabar. Aku masih setia menunggunya keluar dari kelasnya. Hingga, bel berbunyi tanda masuk. Aku menghela napas kecewa. Menatap kelasnya yang masih ramai berlalu lalang siswa-siswi. Aku kembali masuk kedalam kelas.
***
Bel istirahat kedua berbunyi, menandakan shalat Zuhur berjamaah dilapangan. Kalian mungkin mengira shalat Zuhur berjamaah tengah hari dilapangan terus panas.
Disekolahku, ada 2 lapangan. Satu lapangan untuk upacara bendera atau keperluan lainnya dan satunya lapangan khusus buat shalat Zuhur berjamaah dan kultum setiap hari Jumat yang ditumbuhi pepohonan tinggi dan lebat. Sehingga terasa sejuk dan nyaman berada disana.
"ZAHRA!! DIPANGGIL PUTRI," teriak Ghina dari depan kelas.
Aku menghampiri Putri yang menungguku didepan kelas."Shalat gak Zah?" tanya Putri sambil menenteng mukenanya.
"Shalat kok, mau bareng?" tanyaku balik.
"Iyaa, temen-temen aku pada lagi gak shalat. Jadi, aku bareng kamu aja lah,"
"Oke, tunggu ya. Aku ambil mukena dulu sekalian ngajak Shalsa.
Putri hanya mengangguk pelan. Kuambil mukenaku, lalu menghampiri meja Shalsa yang sang pemiliknya sedang memainkan Hp-nya.
"Narok mukena dulu yuk, biar dapet saf paling depan," kataku sambil menunjuk mukenanya dengan daguku.
"Okee," jawab Shalsa singkat.
Shalsa membuka sepatu dan kaus kakinya. Tidak memerlukan banyak waktu, Shalsa sudah selesai dan langsung menggenggam tanganku menuntunku berjalan menuju lapangan.
Putri yang melihat kami berdua keluar kelas, langsung menghampiri kami dan menyamakan langkah kakinya dengan langkah kaki kami.
"Eh,.. ada Putri," kata Shalsa sambil tersenyum pada Putri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Tim Tam
Teen FictionLove In Tim Tam #1 Berawal dari Zahra yang memberikan sebungkus Tim Tam kepada Hafiz melalui sahabatnya. Semenjak itu lah awal kedekatan mereka berdua Zahra yang sudah lama mencintai Hafiz selalu berharap bahwa cintanya akan terbalaskan. Hingga Ha...