"Kamu boleh galau, sakit hati, sedih. Tapi kamu tidak boleh menyerah"
~ Couple Shop ~
◆◆◆
"Aku sangat ingin dekat denganmu. Walaupun mengejarmu membuatku sakit, tapi tidak apa-apa aku akan tetap senang dengan semua perlakuanmu"
~ Zahra Vianni Gracella ~
***
Dengan langkah cepat, Zahra berjalan menuju Mushollah. Dilihat dari raut wajahnya, dia tampak sangat senang tak seperti biasanya. Zahra menghampiri seorang laki-laki berkulit putih dan berambut hitam lurus sedang memesan nasi uduk dikantin dekat Mushollah.
"Hafiz," sapa Zahra sambil tersenyum manis. Laki-laki itu pun menoleh kearah Zahra dan membalas senyuman manis dari Zahra.
"Iya? Ada apa Zahra?" tanya Hafiz lembut.
"Buatin gue kaligrafi dong," jawab Zahra yang sudah duduk dikursi kantin sambil menyandarkan punggungnya ditembok dan sesekali mengayun-ayunkan kakinya.
"Oke, gue buatin. Gue kasih lo besok ya," kata Hafiz lembut sambil tersenyum pada Zahra.
ZAHRAA!! CEPET BANGUN!! NANTI TELAT!!
Zahra tersentak bangun, saat mendengar teriakan mamanya dari luar pintu kamarnya. Dia mengambil Hp-nya yang berada diatas meja dekat kasurnya. Zahra menggeser layar Hp-nya untuk melihat jam berapa sekarang. Jam menunjukan pukul 06.15 pagi. Zahra menghela napas lega, karena dirinya sedang halangan. Kalau tidak, dia pasti sudah kewalahan dikarenakan telat shalat Subuh. Masih banyak waktu untuknya bersiap-siap.
ZAHRA! CEPET BANGUN!! teriak mama Zahra untuk yang kedua kalinya.
"IYA MA, AKU UDAH BANGUN,"
Zahra bangun dari atas kasurnya dan berjalan menuju kamar mandinya.Udah yang ketiga kalinya, gue mimpiin dia dengan tujuan yang sama pula.
Setelah semua sudah siap, Zahra membuka pintu kamarnya sambil menyampirkan tasnya dibahu kirinya dan tak lupa ia kunci pintu kamarnya. Zahra menuruni anak tangga dengan cepat, hingga dia sudah sampai diruang makan. Disana sudah ada mama dan papanya yang sedang makan.
"Selamat pagi mama, papa." kata Zahra sambil tersenyum.
"Pagi juga sayang. Sarapan dulu sana," sahut mama sambil tersenyum pada Zahra.
Zahra hanya mengangguk lalu, ikut sarapan bersama orangtua nya. Terpintas ingatan tentang mimpi yang baru saja dialaminya tadi. Membuat Zahra teringat oleh mimpi-mimpi sebelumnya yang tujuannya sama dengan mimpinya tadi.
"Zahra, kok malahan bengong?" tanya mama.
"Ohh... enggak, gak papa ma," sahut Zahra gugup.
"Yaudah, kita berangkat yuk!" kata papa sambil bangun dari tempat duduknya.
"Eh, iyaa.. pa,"
***
"Shalsa, buatin aku kaligrafi," kataku pada Shalsa yang masih sibuk menyelesaikan ornamen kaligrafinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Tim Tam
Teen FictionLove In Tim Tam #1 Berawal dari Zahra yang memberikan sebungkus Tim Tam kepada Hafiz melalui sahabatnya. Semenjak itu lah awal kedekatan mereka berdua Zahra yang sudah lama mencintai Hafiz selalu berharap bahwa cintanya akan terbalaskan. Hingga Ha...