Mata kuliah Pak Anrez terasa sangat menyenangkan jika dosennya tidak masuk. Alice dan teman-temannya memilih untuk pergi ke kantin.
"Sel, ini tugas kita, kalau nanti ada dosen selanjutnya kasih tau ya lewat wa," ucap Alice mengumpulkan tugasnya dan teman-teman. Kalau mau aman keluar saat jam mata kuliah mereka menyelesaikan tugas lebih awal.
Tujuan utama mereka adalah kantin. Karena kelas ada di lantai lima, mereka turun melalui lift utama. Enam gadis itu masuk ke dalam lift setelah pintu terbuka, hanya ada mereka karena memang biasanya tidak banyak mahasiswa yang keluar saat berada di jam mata kuliah.
"Sumpah guys, gue gak nyangka banget Brylian ke kelas kita!" seru Karina.
"Iya, ih kenapa sih gue jadi beku pas orangnya gak ada," kesal Sarah.
"Tahu lo pada, tadi pas gak ada orangnya aja nanyain," sahut Rena.
"Bagian orangnya ada aja pada kicep lo semua," lanjut gadis itu dengan ucapan yang menusuk hati Karina dan Sarah.
Dua pemburu cogan ini pantang menyerah untuk menemukan cinta sejati dengan kriteria empat sehat lima sempurna. Krteria itu dibuat oleh dua gadis tersebut, 4 sehat yang berarti; 1.) Sehat hati, 2.) Sehat rohani 3.) Sehat Jasmani 4.) Sehat wajah dan 5.) Yang menjadi penyempurna adalah sehat rekening.
Bagi mereka, di dunia ini hanya orang-orang munafik yang mengatakan kalau suatu hubungan akan bahagia hanya karena adanya cinta. Namun kita juga harus berpikir realistis, bukan hanya cinta saja yang dicari, namun ketampanan dan dompet yang terisi tebal pun tak kalah penting. Bahkan keduanya menjadi dua teratas dalam urutan mencari pasangan.
"Tapi sumpah gue kaget banget waktu Brylian nyamperin Alice," kata Aqila mengingatkan mereka kembali tentang kejadian beberapa menit yang lalu.
"Iya, gue juga kaget. Alice, lo kenal sama Brylian?" tanya Sekar pada Alice.
Alice menggelengkan kepalanya dan berkata, "ng—nggak."
"Kok lo gugup gitu sih jawabnya?" ucap Rena curiga.
"Jangan-jangan ada yang lo sembunyiin ya dari kita?"
"Nggak kok, enggak! Gak ada yang gue sembunyiin dari kalian," kata Alice mengelak. "Lagian gue juga tadi kaget Brylian tiba-tiba nyamperin gue."
Ya, Alice juga terkejut kenapa Brylian menghampirinya. Tentang sapu tangan itu, ia heran kenapa bisa ada di tangan Brylian, padahal itu adalah sapu tangan yang di belikan Valleron untuknya.
*****
"Udah lo kasih sapu tangannya?" tanya Valleron pada Brylian.
"Udah," jawab Brylian singkat.
"Tapi kenapa gak lo langsung aja yang balikin sapu tangan itu?"
"Kan lo yang dititipin Pak Anrez tugas, bukan gue." Valleron beralasan, laki-laki itu sepertinya lupa kalau Brylian memiliki kemampuan telephaty, dia bisa membaca apa yang sedang ia pikirkan.
"Gue tahu isi pikiran lo, ternyata lo juga berpikir kalau dia mirip dengan orang itu?" kata Brylian yang ternyata juga memiliki pemikiran yang sama dengan Valleron. "Kalau lo mau tahu, dia juga pernah mencoba untuk bunuh diri."
"Gue rasa persaingan satu tahun lalu akan dimulai kembali." Brylian mendeklarasikan kembali perang mereka setelah satu tahun berlalu. Tidak ada respon dari Valeron karena laki-laki itu tidak ingin membahas apapun tentang kejadian waktu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
NORMALITY CAMPUS
Ficção AdolescenteAlice hanya ingin menikmati masa kuliahnya dengan normal. Namun, berbagai masalah datang hingga gadis itu berniat untuk bunuh diri. Tidak ada yang tahu Alice pergi ke rooftop dan berniat untuk loncat dari sana. Tiba-tiba seseorang menahannya, laki-l...